"Jangan mencari hal yang ga perlu untuk diketahui."
-Naura Azkia P-🌼🌼🌼
Hari itu entah karena apa guru yang mengajar di kelas Naura tidak hadir. Senang?? Tentu saja. Murid mana yang tidak senang dengan hal ini. Free class akan selalu menjadi favorit setiap murid.
Kelas itu langsung ricuh seperti di dalam pasar. Suara, teriakan itu bersahut sahutan. Ditambah lagi salah seorang siswa memutar lagu dan dihubungkan ke sound sistem milik kelas.
Naura hanya mengamati setiap gerak-gerik yang dilakukan teman sekelasnya itu. Ia hanya bisa menghela nafas.
Naura bukan tipikal murid yang hiperaktif seperti mereka. Bukan juga siswi ansos yang tidak pandai bersosialisasi. Karenanya Naura adalah Naura. Seorang yang cukup pandai bergaul tapi bukan pada orang yang tidak kenal. Jika kalian sekelas dengan Naura pasti kalian paham.
Oleh karena itu Naura memilih melakukan kegiatan yang membuat nya senang. Tapi kalian salah jika mengira Naura memilih belajar dalam keramaian tersebut.
Pada nyatanya Naura tak serajin siswi berperingkat satu dikelasnya. Bukan karena ia bodoh dalam pelajaran, malahan Naura termasuk dalam jajaran siswi pintar di kelasnya. Peringkat lima di semester lalu. Lumayan bukan??
"Ra, lo ngapain??" Tanya siswi yang duduk sebangku dengan Naura.
Naura mendongak. Karena sejak beberapa menit lalu ia menunduk kan kepala dengan menggunakan ujung meja sebagai tumpuan dahinya.
"Baca manga." Seperti yang kalian lihat, bahwa Naura termasuk dalam list siswi wibu dikelasnya. Menurut Naura, membaca manga itu suatu hal yang bisa mengusir kebosanan dihidupnya.
Alissa menghela nafasnya. "Gue kira lo belajar ulangan PKN nanti." Yap. Alissa adalah teman sebangku Naura sejak mereka duduk di bangku kelas 10 SMA. Siswi yang sudah menjadi teman dekatnya selama ini.
"Emang PKN ntar ulangan??"
"Iya Ra, jangan bilang lo lupa?"
"Iya beneran gue lupa." Naura menghela nafasnya. "Tapi yaudah sih kalo ulangan. Lagian kalo gue tau sebelum lo kasih tau belum tentu juga gue belajar."
Naura tersenyum manatap Alissa. Lalu ia menepuk-nepuk pelan bahu gadis itu. "Semangat belajar ya Sa, ntar lo harus bantuin gue waktu ulangan. Kan katanya lo baik. Ya? Ya??"
Alissa berdecak mendengar kata-kata yang sering terlontar dibibir Naura. Dan ia hafal betul apa yang terjadi setelah itu. Naura akan selalu menyalin jawabannya.
Bukannya menolak, malahan Alissa dengan sukarela memberikan jawaban tersebut. Karena saat ulangan matematika Naura lah yang biasanya membagi jawaban. Ya seperti itulah mereka saling membantu dalam segala hal. Termasuk ulangan.
"Iya-iya. Biasanya juga gimana. Yaudah gue belajar dulu, jangan ganggu."
Senyum merekah dibibir Naura. "Ganbatte Alissa cantik!!"
Tak lama setelah itu kelas yang awalnya seperti pasar seketika menjadi senyap. Banyak dari mereka yang sudah bosan, dan akhirnya mereka memilih untuk terlelap atau masih betah dengan ponsel miring itu. Tak terkecuali manusia yang suka rumpi, mereka juga sudah tak mengeluarkan suaranya.
Seperti halnya Naura yang sudah tak tau harus melalukan apa disaat ini. Pasalnya free class masih berlangsung hingga 30 menit kedepan tepat sebelum jam istirahat pertama.
Akhirnya Naura memutuskan beranjak dari kursinya dengan membawa buku pelajaran. Bukan karena ia ingin belajar, tapi karena ada sesuatu yang ia selipkan didalam buku tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT : Serpihan Luka
Teen FictionSemua luka pasti ada obatnya. Memang seperti itulah hukum alam yang berlaku. Namun, bagaimana jika obat yang paling kita percayai dapat menyembuhkan, justru adalah penyebab terbukanya satu luka milik kita? Menyakitkan memang. Tapi itulah yang Naura...