Waktu masih menunjukkan pukul 4 pagi, akan tetapi Haechan sudah membuka matanya sejak beberapa menit yang lalu. Beruntung semalam anak-anaknya tidak mengajak untuk begadang, karena kemarin memang hari yang cukup melelahkan untuk keluarga kecilnya.
Haechan mengubah posisinya menjadi menghadap suaminya yang masih tidur. Ia tersenyum ketika mendapati wajah tenang Mark yang masih memejamkan mata. Apa lagi tangan lelaki itu masih memeluknya erat, tidak terusik sama sekali dengan pergerakan yang sedang dia lakukan.
Setelah puas mengamati wajah Mark yang tidur, Haechan bangun dari posisinya untuk sejenak duduk dengan bersandar pada kepala ranjang.
Ini hari pertamanya menjalankan aktivitas di rumah yang baru mereka tempati. Meskipun ada keraguan, apakah dia bisa hidup mandiri tanpa bantuan orang tua Mark, tapi Haechan tetap beranjak dari tempatnya untuk memulai harinya.
Sebelum keluar kamar, Haechan sempatkan untuk melihat anak-anaknya. Keduanya masih tidur dengan lelap serta posisinya terlihat lucu, Haechan tidak bisa menahan senyum saat melihatnya. Setelahnya Haechan keluar dari kamarnya untuk menyiapkan makanan untuk keluarga kecilnya.
.
.
Sebelum menempati rumah baru ini, Haechan dan Mark sudah memenuhi kulkas dengan berbagai macam sayuran, daging, serta ada beberapa jenis buah-buahan. Di tambah lagi ketika mereka pindah Eomma Haechan dan Mommy Mark membekali keduanya dengan beberapa makanan berat yang belum sempat di makan.
Sebenarnya Haechan merasa ia bangun terlalu pagi. Bangun jam 4 pagi dan memulai aktifitas sekitar pukul setengah 5 an, itu bukan kebiasaannya. Anggap saja Haechan adalah orang yang terlalu rajin. Karena selama tinggal di rumah orang tua Mark, lelaki manis itu terbiasa bangun jam 5 pagi. Itupun jika Eunseok dan Seunghan tidak rewel di tengah malam.
Mengabaikan perasaannya yang merasa bangun kepagian, Haechan segera melakukan apa yang menjadi tugasnya. Memasak dengan sesekali bersenandung kecil untuk mengisi keheningan yang dia rasakan seorang diri di dapurnya.
Waktu pun berlalu, Haechan mengalihkan pandangannya dari sayur yang sedang dia aduk saat mendengar tangisan anak kecil yang mendekat ke arah dapur. Haechan segera mengecilkan api pada kompor dan mendekati Mark yang baru saja muncul dengan Eunseok dalam gendongannya. Jangan lupakan wajah bangun tidur Mark ketika menuju dapur.
"Aigoo, Eunseokie terbangun ya .. cup cup ... cup .. "
Ketika Haechan menghampiri, bayi itu dengan cepat mengulurkan kedua tangannya meminta untuk di gendong. Yang mana bayi itu langsung saja memeluk eommanya erat.
"Masih lama ya?" tanya Mark yang memperhatikan dapur yang masih berantakan.
"Tidak apa-apa. Mark hyung tidur lagi saja dan temani Seunghan" sahut Haechan yang tidak tega melihat muka bantal suaminya.
Mark mencari letak jam, mendapati waktu menunjukkan pukul setengah 6 ia berpikir sejenak. Bisa di bilang waktunya yang tanggung sekali untuk tidur lagi. Mark berjalan dengan langkah gontainya menuju kamar kembali.
"Sebentar" ucapnya pada Haechan.
Haechan hanya mengedikan bahu dan melanjutkan kegiatannya. Sedikit merasa kesusahan karena ada Eunseok yang kini dia gendong.
Beberapa waktu berlalu, Haechan pun mendudukkan Eunseok di baby walker setelah putranya merasa lebih tenang karena kesulitan untuk menata makanan di meja makan. Sempat mendengar anaknya merengek tapi Haechan dengan cepat menyiapkan semuanya.
"Sebentar ya sayang, setelah ini kita makan. Okay?" Haechan bicara dengan sesekali memperhatikan putranya yang sering kali menuju ke arahnya.
Haechan tertawa ketika mendapati kaki mungil Eunseok ternyata lincah juga. Bayi itu belajar berjalan dengan bantuan baby walker, dan Haechan tidak menyangka jika putranya ini belajarnya cepat sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding Ring's || Markhyuck || [Completed]
FanficBXB, MPREG Tepat sehari sebelum pelaksanaan pernikahannya dengan sang kekasih, Haechan mendapat berita yang mengharuskan nya untuk merelakan pernikahan nya demi sang adik kesayangan. "Bagaimana aku bisa menikah dengan orang lain sementara aku mencin...