"Diem kek lo, bocil. Kalau Mami gak tau gua balik, kenapa mobilnya bisa gua pakai? Sinting lo, orang baru pulang bukannya disambut malah diintrogasi," ujar Vincent kesal karena berbagai macam pertanyaan meluncur gitu aja dari mulut gua.
"Lo tuh yang sinting! Tiba-tiba datang dan bikin rusuh."
Walaupun sibuk nyetir mobil, sesekali Vincent ngelirik gua di dahinya muncul kerutan karena emosi.
Sekilas tentang Vincent Volker, saudara kembar gua. Dia lahir beberapa menit lebih dulu dari gua, keras kepala, ngeselin, jamet kuproy, aneh, dan sebagainya. Sedari kecil dia tinggal di Jogja sama Nenek dan Kakek, tapi sekarang Kakek udah gak ada jadi tinggal Vincent dan Nenek aja yang tinggal di rumah bernuansa tradisional punya Nenek. Dan gak ada satupun orang yang tau kalau gua punya saudara kembar, kecuali orang-orang tertentu.
Ah, iya. Sena tadi gimana ya? Apa tersinggung sama ucapan Vincent? Sampai rumah gua harus chat dia, seenggaknya minta maaf dan jelasin apa yang terjadi. Pasti dia bingung karena tadi.
"Kurang ajar, abangnya jelasin ini anak malah ngelamun!" Vincent jitak kepala gua.
"Sakit tau! Gua aduin Mami lo ya!" Ancam gua karena kesel banget sama kelakuan saudara kembar gua ini.
Demi apapun mood gua hancur banget hari ini. Ini juga kenapa Vincent muter lagu pargoy di mobil?! Makin bikin emosi tau gak!
"Anjir, tangan lo usil banget dah!" Kata Vincent sambil nabok tangan gua pelan.
"Musik lo berisik, jadi gua matiin."
Tanpa basa-basi, Vincent rebut hp G/gua dan dilempar ke jok belakang. Sekarang gantian Vincent yang bilang "HP lo ngeganggu, jadi gua buang."
Tenang Carolina, Vincent bukan tipe orang yang gak mau kalah, jangan emosi atau kalian makin bertengkar. Gua tarik jaket punya Sena sampai nutupin kepala gua. Aroma vanilla nya bikin gua jauh lebih tenang dan sedikit ngantuk.
Tiba-tiba Vincent minta gua untuk lepasin jaket Sena dan taruh di jok belakang. Dia bilang kalau hidungnya sensitif dan gak bisa cium aroma yang terlalu menyengat kayak parfum Sena.
"Lo kenapa sih ngeselin banget?" Tanya gua heran sama sifat kembaran gua sendiri.
Vincent yang sibuk nyetir sesekali ngelirik gua dan kemudian fokus ke jalanan lagi.
"Gua gak ngeselin. Sifat gua yang ini gak semua orang tau, jadi lo harusnya bangga karena lo lihat sesuatu yang spesial."
Gua ke gep langsung sama Vincent waktu ngikutin omongannya dengan mimik meme yang terkenal itu.
"Sadar diri, lo juga sama ngeselinnya kayak gua."
Gak bisa dipungkiri kalau gua sama Vincent punya sifat yang hampir sama, tapi karena jarang ketemu bikin kami berdua kayak orang asing dan sering bertengkar kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakuna - 00 line
Teen Fiction"Apa benar begitu?" "Iya, masih gak percaya? Kan gua udah bilang, sekali lo masuk gak bisa keluar, Nevano!" . . . Kehidupan Nevano yang monoton dan membosankan tiba tiba saja berubah genre sejak ia mendapatkan teman sebangku untuk pertama kalinya da...