"Bukan perkara siapa yang mengenal terlebih dahulu. Namun siapa yang mampu bertahan sampai akhir."
-Evanescent-🌼🌼🌼
Sembilan jam disekolah sangat menguras tenaga dan pikiran Naura. Ia merebah tubuh setelah menyimpan kembali tas sekolah ditempat nya. Seragam itu pun masih melekat manis di tubuh Naura.
Sampai pada akhirnya teriakan Kenzie dari luar kamarnya itu berhasil mengganggu ketenangannya.
"Naura adek abangg!!!" Teriak Kenzie.
Mendengar itu Naura berdecak. "Apaan sih bang?!" Balas nya dengan suara tak begitu keras.
Tak lama kemudian Kenzie membuka pintu kamar Naura, dan menyembulkan kepala nya. "Makan diluar kuy?! Lagi pengen ngajak jalan adik abang yang paling manis." Ujar Kenzie dengan melembutkan ucapan nya.
"Ck. Bilang aja gamau dikatain jomblo ngenes makanya ngajak aku." Naura menduduk kan tubuhnya menatap Kenzie yang masih berdiri di ambang pintu.
Mendengar itu Kenzie berjalan mendekati Naura. Dan tak lupa ia memasang wajah memohon supaya adiknya itu sedikit luluh.
"Pliss Ra... Abang bayarin semua yang kamu pengen deh."Naura tersenyum miring. "Abang yakin?!" Dan tanpa pikir panjang Kenzie menganggukkan kepalanya.
"Oke. 10 menit aku siap-siap." Putus Naura akhirnya. Seketika senyum merekah di bibir Kenzie.
"Makasih adek cantik!!" Ucap Kenzie semangat sebelum akhirnya ia meninggalkan kamar Naura.
Setelah Kenzie benar-benar menghilang dari kamarnya, Naura langsung beranjak dan segera mengganti seragam nya menjadi baju santai.
Tepat sepuluh menit Naura telah selesai bersiap siap. Lalu ia langsung menghampiri Kenzie yang sedari tadi sudah menunggunya di ruang tamu.
"Cus berangkat!!" Seru Kenzie sebelum akhinya ia memasuki kursi kemudi mobil bewarna putih itu.
Karena Kenzie sudah mengatakan bahwa Naura bebas memilih apapun jadi ia tak perlu lagi memilih menu makanan kesukaan nya. Tak sampai disitu, Naura meminta Kenzie untuk membelikannya es krim pada saat pulang nanti. Kalau ada kesempatan, ngapain juga disia siakan, ye kan??
"Nasi goreng seafood, burger, dan Strawberry milkshake." Ujar Naura sesaat setelah membaca menu di cafe tersebut. Dan setelah sang waiters itu mencatat pesanan mereka, ia pun meninggalkan meja Naura.
"Seriusan kamu mau ngehabisin semuanya?!" Tanya Kenzie tak percaya. Naura pun langsung menganggukkan kepala.
"Duh bang, ini kebetulan perut aku keroncongan banget. Gapapa kan ya?? Tadikan abang yang bilang bakal bayarin semua yang Naura pengen."
Saat itu juga Kenzie merutuki apa yang telah ia ucapkan beberapa saat lalu. Tau begini ia tidak akan menawarkan hal yang bisa mengancam keselamatan isi dompetnya itu.
"Oh ya bang. Jangan lupa habis ini kita ke kedai es krim dulu." Lanjut gadis itu.
"Kapasitas perut kamu seberapa sih??"
Naura tampak berfikir saat hendak menjawab pertanyaan Kenzie. "Eee.. unlimited, mungkin?!"
Mata Kenzie membulat sempurna. "Gue ga nyangka ternyata adek kesayangan gue ini monster." Ucapan ngelantur Kenzie langsung mendapat hadiah pukulan dari Naura.
"Sialan banget deh si abang! Cantik gini dibilang monster."
"Ya habisnya kamu jawab gitu."
"Yaelah bang aku mah bercanda doang. Haish.. abang mah nyebelin, ga pekaan. Makanya masih jomblo sampe sekarang!" Sewot Naura.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT : Serpihan Luka
Teen FictionSemua luka pasti ada obatnya. Memang seperti itulah hukum alam yang berlaku. Namun, bagaimana jika obat yang paling kita percayai dapat menyembuhkan, justru adalah penyebab terbukanya satu luka milik kita? Menyakitkan memang. Tapi itulah yang Naura...