"WAH!!!"
Dari parkiran mobil bisa terdengar deburan ombak dengan batu karang dan angin hangat yang menerpa wajah mereka. Kabur dari acara kelulusan ramai-ramai kali ini sepertinya jadi salah satu keputusan paling tepat yang diambil Nevano, semuanya sepadan dengan apa yang di dapatkan hari ini.
Mungkin jika Nevano ragu untuk mengiyakan ajakan teman-temannya, baik Nevano atau yang lainnya tidak akan merasakan kesenangan seperti ini. Andai sebelum-sebelumnya Nevano memilih untuk pasrah atas takdir yang menimpanya, apakah ia akan sampai pada titik ini? Dimana Nevano bertemu dengan ayah kandungnya bahkan sampai ia bisa mendapatkan saudara laki-laki, semua itu melalui banyak proses.
"Nevano, ayo!"
Nevano sedikit tersentak mendengar Sena memanggil namanya, ternyata teman-temannya sudah jalan lebih dulu sementara dirinya masih ada di sekitar mobil. Mereka berempat-Saka, Siera, Sena dan Lin-berhenti sejenak dan menunggu Nevano datang menyusul mereka. Dibalik topi putih yang dipakai Saka, pemuda itu mengulum senyum seperti yang lainnya.
"Iya!"
Akhirnya mereka berjalan beriringan dan berhenti di tepi pembatas jalan. Mereka berlima melihat ke arah laut memperhatikan objek yang menarik bagi masing-masing orang. Sejenak pemuda berkacamata itu terdiam, mengingat bagaimana akhirnya ia bisa lulus dengan nilai memuaskan dan mendapat juara 2 umum di sekolah. Meskipun bukan dirinya yang mendapat juara 1, rasanya sudah lebih dari cukup karena banyak nikmat yang didapatkannya akhir-akhir ini.
Pertemanannya yang berawal terdiri dari Nevano, Sena dan Lin, sekarang makin bertambah dengan kehadiran Saka dan Siera. Dua orang lainnya yang turut andil dalam perubahan hidup Nevano di masa sekolah menengah atas ini. Rasa sedih, marah, benci, bahagia, semuanya ia rasakan kembali setelah teman-temannya hadir dalam hidupnya yang terlalu monoton.
"Ka, minta sebat-"
"Gak ada/gak boleh,"
Mendengar jawaban dari kakak beradik itu Siera berdecih kesal. Sedangkan Nevano dan Saka saling tatap dan mengangguk. Mereka sepakat dan kerja sama dengan Abin untuk menghentikan Siera dari kebiasaan buruknya itu. Mereka-terutama Nevano-khawatir akan kesehatan gadis itu yang makin memburuk.
"Nih," Lin mengulurkan tangannya dan memberikan beberapa batang permen stik rasa susu dan buah.
Dahi Siera mengkerut, "gua bukan anak kecil-hmph!"
"Tinggal makan doang aja susah," cibir Sena setelah mendorong sebatang permen masuk ke mulut Siera. Yang lainnya juga menerima permen pemberian Lin dan menikmati permen mereka masing-masing.
"Ke pantai itu gak sih? Gua pengin main pasir!" Kata Sena setelah matanya berhasil menangkap pantai yang posisinya ada di bawah mereka dengan jarak yang sedikit jauh. Mendengar hal tersebut Siera juga terlihat tertarik dan antusias bersama dengan Sena. Yang akhirnya mereka berdua jalan lebih dulu meninggalkan ketiga temannya yang belum menjawab ajakan mereka.
"Boleh deh, gua juga dah lama gak ke pantai," kata Lin pada dirinya sendiri dan menyusul dua temannya yang lain.
Nevano melangkahkan kaki untuk menyusul, namun di langkah kedua kakinya berhenti. Ia menoleh ke belakang dan mendapati Saka yang menunduk dan menggenggam erat tali tas gitar yang ada di dadanya. Benda itu diberikan oleh Pak Cakra setelah tahu hobi Saka adalah bermain gitar. Sejak saat itu Saka lebih sering terlihat dengan gitar merah kesayangan itu, ketimbang dengan ponselnya-tepatnya setelah putus hubungan dengan Kiran-Saka suka ikut kumpul dengan Nevano dan yang lain.
"Kenapa?" Tanya Nevano.
"Gua di mobil aja, capek," kata Saka dan membenamkan topi putih yang ia pakai untuk menutupi wajahnya lebih banyak lagi. Kemudian pemuda berbalik badan dan hendak ke mobil. Namun niatnya dihentikan oleh Nevano dengan mencekal bahunya.
Tanpa banyak bicara lagi Nevano langsung membalikkan badan kakaknya menghadap ke arah laut, kemudian ia mendekatkan bibirnya ke telinga Saka, "skill bohong kamu jelek, aku tau kamu pengin banget ke pantai kan? Ayo kesana sekarang sama aku," ujar Nevano beralih menggandeng tangan kanan Saka.
"Gua malu, gua cacat," gumam Saka yang masih diam di tempatnya.
Memang saat ini Saka sudah lepas dari kruk dan kakinya sembuh total. Namun dikarenakan Saka melepas kruk sebelum waktunya dan mengalami cidera lanjutan, hasil penyembuhan Saka mengakibatkan pemuda itu mengalami perbedaan panjang tulang dan membuat cara jalannya terlihat sedikit aneh. Ia malu, tapi mengingat alasan mengapa dirinya merusak hidupnya sendiri adalah karena sang ratu, Saka tetap bertahan sampai sekarang.
"Cepat atau lambat, orang orang bakal ninggalin gua."
"Tapi aku gak akan gitu,"
Genggaman erat di tangan Nevano mengendur, "kamu saudaraku, aku gak bisa tinggalin kamu," imbuh Nevano. Sampai akhirnya Nevano merasakan pegangannya ke tangan Saka terlepas. Sebelum Nevano protes mengenai hal itu, Saka lebih dulu membungkam Nevano dengan cara menepuk pelan kepala adiknya.
"Lo orang paling ngeyel yang pernah gua temuin," kata Saka sambil berlalu meninggalkan Nevano dibelakangnya.
Tanpa Saka bilang, Nevano tahu jika Saka sudah kembali mendapatkan tujuan hidup dan kepercayaan dirinya lagi. Setelah dokter memvonis Saka mengalami cacat seumur hidupnya, Saka mengalami stress berkepanjangan dan melampiaskan rasa itu ke minuman kopi. Sampai akhirnya ia tidak mendapatkan istirahat yang cukup dan mempengaruhi kesehatannya. Pak Cakra sadar akan hal yang menimpa putra sulungnya, tapi ia tahu Saka butuh waktu untuk berdamai dengan dirinya sendiri. Disaat itulah peran keluarga dan teman penting untuk mengembalikan Saka seperti semula. Bisa dibilang melahirkan sosok Saka yang dulu.
"Van, buruan! Jangan bikin mereka bertiga makin ngereog!" Kata Saka sembari menunjuk Sena yang setengah badannya sudah ditimbun pasir oleh Siera dan Lin.
Entah karena tingkah teman-temannya atau hal lain, senyuman hangat Nevano terlihat. "Iya!" Kaki panjang Nevano mulai berjalan menyusuri sekitar menuju ke teman-teman dan saudaranya.
Kehidupannya yang monoton selama ini akhirnya selesai juga, 1 tahun terakhir di masa SMA nya membuatnya keluar dari pola hidupnya yang biasa-biasa saja. Nevano menyelesaikan masalahnya dan berhasil lepas dari belenggu kemonotonan hidupnya selama ini, Nevano bebas. Ia siap melanjutkan hidupnya yang masih panjang ini, bersama keluarga, teman dan pasangannya.
-TAMAT'-
Akhirnya tamat juga book ini wkwkwk
Banyak banget drama dibalik penulisannya yang bikin ngaret lama banget. Terima kasih buat yang udah pantengin buku ini dan makasih vote nya.
See you again di book selanjutnyaaaTTD
Chaoniee
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakuna - 00 line
Teen Fiction"Apa benar begitu?" "Iya, masih gak percaya? Kan gua udah bilang, sekali lo masuk gak bisa keluar, Nevano!" . . . Kehidupan Nevano yang monoton dan membosankan tiba tiba saja berubah genre sejak ia mendapatkan teman sebangku untuk pertama kalinya da...