Part 39 Pernikahan Paksa

221 7 0
                                    

"Nisa, Ibu cuma minta kamu nurut aja sekali sama Ibu!" bentak Ibu Renata sepagi ini.

"Nisa nggak bisa, Bu!"

"Kamu sudah umur berapa sekarang, Nisa! Ibu nggak ingin kamu hidup tanpa suami! Ibu ingin kamu menikah!"

"Bu, berapa kali lagi aku harus membuka hati aku, Bu? Nisa emang nggak ditakdirkan menjadi istri siapapun!"

"Ibu sudah punya calonnya."

"Apa?" kaget Nisa.

"Ibu jangan main-main sama hidup Nisa, Bu! Nisa nggak akan pernah cinta siapapun! Nisa akan menyakiti orang itu!"

"Cinta itu dibangun, Nak. Menikah nggak harus dengan orang yang kita cintai. Kamu harus terima pilihan Ibu!"

"Nggak, Bu. Aku nggak bisa! tolaknya tegas.

"Tapi Ibu nggak akan membiarkan kamu hidup tanpa pasangan!"

***

"Kamu akan menikah dengan Nisa."

***

"Dimas?" Nisa tak ada henti-hentinya melongo. Ia terlonjak kaget begitu mendengar pria yang akan dinikahkan dengannya.

"Dimas itu punya pacar, Bu! Nisa nggak boleh hadir diantara mereka!"

***

"Mama sudah bicara dengan keluarga Nisa, dan kamu akan Mama nikahkan dengan Nisa. Untuk urusan kali ini, kamu nggak boleh menolak permintaan Mama!"

"Tapi aku nggak cinta sama dia, Mah!"

"Mama sama papa kamu juga dulu nggak saling mencintai. Kamu harus belajar dari kehidupan Mama! Yang kemudian lahirlah kamu, Gio. Dan Mama selalu bahagia hidup bersama papa kamu!"

***

"Nisa nggak cinta sedikitpun sama dia, Bu! Kenapa Ibu bisa senekat ini!"

"Ibu nggak mau dengar penjelasan kamu lagi, ini keputusan terakhir Ibu!"

***

"Mama tidak ingin mendengar penolakan kamu, Dim. Kamu harus terima keputusan Mama!"

Kehidupan yang sudah dirancang oleh Dimas dengan sangat sempurna, telah berbelok ke jalan lain.

Mulai kalang kabut dengan situasi yang dihadapinya kali ini, hati Dimas seakan diremuk. Meninggalkan orang yang dicintainya, lalu menikah dengan orang yang tidak ia cintai.

***

"Aku tahu kamu kecewa sama aku, Bel. Tapi ini bukan kemauan aku, mama yang paksa aku menikah dengan Nisa! Kamu percaya 'kan sama aku Bel, aku cuma cinta dan sayang sama kamu!"

"Tapi ini permintaan mama kamu, Dim. Keluarga Nisa juga udah setuju. Kamu harus terima, Dim."

"Bel, nggak bisa kayak gini! Gimana sama hubungan kita, Bel?"

"Aku nggak papa, Dim. Mama kamu berhak memutuskan siapa yang akan menjadi menantunya. Jangan permalukan mama kamu di depan keluarganya Nisa, Dim. Dan cincin ini, harusnya ada di tangan Nisa."

"Bel, jangan lepas cincin itu Bel! Aku mau kamu tetap pakai cincin ini!"

Bella sudah menitihkan air matanya sedari tadi.

The Past (Tamat) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang