05

5K 350 70
                                    

Setelah acara berakhir, Jaemin segera menemui Haechan. Sementara Mark mengikuti dari belakang langkah lelaki yang telah menjadi istri sahnya.

"Jaemin pelan-pelan" Mark sedikit mengeraskan suaranya ketika istrinya itu berjalan dengan langkah lebar dan terlihat tidak sabaran.

Jaemin sudah terlihat ceria, Mark senang melihatnya karena Haechan sudah pasti juga senang melihat adiknya kembali ceria.

Mark tersenyum ketika melihat Jaemin yang menghambur ke dalam pelukan Haechan ketika keduanya bertemu. Mark dan Haechan saling melempar senyum ketika pandangan mereka beradu.

Beruntung sebelumnya dengan bantuan Renjun, Haechan bisa menutupi wajah habis menangis nya dengan riasan tipis. Orang lain mungkin bisa tertipu oleh penampilan Haechan saat ini. Namun tidak dengan Mark, lelaki itu mengetahui apa yang di rasakan lelaki pemilik hatinya.

"Jangan khawatir lagi ya, Jaemin" kalimat pertama yang Haechan ucapkan setelah bertemu dengan adiknya selepas acara pemberkatan selesai.

Jaemin mengangguk serta senyum tersemat di wajahnya, perhatiannya kembali tertuju pada sosok lelaki yang kini telah resmi menjadi suaminya.

"Mark hyung, maaf dan terimakasih" ungkap Jaemin.

"Benar yang dikatakan Haechanie, Jaemin. Jangan khawatir lagi" ucap Mark dengan mengusap rambut istrinya.

"Kita rawat dan jaga dia sampai tumbuh sehat" Mark kembali bicara dengan pelan, matanya menatap perut rata Jaemin.

"Iya. Hyung aku pergi dulu, mau berterima kasih pada Bubu dan Paman Jae" pamit Jaemin pada keduanya.

Jangan heran karena panggilan Jaemin yang di tujukan pada Mommy Mark. Kedua putra keluarga Seo dekat dengan orang tua Mark. Dan sudah biasa memanggil Taeyong dengan sebutan bubu.

"Aku juga ingin bicara dengan Haechanie. Tidak apa-apa kan, Jaemin?" tanya Mark seakan meminta ijin. Bagaimana pun juga dia menghormati status adik Haechan saat ini.

"Tidak apa-apa hyung" jawab Jaemin lalu segera mencari keberadaan orang tua dari suaminya.

Jaemin menyadari akan suasana yang terbentuk di sekeliling mereka bertiga tadi. Jaemin tahu hyungnya sedang bersedih, dan karena ingin memberi ruang untuk dua orang tersebut untuk bicara, dia beralasan mencari orang tua dari suaminya.

Selain itu dari dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Jaemin merasa bersalah karena merenggut kebahagiaan hyungnya. Dan Jaemin tidak ingin melihat Hyungnya kecewa karena rasa bersalahnya itu. Pengorbanan hyung nya sudah terlalu besar untuk nya.

Jika merasa bersalah kenapa tidak menolak pernikahan ini?

Jika ditanya demikian maka Jaemin akan memberi jawaban, dia sangat percaya dengan Haechan dan juga Mark. Jaemin juga sudah tidak punya harapan, dan ijinkan Jaemin menerima harapan yang diberikan oleh hyungnya. Meskipun terkesan tidak tahu malu, ini juga satu-satunya cara untuk menyelamatkan nama baik keluarga mereka. Selain itu Jaemin juga belum mampu menanggung semuanya sendiri.

Ngomong-ngomong, pernikahan yang terjadi tidak berlangsung meriah. Padahal sebelumnya pernikahan antara Keluarga Lee dan Keluarga Seo digadang-gadang akan menjadi pernikahan mewah. Nyatanya acara berlangsung secara tertutup dan hanya pemberkatan. Tentu saja di balik itu semua untuk menutupi apa saja yang terjadi.

Undangan yang sudah tersebar di batalkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Dan sebab itu juga masih ada beberapa tamu undangan yang datang dan tentu saja dengan tanda tanya yang besar menyertai mereka.

Kembali pada Mark dan Haechan yang menatap kepergian Jaemin dengan senyuman.

Haechan sedikit berjengit ketika merasakan kepalanya diusap lembut. Haechan tahu pelaku nya, siapa lagi jika bukan Mark. Dan dia hanya tersenyum mendapat perlakuan demikian, meskipun disaat bersamaan hatinya merasa sakit karena tidak bisa merasakan hal semacam ini lagi dari lelaki yang dicintainya.

The Wedding Ring's || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang