Haechan memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya. Dia memang tidak bisa melepas lelaki yang di cintainya begitu saja. Tapi Haechan akan mencoba merelakan cintanya secara perlahan. Semoga dengan pulang nya dia ke rumah kedua orangtuanya, Mark bisa beralih mencintai adiknya.
"Haechanie, kau melamunkan apa nak?"
Haechan berjengit ketika mendengar suara eomma nya. Sebagai balasan Haechan tersenyum tipis "Tidak ada eomma" katanya.
"Eomma kesepian tidak, aku dan Jaemin tidak di sini?" tanya Haechan membuka pembicaraan mereka.
"Tentu saja. Kalian kan sangat berisik, jadi terasa sekali saat kalian tidak ada" jawab Young Heum dengan senyumannya.
Keduanya sedang berada di ruang tamu, menonton drama yang biasanya menguras emosi.
"Bagaimana keadaan Jaemin dan bayinya?" tanya Young Heum dengan mengusap rambut Haechan yang terbaring di atas pahanya.
"Sangat baik. Mark hyung menjaga mereka dengan sangat baik" jawab Haechan tanpa mengalihkan matanya dari televisi.
"Tumben kau pulang, biasanya dipaksa Renjun sekalipun kau tidak akan mau meninggalkan Jaemin" ucap Young Heum.
Dimana perkataan itu membuat Haechan terdiam selama beberapa saat. Namun segera mungkin Haechan memasang senyum simpul di bibirnya.
"Aku merindukan rumah, appa dan eomma, tentu saja juga masakan eomma" jawab Haechan dengan seceria mungkin.
"Benarkah? Berapa lama kau di sini?" tanya Young Heum dengan antusias.
"Tidak tahu. Tergantung situasi dan kondisi" kali ini Haechan menjawab di sertai tawa pelannya.
Young Heum menganggukkan kepala mengerti, tangannya tidak berhenti memberi usapan lembut pada rambut putranya yang berada di pahanya.
"Tidak sedang menghindari sesuatu kan, sayang?" Young Heum bertanya seakan menebak jalan pikiran putranya.
Haechan tersenyum mendengar nya "Tidak eomma" ia menjawab dengan pelan.
"Kau tidak menyesal Mark menikahi Jaemin?" tanya Young Heum. Kebiasaan yang tidak pernah hilang, bertanya tanpa basa-basi terlebih dulu.
"Tidak" kata yang keluar dari mulut nya.
'Sekarang, entah kenapa aku merasa menyesal eomma?'
Lain mulut lain di hati, itulah yang Haechan lakukan sekarang. Semua perlakuan Mark kepada Jaemin terekam jelas di kepalanya. Membuat sangat iri dan karena itu juga mau tidak mau dia harus merelakan lelakinya untuk sang adik.
"Apa yang akan kau lakukan sekarang? Kenapa tidak kembali ke rumah ini saja?"
Haechan menatap eomma nya, yang menatapnya dengan teduh serta tersenyum hangat.
"Jaemin, dan Mark hyung masih membutuhkan bantuan ku, eomma" jawab Haechan dengan senyumannya.
'Mark hyung tidak ingin aku pergi darinya'
"Kira-kira bagaimana perasaan Mark kepada Jaemin sekarang ya?" gumam Young Heum, bermaksud memancing reaksi putranya.
"Mark hyung akan mencintai Jaemin. Mark hyung pasti akan mencintai Jaemin" jawab Haechan terdengar seyakin mungkin. Padahal kenyataannya dia sedang meyakinkan dirinya sendiri.
"Kau melihatnya sendiri memang? Kenapa bisa yakin sekali jika Mark akan mencintai Jaemin?"
Haechan bungkam. Tidak. Mark sama sekali belum bisa melihat Jaemin sebagai seorang istri meskipun perlakuan nya seperti sosok suami yang bertanggung jawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding Ring's || Markhyuck || [Completed]
FanfictionBXB, MPREG Tepat sehari sebelum pelaksanaan pernikahannya dengan sang kekasih, Haechan mendapat berita yang mengharuskan nya untuk merelakan pernikahan nya demi sang adik kesayangan. "Bagaimana aku bisa menikah dengan orang lain sementara aku mencin...