Happy Reading ❤️
"Mungkin ini seperti mimpi yang telah aku nanti-nantikan selama ini. Disaat aku dan kamu kembali menjadi kita."
-Gibran Rahardian-🌼🌼🌼
Tepat satu minggu sosok Gibran benar-benar hilang dari kehidupan Naura. Meskipun mulai minggu kemarin lelaki itu sudah mulai kembali aktif sekolah, Gibran masih belum kembali menghampiri Naura sejak saat itu.
Setelah ia pikir-pikir lagi, mungkin ini adalah keputusan terbaik yang dapat ia ambil. Toh jika Naura memang ditakdirkan untuknya, pasti cepat atau lambat perempuan itu akan kembali bukan?
Tok! Tok! Tok!
“Naura sayang!! Bangun!! Sudah jam setengah 7, nanti kamu telat lohh!!” ini sudah kesekian kalinya Claudia mengetuk serta meneriaki Naura dari luar pintu kamar gadis itu. Tapi belum ada tanda-tanda bahwa Naura telah bangun dari tidurnya.
Sedangkan di dalam Kamar, Naura samar-samar mendengar suara bundanya. Tapi rasa malas terus menariknya untuk tetap stay di tempat.
Kringg!! Kringg!! Kringg!!
Kini suara alarm ikut meramaikan kamar persegi itu. Naura sangat terganggu. Akhirnya ia dengan terpaksa keluar dari jeratan rasa malas yang membuatnya ingin tidur seharian.
“Haishh!! Ini kenapa alarm berisik banget sih? Perasaan gue baru aja tidur..” gumam Naura dengan tangan yang mencoba meraih alarm yang berada di nakas samping kasurnya.
Tok! Tok! Tok!
"Naura!! Cepet bangun nak!! Bunda ga mau kamu bolos karena ketiduran kayak gini!!" Suara Claudia kembali terdengar.
"WHATT?!!" Sontak Naura terlonjak dari kasurnya saat melihat jam yang ditunjukkan oleh alarm berwarna pink itu.
"Bundaa!! Naura kesiangann!!!" Teriak Naura sembari berjalan cepat menuju kamar mandi.
Di kamar mandi Naura hanya mencuci muka dan menyikat giginya. Karena memang tidak ada waktu untuk mandi. Jika ia mandi, maka dapat dipastikan ia akan ditempatkan di depan seluruh barisan murid saat upacara nanti.
Hanya butuh waktu 10 menit Naura telah siap dengan seragamnya. Lalu ia segera keluar dari kamar. Tentu saja ia juga harus membangunkan Kenzie, kalau tidak siapa yang akan mengantarnya ke sekolah?
"Eh bunda!!" Kaget Naura saat melihat Claudia berdiri di depan pintunya.
"Makanya kalo bunda bangunin itu langsung bangun dong Naura!! Liat nih bunda sampe udah selesai siap-siap."
"Ehe iya bun, maaf. Naura tadi soalnya ngantuk bangett. Yaudah, Naura bangunin bang Kenzie dulu ya bun.."
"Eh tunggu!" Naura menahan langkahnya, lalu kembali menatap Claudia. "Hari ini kamu berangkat sama bunda aja. Kemarin katanya, abang kamu hari ini gaada kelas. Jadi mungkin dia ga akan bisa bangun buat nganterin kamu Ra."
"Ah iya Naura lupa.. Yaudah kalo gitu ayo bun berangkat!!" Naura berlari kecil menuruni anak tangga mendahului bundanya.
Dua puluh lima menit waktu yang Naura tempuh untuk bisa sampai di sekolahnya. Dan beruntung waktu ia sampai, gerbang depan belum di kunci oleh satpam. Namun, dari sini ia sudah dapat mendengar pengumuman bahwa upacara akan di mulai lima menit lagi.
Dengan berlari secepat kilat Naura menuju kelasnya yang berada di lantai dua untuk meletakkan tas, dan kembali lagi ke lantai dasar untuk mengikuti upacara di lapangan utama.
Lapangan yang cukup besar itu sudah dipenuhi oleh siswa-siswi SMA Xavier dan para petugas upacara pun sudah stay di tempatnya. Naura celingukan mencari barisan kelasnya di deret kelas 11. Tak lama setelah itu, akhirnya ia menemukan dimana mereka berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT : Serpihan Luka
Teen FictionSemua luka pasti ada obatnya. Memang seperti itulah hukum alam yang berlaku. Namun, bagaimana jika obat yang paling kita percayai dapat menyembuhkan, justru adalah penyebab terbukanya satu luka milik kita? Menyakitkan memang. Tapi itulah yang Naura...