"Kita berdua masih berada di titik nol. Dan semoga tak berjalan saling mendekat, hingga terikat."
-Gibran Rahardian K-🌼🌼🌼
"Bang ayo cepet, keburu maghrib!!" Teriak seorang gadis yang berada di ruang keluarga itu. Sudah cukup lama ia menunggu kakak pertamanya di sana.
"Iya bentar!" Sahut lelaki itu dari dalam kamar yang berada di lantai dua.
Naura sudah berdecak beberapa kali. Pasalnya abang tersayangnya itu mengatakan bahwa jam 3 sore mereka harus sudah otw Mall. Eh tapi realitanya sekarang sudah jam 3 lewat 10 menit kakak lelaki tercinta Naura belum juga turun dari kamarnya.
Tak lama setelah itu akhirnya lelaki berusia kepala dua itu memunculkan batang hidungnya.
"Kalo nunggu abang tu yang ikhlas, jangan nggerutu mulu."
Naura berdecak pelan. "Abang ih siap-siapnya kayak cewek mau ketemu mertuanya aja."
"Masa cowok siap-siap nya nggak boleh lama?? Lagian ntar kalo abang penampilannya keren kamu juga yang seneng jalan sama abang!" Dengan pd nya Kenzie mengucapkan hal tersebut.
Naura mencubit pelan perut Kenzie lalu berlari meninggaalkan kakaknya itu. "Abang pd nya tolong dikurangin!!" Suara Naura menggema di ruangan itu.
Sedangkan Kenzie hanya bisa tertawa melihat tingkah adik semata wayangnya itu.
🌼🌼🌼
Sudah cukup lama kakak beradik itu mengelilingi mall terbaik di Ibu kota itu.
Tujuan mereka rela mengelilingi mall tersebut ialah untuk membeli beberapa barang untuk keperluan surprise malam ini.
Yap. Malam ini mereka akan mengadakan suprise ulang tahun ke 45 mama tercinta mereka. Tak hanya kue tart yang mereka beli, namun beberapa dekorasi pemercantik ruangan dan tak lupa kado juga mereka beli.
Tak heran mereka mengunjungi hampir seluruh toko di 7 lantai ini. Tapi jika untuk sang mama pengorbanan segitu masih terbilang kecil kalau dibanding pengorbanan ibu selama mengasuh mereka.
Tapi ya namanya Naura pasti akan mudah mengeluh apalagi jika disuruh berjalan sejauh itu. Apalagi ia harus menyeimbangkan langkah Kenzie yang bisa dibilang cukup lebar itu.
"Bang elah, kalo jalan pelanin dikit napa!" Naura kesal karena lelaki itu tak kunjung memelankan langkahnya.
"Bukan abang yang kecepeten kalo jalan, tapi kamu aja yang jalannya lama." Akhirnya Kenzie memberhentikan langkahnya menunggu adiknya yang tertinggal cukup jauh itu.
"Sini-sini abang gandeng biar kelihatannya aja kamu nggak jomblo." Kenzie menyelipkan jari tangan kirinya ke jari tangan kanan Naura.
"Sialan emang si abang!" Kesal Naura.
"Mau kemana lagi bang habis ini??" Tanya Naura setelah cukup lama terdiam dan hanya mengikuti langkah Kenzie.
"Beli cake dong. Masa iya birthday party gaada cake nya."
"Oh yauda kalo gitu coba aja beli disana." Jari Naura menunjuk kearah toko roti yang terletak tak jauh dari mereka berdiri.
Tak ada salahnya juga kan mencoba. Mungkin saja di toko itu ada cake yang bisa menarik perhatian keduanya. Pastinya bukan cake coklat. Karena mama mereka sangat anti dengan yang namanya coklat. Berbeda dengan Naura yang bisa dibilang pecinta coklat itu.
Disana mereka disuguhkan berbagai macam jenis roti. Naura dan Kenzie berjalan memilih cake untuk sang mama. Dan akhirnya perhatian mereka jatuh di cake berwarna merah itu. Red velvet.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT : Serpihan Luka
Fiksi RemajaSemua luka pasti ada obatnya. Memang seperti itulah hukum alam yang berlaku. Namun, bagaimana jika obat yang paling kita percayai dapat menyembuhkan, justru adalah penyebab terbukanya satu luka milik kita? Menyakitkan memang. Tapi itulah yang Naura...