9 - Carolina Volker

27 2 0
                                    

Hari ini bisa dibilang hari yang panjang buat gua, ada banyak kejadian yang gak pernah gua pikirin terjadi hari ini. Sena disembur jus, Nevano dan Saka bertengkar, Nevano bolos sekolah, benar-benar gak bisa ditebak. Sekarang apa yang bakal terjadi di ujung hari ini?

Ngomong-ngomong soal Nevano dan Saka, gua baru pertama kali lihat Nevano kayak tadi. Biasanya dia cuma diam dan terkesan menghindari sumber masalah.

"Kamu boleh hina aku, tapi gak jangan berani hina keluarga dan teman-temanku."

Gua ingat betul, itu kalimat terakhir sebelum Nevano hilang kendali dan balik mukul Saka. Ada cowok yang berusaha buat pisahin mereka. Walaupun udah dibantu Siera, ternyata niatnya gak berjalan lancar dan malah dia yang kena bogem Saka.

Dengan inisiatif sendiri, gua tahan Saka supaya ngejauh dari Nevano. Dia gak ngeberontak atau apa, tapi malah nutupin gua dari Nevano yang makin emosi. Malahan Siera kelihatan kewalahan karena Nevano berusaha ngeberontak dari pegangan Siera.

"Dek, turun dulu. Mami mau bicara sebentar," panggil Mami dari lantai bawah dekat tangga.

"Iya, Mi."

Posisi kamar dengan pintu kebuka sedikit mempermudah gua untuk dengar suara Mami. Padahal jam makan malam udah lewat, tapi kenapa Mami nyuruh gua kebawah? Apa gua juga keseret pertengkaran Nevano Saka?

Di ruang makan ada Mami dan Vincent yang sibuk sama hpnya. Setiap kali gua lihat Vincent di rumah, cowok yang beberapa menit lebih tua dari gua itu selalu mainin hpnya. Gua gak tahu dia chatting sama siapa, entah gebetannya di Jogja sana atau cewek barunya di sini.

"Mas, hpnya ditaruh dulu. Mami mau bicara sama kalian," kata Mami sedikit lesu.

Sejenak gua sama Vincent saling tatap dan gua cuma mengendikkan bahu. Taulah kalian, gua sama Vincent kalau ngobrol udah gak perlu pakai kata-kata lagi. Bukan telepati, tapi dari ekspresinya udah ketebak apa pertanyaan cowok itu.

"Papi kalian sudah menikah lagi."

Gua gak salah denger kan? Papi nikah lagi? Secepat itukah Papi lupain keluarganya sendiri?

"Biar Vincent tebak, sama sekretarisnya dulu kan?" Mami mengangguk. Vincent udah maki-maki Papi dan bangun dari duduknya seraya bergumam mau bikin keluarga Papi dan istri barunya hidup gak tenang.

"Duduk lo, anjir. Mami belum selesai ngomong."

Walaupun Vincent udah duduk, bibirnya masih aja misuh-misuh gak jelas. Jujur aja gua juga kesel dengar Papi nikah dengan mantan sekretarisnya sendiri, tapi kenapa Papi pergi tiba-tiba tanpa pamit? Itu yang jadi masalah utama gua.

"Sofia baru saja melahirkan satu bulan yang lalu. Karena itu Papi kalian harus menikah dengan Sofia dan bertanggung jawab atas perbuatannya."

Emosi gak sih lo kalau dengar ginian? Kalau Papi laki-laki bertanggung jawab, kenapa Papi selingkuh sama sekretarisnya sendiri? Apa malaikat kayak Mami masih kurang? Bahkan sampai hamil dan punya anak. Berarti 8 bulan yang lalu, Papi pergi siap-siap mau urusin anak mereka.

Kalau begitu apa yang gua lihat dulu bukan kecelakaan, tapi memang Papi sama Tante Sofia yang udah selingkuh dari lama. Ugh, andai gua ngerti dari dulu.

"Bertanggung jawab Mami bilang? Laki-laki mana yang bertanggung jawab dengan cara tinggalin keluarganya sendiri?" tanya Vincent.

"Mami tau kalian kecewa dengan Papi kalian, tapi tolong jangan berbuat hal aneh—terutama kamu Vincent. Biarkan mereka bertiga hidup bahagia, jangan diganggu." Kalau Mami udah mulai sebut nama, tandanya ini perintah dan sebaiknya jangan dilanggar. Aura tenang Mami juga tiba-tiba hilang, bahkan tanpa sadar gua telan ludah gua sendiri dengan susah payah.

Lakuna - 00 lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang