Happy Reading ❤️
"Apakah memang seperti ini rasanya, berjuang untuk cinta yang sejak awal tak pernah berpihak pada kita?"
-Raka Alfareza-🌼🌼🌼
Setelah sekian lama, akhinya Naura kembali merasakan nikmatnya tidur diatas kasur. Pukul 5 pagi rombongan mereka tiba di hotel yang akan menjadi tempat istirahat mereka untuk dua hari kedepan.
Beberapa menit setelah Naura memasuki kamar hotel, ia langsung merebahkan tubuh diatas kasur bersprai putih itu. Hal serupa juga dilakukan oleh ketiga teman Naura. Perjalanan kali ini benar-benar menguras tenaga mereka.
Dua jam sudah Naura terlelap dalam tidurnya. Namun Naura rasa baru beberapa menit lalu ia tertidur. Ternyata dua jam se singkat ini ya?
Naura melirik ke arah kirinya. Disana Serinda masih tertidur dengan posisi yang bisa dibilang tidak karuan. Badcover yang awalnya menyelimuti tubuhnya sekarang sudah tak lagi berada pada tempatnya.
"Serinda kalo bobok ga bisa anteng ya?!" Suara Alissa terdengar dari arah kanan Naura. Rupanya gadis itu sudah lebih dahulu bangun daripada dirinya.
Naura pun tertawa mendengar candaan dari Alissa. "Kan yang paling anteng waktu bobok itu gue Al,"
"Iya sih bener, lo kalo tidur statis banget. Gue aja lihatnya sampe heran,"
Naura lagi-lagi tertawa. "Sa ae sih lu Al." Ia beranjak dari kasurnya, menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. "Reina kemana Al?" Tanya Naura sebelum ia benar-benar masuk ke dalam kamar mandi.
"Dia udah keluar duluan, katanya sih urgent, tapi gue gatau karena apa."
"Oh gitu.. Yauda gue mandi dulu."
"Iya udah cepet sana! Keburu Serinda gue bangunin." Kata Alissa sembari berjalan ke samping ranjang Serinda.
Beberapa menit setelahnya, ketiga perempuan itu langsung menuju ke lantai 3, dimana tempat aula prasmanan berada. Beruntung kamar mereka berada di lantai 4, sehingga mereka tak butuh waktu lama untuk sampai disana.
Ramai pake banget. Meja-meja di aula tersebut sudah diisi full oleh siswa lainnya. Itupun masih ada banyak yang mengantri.
Saat Naura melemparkan pandangannya, irisnya tak sengaja bertemu dengan milik Gibran. Alhasil lelaki itu langsung melambaikan tangannya kearah mereka bertiga.
"Naura! Ajak temen lo duduk sini!!" Kalimat yang dapat Naura simak dari pergerakan mulut Gibran.
Tanpa pikir panjang Naura mengajak kedua gadis itu untuk mendekati meja Gibran setelah mereka mengambil beberapa menu untuk mereka santap.
"Lo sendirian Gib?!" Tanya Alissa yang cukup heran karena hanya ada Gibran disana.
"Enggak kok, gue cuma lagi booking tempat, nah itu mereka lagi ambil makanan." Jelas Gibran sembari menunjuk kearah tiga lelaki yang sedang sibuk memilih menu.
"Lah kenapa bertiga?! Kemana doi gue?!" Tanya Aziel yang baru saja tiba sembari membawa dua nampan. Tentu saja satunya untuk Gibran. Siapa lagi coba yang suka merepotkan jika bukan lelaki itu? Dasar!
"Doi lo?? Sejak kapan temen gue jadian sama lo?!" Sahut Serinda.
"Ish! Iya-iya masih calon doi. Tapi seriusan gue nanyanya, mana si Reina?"
"Tadi sih katanya ada urusan penting, trus dia keluar duluan." Alissa memincing kearah Aziel.
"Awalnya gue kira lo yang ngajak dia." ujarnya curiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT : Serpihan Luka
Teen FictionSemua luka pasti ada obatnya. Memang seperti itulah hukum alam yang berlaku. Namun, bagaimana jika obat yang paling kita percayai dapat menyembuhkan, justru adalah penyebab terbukanya satu luka milik kita? Menyakitkan memang. Tapi itulah yang Naura...