Prolog

464 50 8
                                    

Seorang pemuda menutup rapat pintu ruangan bertuliskan RUANG ARSIP itu. Ia menghela nafasnya kasar. Keringat masih mengalir dikedua pelipisnya. Dengan tangan yang bergetar dia melepas papan nama ruangan itu. Bercak darah ditangannya berpindah tempat. Papan yang semula berwarna putih itu mulai terlihat kotor.

Kedua tungkainya dengan tertatih pergi darisana. Ingin rasanya dia berlari agar bisa cepat pergi dari tempat itu,tapi tubuhnya terasa lemas,sehingga dia harus bertumpu pada dinding untuk bisa berjalan. Bahkan dengan udara malam yang dingin,dia harus tetap berjalan agar bisa pergi dari tempat ini.

Dia harus mengabaikan rasa sakit diseluruh tubuhnya. Pusing dikepalanya mulai menyerang,tapi dia harus menjaga kesadarannya. Dia takut,tidak dia sangat takut. Mungkin setelah ini dia harus pergi ke psikiater untuk mengecek apakah dia mengalami gangguan mental. Hari ini adalah hari yang sangat berat untuknya,dan juga para sahabatnya. Tidak,bukan hanya hari ini,tapi dua minggu belakangan.

Dia senang semuanya sudah berakhir. Tapi dia khawatir kejadian ini akan terulang kembali. Dia merasa ini belum selesai,atau malah masih permulaan?

Dia tetap berjalan walau dengan langkah terseok-seok menuju gerbang sekolah yang tidak dikunci. Kepalanya semakin pusing,dan pandangannya mulai mengabur. Tapi dia harus tetap berjalan.

Tepat setelah dia keluar dari gerbang,dia ambruk ketanah. Sayup-sayup dia mendengar langkah kaki mendekat,dan sebuah suara yang mampu membuatnya terkejut bukan main sebelum kehilangan kesadarannya.









































"Kalian adalah pintu"




Tbc.

Hai hai hai para readers.

Karena aku nyari book &audition masih susah,akhirnya aku buat book ini.

Buat yang nyari asupan &audition bisa lah ya baca book ini. Mungkin book ini gak sebagus karya orang lain tapi aku harap kalian suka. Terima kasih.

BuronanDispatch🦉

For(got)end | &AuditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang