25. Lebih Baik Usai

3.5K 367 58
                                    

Pagi ini langit tampak cerah. Hanya ada sedikit gumpalan awan yang melayang di atas sana. Burung-burung pun terbang berkelompok dan berkicau merdu di udara. Seolah menyambut Kanaya yang pagi ini siap melakukan jogging.

Kesibukannya bekerja tidak menjadi alasan Kanaya untuk bermalas-malasan di rumah saat libur. Ia berusaha untuk rutin olahraga. Gadis itu tahu, daya tahan tubuhnya tidak begitu baik. Maka dari itu ia berusaha tetap bugar.

Setelah memastikan tali sepatunya terikat kuat, gadis itu pun mulai melakukan pemanasan dengan lari di tempat. Satu menit kemudian, ia keluar halaman rumah untuk berlari kecil menyusuri jalanan komplek.

Biasanya, Kanaya akan berlari bersama Javi atau Kinan. Namun, dua adiknya itu absen di Sabtu pagi ini. Mereka ada kegiatan masing-masing dan Kanaya harus olahraga sendirian.

Bagaimana dengan Sagara?

Ia tidak mau menyusahkan diri dengan membujuk lelaki itu. Sagara pasti akan memilih tidur atau rebahan sambil menonton kartun.

Hanya saja pagi ini tampaknya berbeda. Begitu Kanaya keluar dari gerbang rumahnya, sudah ada Sagara di depan. Lelaki itu mengenakan kaos dan celana training seperti hendak berolahraga. Bahkan lelaki itu mengalungkan handuk kecil di lehernya.

"Pagi, Ay... ang," canda Sagara.

Mata Kanaya melotot. Apalagi saat Sagara hendak merangkulnya. Buru-buru gadis itu menepis.

"Ngapain lo?" Tanya Kanaya.

Mereka mulai berlari kecil menjauhi rumah. Sagara mengambil posisi di sisi luar agar Kanaya aman dari kendaraan lewat.

"Olahraga dong... biar sehat," jawab lelaki itu sambil nyengir. "Sekalian makan soto di depan." Ia melanjutkan.

Kanaya terkekeh dan menepuk keras bahu lelaki itu.

"Pasti ujung-ujungnya makan!" Ejek gadis itu.

"Habis bunda nggak masak."

"Tumben?"

Sagara mengedikkan bahu, "nggak tau."

"Apa bunda sakit?" Tanya Kanaya kemudian. Ekspresi wajahnya menunjukkan kalau ia khawatir.

"Kayaknya sih gitu," tanggap Sagara.

Meski sebenarnya Sagara agak paham dengan kondisi bunda sekarang. Bundanya itu sedang merajuk, melancarkan aksi diam karena kejujuran Sagara semalam.

"Di kulkas lo ada bahan makanan apa?" Tanya Kanaya setelahnya.

"Nggak tau. Nggak pernah buka kulkas."

"Kebiasaan lo!"

"Emang mau ngapain sih?"

"Masakin bunda. Gue buatin bubur ayam aja kali ya. Apa sup pangsit? Bunda kan suka banget tuh. Beli aja kali ya bahannya sebelum balik ke rumah."

Kanaya terus menyerocos. Sementara di sebelahnya Sagara tersenyum kecil.

"Beli aja, nggak usah repot." Lelaki itu tidak mau Kanaya repot memasak. Apalagi bunda merajuk salah satu alasannya karena gadis itu.

"Beli itu nggak terjamin bahannya. Mending bikin kalau bisa. Lebih sehat. Ntar gue bikinin sup pangsit ala Aya," tutur Kanaya.

"Iya aja deh, terserah Ay...ang." Sagara kembali bercanda.

"Sekali lagi lo plesetin nama gue, awas ya," geram gadis itu.

"Emangnya kalo gue ulang lo mau ngapain?" Tantang Sagara.

"Sampai taman depan gue banting lo deket kolam pancurannya biar nyebur terus ditonton bocah-bocah komplek," ancam Kanaya.

Well, jangan anggap remeh ucapan Kanaya. Jika gadis itu bilang akan membanting, nanti juga ia akan benar-benar melakukannya. Ingat, bahwa Kanaya adalah strong girl. Tenaganya kuat dan punya basic ilmu bela diri.

Anti Romantis (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang