27

6.1K 402 20
                                    

Mendengar tentang berita kehamilan Haechan, keluarga Seo dan Lee tentu saja merasa bahagia. Mereka tidak mempersalahkan tentang kehamilan Haechan meskipun anak mereka belum terikat secara resmi. Karena kedua keluarga tahu jika Mark dan Haechan saling mencintai.

Setelah hampir 3 minggu Haechan menginap di rumah sakit pada akhirnya lelaki itu bisa pulang. Mereka tidak kembali ke apartemen, melainkan ke rumah orang tua Mark. Dan seminggu Haechan harus masih bad rest secara total, mengingat kandungan lelaki manis itu sangat lemah serta morning sick yang di terima Haechan sangat parah. Dan Haechan menjadi sangat sensitif karena kehamilannya.

Bahkan Mark enggan untuk meninggalkan Haechan, akan tetapi tanggung jawabnya sebagai pemimpin perusahaan lebih penting.

Dan hari ini, karena Haechan merasa baik-baik saja lelaki itu memutuskan untuk mengantar makan siang untuk lelakinya. Sejak tadi dia memasak dengan bantuan Taeyong, dan orang tua dari lelakinya ini sama sekali tidak keberatan untuk membantunya.

Kini Haechan sedang menunggu Jeno untuk menjemputnya, senyumnya tidak luntur sejak tadi. Membuat Taeyong gemas dengan calon menantunya yang sedang mengandung ini.

"Kau sudah bilang Mark kalau mau mengantar makan siang, Haechanie?" tanya Taeyong mendapati antusiasme Haechan.

"Belum Bubu, aku mau memberi kejutan untuk Mark hyung" ucap Haechan menjawab pertanyaan Taeyong dengan senyum cerah nya.

"Mau memberi kejutan ya. Tapi jika nanti kau tidak bilang, Mark mungkin akan makan di kantin Haechanie. Nanti masakan mu sia-sia" Taeyong bergumam pelan.

Gumaman Taeyong masih bisa di dengar Haechan, membuat lelaki manis itu seketika murung.

"Lalu aku harus apa, Bubu? Aku mau memberi kejutan Mark hyung" ucapnya dengan wajah semakin murung.

Taeyong segera memasang senyumannya "Biar Bubu saja yang memberi tahu. Supaya Mark tidak makan siang terlebih dulu dan menunggu mu datang" jawab Taeyong segera menghubungi putra sulungnya.

"Hallo Mark, hari ini jangan makan di luar. Bubu sudah menitipkan makanan mu pada Jeno" ucap Taeyong setelah panggilannya di angkat.

"Tapi mom .. "

"Jangan membantah, Mark. Jika tidak, kau akan menyesal" ancam Taeyong pada putranya, bersamaan melirik Haechan dengan tatapan jail.

"Mencurigakan, but it's okay ... " - jawab Mark di seberang sana.

"Baiklah hanya itu yang ingin Mom katakan" kata Taeyong lalu mematikan panggilan mereka.

"Sudah Haechanie. Masakan mu tidak akan sia-sia" ucap Taeyong tidak kalah cerianya.

Wajah murung Haechan telah berganti dengan wajah cerianya. Senyumannya kembali mengembang ketika mendapat perhatian Bubu Mark.

"Terima kasih, Bubu" ucap Haechan.

"Sama-sama, sayang"

Dan tak berapa lama Jeno datang, dan tentu saja menarik perhatian dua submisif yang sedang saling melempar senyum itu.

"Haechan sudah?" tanya Jeno sesaat setelah sampai.

"Eum. Ayo berangkat, aku mau melihat Mark hyung" antusias Haechan yang langsung berdiri ketika melihat Jeno.

"Pelan-pelan saja, bisa jadi aku di cincang Mark hyung hidup-hidup jika terjadi sesuatu pada mu" ucap Jeno sembari membawakan bekal milik hyung nya.

Haechan terkikik pelan "Aku tahu"

"Mom kami berangkat" pamit Jeno dan selanjutnya di ikuti Haechan yang juga berpamitan pada Taeyong.

Taeyong hanya menggelengkan kepala tidak habis pikir melihat keduanya. Haechan dan Jeno ternyata masih seperti ketika mereka kecil. Suka bertengkar dan adu mulut hanya karena masalah sepele.

The Wedding Ring's || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang