21

8K 405 56
                                    

SKIP BOLEH BANGET  >>

WARNING!!! 🔞🔞🔞

YA INTINYA GITU 👉🏻👈🏻

BERISI ADEGAN DEWASA YANG BOLEH BACA MINIMALIS USIA 21 ...

YANG DI BAWAH UMUR JANGAN NEKAT BACA YA ...

NGGAK BACA NGGK PAPA, NGGAK NGARUH SAMA PART SELANJUTNYA

KAYAKNYA BAKAL ANEH DEH 😔 SOALNYA AKU NGGK BISA BUAY CERITA DEWASA 😭

But, enjoy it 😘






"Arin-ah ... "

Dengan jelas Haechan mendengar Mark menyebutnya, karena lelaki yang sepertinya sedang mabuk ini bicara dekat di telinganya.

Haechan mengurungkan niatnya ketika hendak membalas pelukan Mark. Haechan tidak jadi melingkarkan tangannya ke punggung lebar lelaki yang saat ini sedang memeluknya.

Haechan bermaksud melepas pelukan mereka saat mengingat tujuannya menemui Mark. Namun Mark justru semakin erat memeluk tubuhnya.

"Mark hyung -  .. " panggil Haechan dengan suara pelan serta seraknya.

"Apa yang salah dengan ku?"

Perkataan Haechan terpotong ketika mendengar racauan Mark. Mata Haechan kembali berkaca-kaca mendengar ucapan Mark yang baru saja dia dengar.

'Kau tidak pernah salah, Mark hyung'

Haechan menjawab dalam hati. Suaranya seakan tercekat di tenggorokan ketika Mark bertanya demikian.

"Kenapa aku sama sekali tidak bisa melupakannya, Arin-ah ..  "

Lelaki yang lebih muda diam seribu bahasa. Meskipun tidak percaya, akan tetapi Haechan merasa Mark sungguh-sungguh mengatakan nya dan sepertinya ucapan Mark ditujukan padanya. Apalagi lelaki ini meracau dalam keadaan mabuk.

"Haechan sudah menyakiti ku, tapi aku masih saja menunggunya kembali. Aku bodoh ya  .. "

Mark bicara tanpa melepas pelukannya, dia tertawa meskipun yang terdengar hanya tawa kesedihan.

"Kenapa aku seperti ini?" Mark bersuara lagi, dan kali ini dengan melepas pelukannya.

Haechan menatap Mark dalam diam, mendengar dengan seksama cerita lelaki yang dia buat kecewa berkali-kali ini. Haechan merasakan tangan Mark berpindah ke bahunya lalu meremasnya pelan.

"Haechan dengan mudahnya bisa melupakan ku. Kenapa aku tidak bisa sepertinya?"

Entah sadar atau tidak, Haechan menggeleng pelan seakan sedang menjawab pertanyaan lelaki yang lebih tua bahwa perkataan nya tidak benar.

"Sakit saat melihatnya kembali dengan menggenggam tangan orang lain" lirih Mark. Bibirnya menyunggingkan senyuman miris, bersamaan dengan air matanya yang jatuh ketika berbicara.

Dan Haechan melihat itu semua, tatapan mata Mark tulus menatapnya meskipun tersirat luka di dalamnya. Haechan pun mengulur kan tangannya untuk menghapus air mata yang membasahi pipi pucat milik Mark.

"Selama ini aku berusaha melupakannya, tapi aku sama sekali tidak bisa. Apa yang harus aku lakukan, Arin-ah?"

Tangan Haechan yang masih berada di wajah Mark di tahan oleh empunya. Mark menundukkan pandangan dengan menggenggam tangan yang menyentuh wajahnya.

"Aku masih mencintainya, padahal Haechan sudah tidak mencintai ku" lirih Mark.

Jantung Haechan seakan berhenti berdetak. Menatap lelaki di depannya antara percaya dan tidak percaya. Setelah yang terjadi, bagaimana mungkin Mark masih mencintainya? Awalnya Haechan akan tetap diam, namun mulutnya bicara tanpa ijin.

The Wedding Ring's || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang