25 - Nevano Hildo

24 0 0
                                    

"Bisa gak jangan ganggu pacar gua?" Siera senyum bangga setelah dia lari ke sebelah cowok yang baru aja dia panggil dengan sebutan babe. Tangan kanan cowok itu rangkul erat pinggang Siera yang ramping.

"Sejak kapan kamu punya pacar, Sie?"

"Kepo amat, udah sana jangan deketin gua lagi," usir Siera.

Sedari pulang sekolah, aku dan Siera pergi bersama. Tapi kalau Siera yang bilang, aku jadi penguntit. Semuanya berawal dari Siera yang cari Saka karena gak bisa dihubungi. Bahkan Siera bicara dengan Kiran, tapi mereka berdua sama-sama gak bisa menghubungi Saka. Saat itu juga aku tanya ke Siera, apa tujuannya cari Saka? Apa ada hal penting soal Saka? Dan Siera jawab "Ada kemungkinan Saka masih diincar sama orang kemarin". Yup, sampai sekarang aku masih sama siera, dan tiba-tiba ada cowok asing datang dan peluk pinggang Siera.

"Kamu risih kan, Sie?" Tanyaku.

"Ya lo kira-kira aja dari pagi sampai sore gini diikutin orang, siapa gak risih," dengan nada bicaranya yang khas, Siera berusaha mengusirku.

Tapi bukan itu maksudku, "kamu risihkan tangan Bien peluk pinggang kamu?"

"Gak—TUNGGU! Lo tau dia?!"

Mata Siera terbelalak. Dengan sekali hentakan, Siera berhasil lepasin tangan Bien yang masih ada di pinggangnya.

Bien angkat bahu, "Papa dia dokter keluarga gua. Minggu lalu gua diundang ke pesta keluarganya."

"DYLAN TOLOL!"

Ah, iya. Nama aslinya Dylan, aku lupa.

 Nama aslinya Dylan, aku lupa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Ra, Bukannya lo bilang datang sendiri?"

"Bacot, diem lo. Langsung aja deh,"

Abin gantian menatapku dan Dylan yang duduk disamping Siera. Buku yang setengah dibuka Abin, kembali ditutup dengan kencang sampai kami bertiga sedikit kaget. Untungnya cafe ini sepi, kalau gak salah disewa Dylan waktu sampai disini. Oh iya, Abin sempat kaget karena tau identitas Dylan yang asli. Jangankan sosok asli Dylan, Abin sendiri bilang kalau cuma beberapa sayo aja yang pernah ketemu langsung dengan Bien untuk transaksi. Jadi gak mengherankan lagi kalau Dylan bisa sewa suatu tempat secara dadakan.

"Gak bisa. Gua juga berhak tau kenapa tiba-tiba lo ditempelin 2 orang ini. Ok masih masuk akal kalau Bien ikut, tapi Nevano? Dia gak ada hubungannya sama hal ini, kemarin itu cuma kebetulan karena serangan dadakan," jelas Abin ke Siera.

Dengan senyum penuh kemenangan, Dylan terus ganggu siera. "I told you~ Alex fine-fine aja gua ikut kan?" Tapi sayangnya muka Dylan didorong menjauh dari Siera.

Sekarang Abin yang duduk di hadapanku, benar-benar mengarah ke aku. Dengan menggaruk kepalanya Abin bertanya, "sorry, No. Gua tau lo orang baik dan suka sama Siera, tapi lo gak bisa ikut pergerakan kali ini juga. Kemarin siera izinin lo juga karena kepepet, bukan karena mau,"

Lakuna - 00 lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang