04. The Friendship

5.8K 618 54
                                    

Hari masih terang saat Kanaya sudah bersiap untuk pulang. Berhubung pekerjaannya sudah selesai, jadi ia bisa pergi dari kantor dengan tepat waktu.

"Duluan ya... jangan lupa siapin untuk besok pagi," pesannya pada para staff yang memang shift kerjanya baru mulai beberapa waktu lalu.

"Siap mbak," kata salah satu dari mereka.

Kanaya mengacungkan jempol tangan kanannya. Setelah itu pergi menuju lift.

Beberapa kali gadis itu berpapasan dengan rekan dari divisi lain. Bahkan masuk ke dalam lift yang sama. Namun, Kanaya terlalu lelah untuk basa-basi kecuali diajak bicara lebih dulu.

Pintu lift terbuka di lantai empat. Seorang lelaki masuk. Perawakannya cukup bagus. Tinggi, pakaiannya semi-formal, wajahnya pun lumayan.

Beberapa gadis di lift mulai bisik-bisik. Tentu saja itu hal yang sia-sia. Lelaki itu pasti bisa mendengar dengan jelas bisik-bisik dengan topik tentang diri si lelaki.

"Mas Liam cakep banget. Mana wangi lagi," bisik anak PKL yang ada di sebelah Kanaya.

"Iya. Tipe gue nih." Temannya membalas.

Ting!

Pintu lift terbuka di lantai dua. Dua anak PKL itu keluar bersama beberapa orang lainnya.

Kini, tinggallah Kanaya dengan lelaki yang ia dengar bernama Liam itu.

"Mau ke lantai ground ya?" Lelaki itu berucap duluan.

"Iya," kata Kanaya. Ia mengulas sedikit senyum. Hanya sedikit, itu juga sebagai formalitas saja agar tidak terkesan angkuh.

"Kayaknya saya pernah lihat kamu deh," lanjut lelaki itu.

"Saya kerja di sini. Di divisi hiburan," jelas Kanaya.

"Oh... pantesan. Kamu pasti kenal saya dong," ujar lelaki itu percaya diri.

Well, Kanaya tidak kenal sama sekali. Jujur, gadis itu hanya mengenal orang-orang yang diperlukan saja dalam kelancaran hidupnya.

Gadis itu menatap Liam dengan kening mengerut, kemudian menggeleng.

Ekspresi terkejut lelaki itu tidak bisa disembunyikan. Mungkin heran karena ada pegawai stasiun tv yang tidak mengenalnya.

"Saya pembawa berita jam 9," kata Liam kemudian.

"Oh... sorry, saya jarang lihat berita." Tanggapan Kanaya begitu santai.

Ting!

Pintu lift terbuka. Kanaya segera keluar disusul Liam di belakangnya.

"Kamu!" Panggil lelaki itu saat akan berjalan berlawanan arah dengan Kanaya.

"Ya?"

"Nama saya Liam," ucap lelaki itu memperkenalkan dirinya.

"Oke," tanggap Kanaya dengan cueknya dan segera melanjutkan langkah.

"Hei anak divisi hiburan!" Panggil lelaki itu lagi.

Sumpah, Kanaya kesal. Ia terburu-buru karena di depan kantor Sagara sudah menunggu. Sang sahabat terus mengirim pesan spam agar gadis itu segera keluar.

"Ya?"

"Nama kamu siapa?"

Gadis itu memutar matanya. "Kirain tanya hal penting," gumam Kanaya.

Ia tidak menggubris pertanyaan itu. Malah melanjutkan langkahnya dan menerima telpon dari Sagara.

"Iya bawel! Ini gue jalan ke tempat lo!"

Anti Romantis (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang