"Loh, Saka? Lo disini?"
Anjir, kenapa harus ketemu mereka sekarang? Mereka nge-date? Serius gak nih? Gua mau ngakak. Gimana ya, satu sekolah tau mereka berdua pacaran. Tapi banyak yang bilang itu cuma setting-an, soalnya mereka berdua gak kelihatan kayak orang pacaran pada umumnya. Malah terkesan cuek gitu.
Oh iya, puas main akhirnya Sena ngajakin makan. Katanya dia udah lapar dan capek pengin minum es. Entah kenapa ujung-ujungnya malah ketemu Saka sama Kiran disini, sebenernya semua ini ada unsur sengaja atau gak? Apa mereka semua udah tau identitas gua sama Saka dan sengaja mempertemukan kami?
Mata tajam Kiran lihatin gua dan Lin dari atas sampai bawah, tiba-tiba aja senyuman miring muncul di mukanya.
"Double date? Masih jaman ya begituan?" Sindirnya dan tentu aja gua denger.
"Kenapa? Ada masalah? Oh, lo gak punya temen sih, wajarlah ya." Dia duluan yang mulai, jadi sekalian aja diladenin. Kiran yang lihat itu cuma berdecih dan buang muka dari kami semua. Sedangkan Saka cuma diam aja karena udah tau gimana sifat ceweknya, dasar bucin tolol.
Sekilas kenapa gua tiba-tiba bisa ikut acara jalan-jalan kali ini, padahal beberapa hari lalu gua udah bilang gak bisa. Sebelum ini gua dan Saka sempat ada rapat lagi tentunya dengan Dylan si ketua Black Ocean, ngebahas soal rencana persekutuan Cerberus dengan kelompok lainnya.
Intinya hasil dari rapat itu kami memperkirakan secara akurat kapan dan dimana operasi gabungan itu bakal dilakukan. Cuma ada 2 kemungkinan, yaitu minggu ini dan minggu depan. Tapi setelah dipikir-pikir Cerberus butuh waktu lama untuk menerapkan rencana mereka dan bukan hal yang gampang untuk buat banyak orang kumpul dalam waktu cepat.
Dylan, cowok jangkung itu bilang supaya gua dan Saka ambil cuti beberapa hari supaya lebih tenang. Sama kayak Saka, gua juga sempat tolak ide Dylan. Tapi lagi-lagi gua gak bisa ngebantah karena Abin juga ikut turun tangan. Dan gua rasa begitu juga dengan Saka yang sekarang beberapa kali curi-curi pandang kesini. Dasar cowok, udah ada pacar masih aja lihatin cewek lain.
"Ada yang tau kenapa Saka lihat kesini mulu?" Tanya Sena yang sadar dari tadi Saka lihatin punggung Lin.
Karena gua dan Sena terang-terangan lihat Saka, cowok itu langsung pasang muka nyolotnya dan buang muka gitu aja. Gak lama kemudian Kiran ikut menoleh sebentar dan kembali fokus ke Saka.
Makin lama pengunjung makin ramai. Kebanyakan sih pengunjungnya keluarga ya, buktinya gua bolak balik lihat anak kecil seliweran di luar HC. Bangsat, bikin iri aja lihatnya.
"Lama banget, gua lapar tau," kata Sena sambil tidurin kepalanya diatas meja.
"Bangsat."
Sekarang Gua harus apa? Apa Saka tau juga soal ini? Dari gerak geriknya sekarang dia belum tau, apa sebaiknya gua kasih tau yang lain dulu baru ajak Saka?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakuna - 00 line
Teen Fiction"Apa benar begitu?" "Iya, masih gak percaya? Kan gua udah bilang, sekali lo masuk gak bisa keluar, Nevano!" . . . Kehidupan Nevano yang monoton dan membosankan tiba tiba saja berubah genre sejak ia mendapatkan teman sebangku untuk pertama kalinya da...