6 - Afanasyi Siera

37 3 0
                                    

"Rokok?"

"No, thanks. Terlalu pagi buat nyebat,"

Saka kembali sibuk dengan rokok dan koreknya. Bel masuk sekolah belum bunyi, tapi cowok ini udah cariin masalah baru buat gua. Kelihatannya dia suka lihat ceweknya ribut dengan orang lain. Gak waras.

"Sesuai perjanjian, sekarang adalah waktunya lo jawab pertanyaan gua," kata Saka setelah buang asap rokok yang sempat masuk ke dalam paru-parunya beberapa detik.

Sekilas tentang Saka dan gua, kami berdua ketemu waktu anak sekolah lain datang ke sekolah beberapa waktu lalu. Ya... Penyerangan di sekolah kemarin itu loh.

Senin itu gua lagi perjalanan turun tangga mau ke gerbang sekolah. Beberapa dialog dari skenario yang gua buat terus-terusan tampil di otak gua, rasanya memang gua bakalan keluar dari sekolah ini dalam waktu dekat.

Tepat sebelum gua sampai ke lantai dasar, gua lihat ada seorang cowok bermata sipit berdiri sambil mainin hpnya. Dia sekilas lihat ke arah gua, kayaknya dia bukan anak kelas unggulan. Gua gak terlalu perhatiin dia karena menurut gua gak penting, tapi tiba-tiba aja dia halangi jalan gua.

"Apa?" Tanya gua spontan.

Dia masih sibuk dengan hpnya dan kasih gestur supaya gua tunggu sebentar lagi. Setelah dia simpan hpnya ke dalam saku seragam, cowok itu mulai ngomong.

"Lo yang mereka cari? Apa masalahnya?"

Name tag di dada kanannya sempat bikin gua kaget untuk beberapa waktu, akhirnya orang yang gua cari-cari ketemu juga. Ini artinya gua harus undur kepergian gua dari SMA Adi Jaya, urusan gua makin banyak disini ya~

"Cuma gertakan kecil. Sekolah mereka duluan yang senggol anak Adi Jaya, gua gak bisa diam aja kan kalau temen sekelas gua diganggu? Yeah, my classmate," jelas gua setingkat dan sejelas mungkin.

Kayaknya dia paham dan mau pergi gitu aja.

"Lo gak bisa pergi gitu aja setelah dapat informasi dari gua kan, Saka mantan ketua Left Head Cerberus?"

Langkah kaki Saka yang gak terlalu jauh langsung berhenti. Tanpa menoleh sedikitpun dia bicara, "bisa. Lo beresin sendiri masalah yang lo buat ini dan kita ngobrol nanti."

Ya, kurang lebih begitu pertemuan pertama gua dan Saka. Tanpa disadari sekarang udah 3 kali kami ketemu.

"Walaupun baru 2 bulan, Cindaku udah punya anggota lumayan banyak," kata gua dan dapat respon dari Saka yang lagi nyebat.

"Mau 2 bulan atau 2 tahun sekalipun bukan masalah buat Cindaku. Perluasan kawasan udah dilakuin dengan gencar, tetap aja ada serangga yang ikut campur,"

Segumpal asap keluar dari mulut Saka, cowok sipit itu kelihatan nikmatin setiap sedotan asap rokok yang masuk ke paru-parunya. Kepalanya sedikit menoleh ke gua yang berdiri di samping.

"Utusan iblis atau psikopat gila? Siapa yang nyuruh lo kesini?" Pertanyaan Saka terkesan to the point, walaupun mukanya kelihatan santai dia tetap aja waspada sama gua.

Mata gua gak sengaja lihat coretan iseng di dinding bangunan, "bukan dua-duanya." Setelah mendengar jawaban dari gua, Saka diam aja. Kayaknya dia penasaran darimana dan siapa yang nyuruh gua.

"Lupain aja hal itu, lo gak suka dengan Cerberus kan? Makanya lo pergi dengan bawa hampir setengah dari anggota mereka?"

Saka tarik kembali rokok yang belum sampai di bibirnya. Mantan ketua Left Head Cerberus yang sekarang jadi ketua Cindaku itu miringin badannya sedikit ke arah gua. Tatapannya kelihatan dingin, gak bersahabat dan makin waspada. Dibuanglah rokok yang masih lumayan panjang itu ke tanah, kemudian diinjak Saka sampai benar-benar mati apinya.

Lakuna - 00 lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang