"Appa tidak perlu menjemput ku"
"Hm. Aku pasti akan hati-hati"
"Aku tidak pulang sendiri, aku pulang dengan teman ku. Lagi pula aku juga ingin bertemu Renjun terlebih dulu"
"Eum. Iya appa, aku mengerti"
Haechan mengambil nafas beberapa kali setelah melakukan panggilan dengan appa nya. Ia merasa gugup ketika menginjakkan kakinya kembali ke kota tempat tinggalnya.
Baru saja dirinya menginjak kan kakinya di stasiun, akan tetapi jantungnya berdebar tidak karuan.
"Maaf lama. Kau masih sangat gugup ya?"
Haechan agak berjengit ketika mendengar suara teman lelakinya yang baru kembali dari kamar mandi. Dengan memasang senyumnya Haechan memberi jawaban.
"Iya sedikit" jawabnya setenang mungkin.
Lelaki itu tersenyum, lalu tangannya merangkul bahu Haechan dan memberinya usapan lembut.
"Tenang. Ada aku" katanya dengan bangga.
"Apa sih. Berlebihan sekali" cibir Haechan dengan mencubit perut temannya itu.
"Kau mau langsung istirahat atau bagaimana? Aku masih ada urusan" kata Haechan.
"Aku langsung ke apartemen saja. Sepertinya kau juga butuh waktu untuk bicara dengan teman mu"
Lelaki itu bicara sembari menggenggam tangan Haechan seiring dengan meninggalkan area stasiun. Haechan tersenyum mendengar jawaban temannya.
"Baiklah jika seperti itu" balas Haechan.
Setelahnya tidak ada perbincangan yang terjadi, keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing sampai memasuki taksi yang memang sudah menunggu di depan stasiun.
"Jika ada apa-apa, cepat hubungi aku?"
Haechan menatap lelaki di sampingnya ketika mendengar suara lembutnya. Ia tersenyum, tidak lupa Haechan juga menggenggam tangan lelaki itu.
"Akan aku lakukan saat aku benar-benar terdesak" kata Haechan.
"Sayang, kau tau kan jika aku sangat mengkhawatirkan mu?" lelaki itu menatap Haechan dalam.
"Aku tau. Lebih baik kau istirahat setelah sampai nanti" ucap Haechan menenangkan.
Namun lelaki yang duduk di sebelahnya masih diam enggan untuk bicara.
"Eric-ah, aku sudah tidak apa-apa. Jangan khawatir lagi" ucap Haechan.
Lelaki bernama Eric itu pun menghela nafasnya, tangannya terulur untuk mengusap pipi Haechan lembut.
"Jangan bersedih lagi, aku akan membuat mu bahagia" kata Eric dengan suara lembutnya, selembut belaian tangannya di pipi Haechan.
Haechan mengangguk, memegang tangan Eric yang berada di pipinya "Terimakasih sudah membantu ku" ucap Haechan tulus dari lubuk hatinya.
Kenyataannya, setahun kebelakang Haechan yang bermaksud menyembuhkan diri justru terpuruk. Sampai akhirnya lelaki bernama Eric datang untuk memberi cahaya baru untuk hidupnya yang baru saja meredup.
"Sudah sampai tuan"
Suara sopir taksi menginterupsi kegiatan Haechan dan Eric.
"Iya pak" jawab Eric lalu perhatiannya kembali tertuju pada Haechan.
"Jika sudah sampai rumah, jangan lupa menghubungi ku" pesan Eric pada Haechan.
Dimana Haechan memberi anggukan kembali sebagai jawaban "Kau juga istirahat"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding Ring's || Markhyuck || [Completed]
Fiksi PenggemarBXB, MPREG Tepat sehari sebelum pelaksanaan pernikahannya dengan sang kekasih, Haechan mendapat berita yang mengharuskan nya untuk merelakan pernikahan nya demi sang adik kesayangan. "Bagaimana aku bisa menikah dengan orang lain sementara aku mencin...