Happy Reading ❤️
"Gue ga muluk-muluk kok, gue cuma pengen lo bales perasaan gue. Udah itu aja. Karena memang se simpel itu permintaan gue."
-Raka Alfareza-🌼🌼🌼
"Sialan! Gue masih ga terima sama kelakuan si Gibran! Bisa-bisanya dia mainin lo kek gini. Wah parah sih ini!!" Cerocos Alissa tanpa jeda.
Sejak semalam Naura memutuskan untuk menceritakan semuanya ke sahabatnya, sejak saat itu pula Alissa menjadi sangat-sangat tak terima atas perlakuan Gibran. Dan Parahnya lagi, kenapa ia juga sempat meluluh untuk mendukung Gibran. Ah sial.
"Waktu kemarin Gibran minta ganti kursi gue udah mulai curiga tuh. Eh ternyata sesuai dengan yang gue duga." Imbuhnya dengan masih diliputi kekesalan.
Naura hanya bisa terdiam sembari menikmati semangkuk mie ayamnya. Sungguh ia sudah tidak ingin lagi membicarakan tentang Gibran. Jika Alissa muak dengan sikap Gibran, maka ia akan lebih muak berkali-kali lipatnya.
"Iya bener parah emang si buaya itu. Apalagi saat gue tau kalo tiga temennya ikut andil. Wah, gue nyesel banget tau ga sempet percaya sama mereka." Imbuh Serinda.
"Ee guys sebaiknya kita ga membicarakan ini dulu deh." Sahut Reina dengan melirik kearah Naura yang memakan mie ayam dengan sangat lahap.
Tak lama setelah itu, Serinda kembali berseru. "Oh my god! Yang baru aja kita omongin muncul guys!!" Tak jauh dari meja mereka terlihat tiga laki-laki berjalan menuju kearah mereka.
Tanpa menoleh pun Naura tau siapa yang dimaksud oleh Serinda. Seketika nafsu makannya menghilang.
"Kalian mau apa hah kesini?!" Bentak Alissa saat ketiga lelaki itu sudah berada di depan mejanya. Ya tiga, karena memang ada satu personil yang sepertinya tidak ikut.
"Kita mau ngejelasin sesuatu ke Naura." Kata Darel, lalu beralih menatap Neura yang masih stuck pada mie ayamnya.
"Ada hal yang harus lo tau Ra!"
"Gak! Ga boleh!! Naura sibuk! Ga ada waktu ngeladeni kalian!" Sahut Alissa.
"Lagian kenapa harus kalian? Ketua kalian mana? Cemen banget sih ga mau ngadepin masalahnya malah nyuruh orang!" Celetuk Serinda.
"Gibran emang ga ikut. Dan ga bisa ikut. Dia harus izin karena papanya sakit." Balas Mahesa.
Serinda membulatkan mata. Ah sepertinya dia salah berbicara. Tapi ya sudahlah toh kalimat itu terlanjur ia ucapkan bukan?
"Guys gue balik dulu ya. Kalian selesain dulu makannya gapapa." Kata Naura sembari beranjak dari duduknya.
Ketiga perempuan itu mengerti maksud Naura. Karena itulah mereka tidak bisa memaksa Naura untuk tetap tinggal.
Aziel yang mengetahui kepergian Naura pun dengan segera menyusul gadis itu. Dan rupanya hal itu tak lepas dari lirikan Reina. Ah sudahlah.
"Aziel gausah kejar Naura!!" Teriak Alissa. Namun tetap diabaikan oleh lelaki itu.
"Lis, lo kenapa sih kek ga suka kita nyelesaiin ini?!" Protes Mahesa tak terima.
Alissa tertawa. "Semuanya udah selesai! Dan gaada yang perlu di jelasin lagi. Kita ngelakuin ini karena ga mau melihat Naura terluka hanya karena cowok brengsek kayak Gibran!!" Ia menatap nyalang Mahesa dan Darel secara bergantian.
"Seharusnya kalian sebagai temen bisa menyadarkan cowok kek Gibran bukan malah mendukung jalur ke brengsekan nya!!"
"Eh jaga ya omongan lo!! Kalo emang lo gatau apa-apa mending diem!!" Balas Darel tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT : Serpihan Luka
Teen FictionSemua luka pasti ada obatnya. Memang seperti itulah hukum alam yang berlaku. Namun, bagaimana jika obat yang paling kita percayai dapat menyembuhkan, justru adalah penyebab terbukanya satu luka milik kita? Menyakitkan memang. Tapi itulah yang Naura...