Happy reading besti akuu♥️
"Kalo cinta ya diperjuangin, kalo engga ya lepaskan. Untuk apa bertahan jika hati tak menginginkannya?"
-Gibran Rahardian K-🌼🌼🌼
Seperti ucapannya tadi, Gibran sudah menunggu kedatangan Syahnaz di parkiran motornya. Tak sampai sepuluh menit Syahnaz akhirnya menampakkan batang hidungnya. Perempuan itu berlari kecil menghampiri Gibran, dan tak lupa senyum merekah di bibir gadis itu.
"Kamu udah lama disini?!" Tanya Syahnaz dengan bernada sedikit manja itu. Ya memang seperti itulah tipikal seorang Syahnaz. Dan Gibran tak suka itu.
Alasan satu satunya yang membuat Gibran seperti ini ialah ia ingin memberitahu cewek itu bagaimana rasanya dihempaskan setelah dilambungkan. Simpel kan?
"Enggak kok. Yaudah yuk berangkat!" Perkataan Gibran itu hanyalah pemanis. Jangan lupakan itu, hanya pemanis. Tidak lebih.
Setelahnya Syahnaz naik di jok belakang motor Gibran. Dan tanpa meminta persetujuan, Syahnaz memeluk erat tubuh Gibran. Jika bukan dalam keadaan seperti ini, sudah dapat dipastikan bahwa Gibran akan menolak mentah-mentah apa yang cewek itu lakukan.
Tepat saat itu ada sepasang mata mengamati mereka dari jarak yang cukup jauh. Ia berdecih.
"Emang bajingan banget deh tu cowok! Dasar fakboy kelas kakap!!" Kesal orang itu. Bukan kesal karena cemburu, melainkan kesal karena bisa bisanya cowok fakboy seperti Gibran mendekatinya. Oleh karena itu ia sudah membulatkan hati untuk menolak mentah-mentah segala bentuk pengorbanan yang lelaki itu berikan.
Sesampainya di cafe, Gibran langsung menggandeng tangan Syahnaz memasuki cafe itu.
Bisa dibayangkan bagaimana respon Syahnaz kan?? Tentu saja gadis itu seneng pake banget. Siapa sih yang ga baper digituin?
Gibran menatap kearah perempuan yang duduk di depannya itu. Terpancar kebahagiaan dari raut wajah Syahnaz. Jika diingat ingat lagi mungkin Syahnaz adalah korban ke 13 dari Gibran. Dan itu dihitung dari semenjak ia kelas 3 SMP. Rupanya bibit-bibit fakboy sudah Gibran tanamkan semenjak dini. Hebat!
Tak lama setelah itu seorang waiters datang dengan membawakan pesanan mereka. Tak lupa keduanya mengucapkan kata terimakasih.
Gibran menyeruput minuman yang telah ia pesan. Lalu ia menatap kearah Syahnaz yang masih sibuk membuat insta story nya.
"Sya!"
"Iya say?" Balas Syahnaz yang masih sibuk dengan ponselnya itu.
Gibran menghela nafas, lalu ia berdecak. "Gue mau ngomong serius sama lo!"
Merasa ada yang berbeda dengan lelaki di depannya ini, Syahnaz memilih mematikan ponselnya lalu menatap Gibran dengan senyuman. Dapat ia lihat raut wajah Gibran saat ini bukanlah yang ia lihat beberapa saat lalu. Tatapan dingin itu sedikit mengganggu hati Syahnaz.
"Kamu kenapa sih say? Ada masalah apa?" Tanya Syahnaz halus. Tangannya terulur menggenggam tangan Gibran. Dan detik itu juga Gibran menepisnya.
"Gue mau ngomong sama lo, bukan mau mesra-mesraan sama lo!"
"Ha? Kamu kenapa sih sebenernya? Perasaan tadi masih baik baik aja, trus kenapa--"
"Disini gue yang mau ngomong! Lo ga perlu bicara hal yang nggak penting itu!" Ucap Gibran cepat sebelum Syahnaz menyelesaikan ucapannya. Saat ini Syahnaz benar benar tidak mengerti apa maksud dari perubahan sikap Gibran.
"Gue mau mengakhiri semua ini!" Ucapan Gibran itu berhasil membuat Syahnaz membulatkan matanya.
"M--maksud kamu apa sih?" Tanya Syahnaz yang terdengar seperti bergetar. Ia tak paham akan maksud Gibran sebenarnya. Ini semua terlalu mendadak bagi gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT : Serpihan Luka
Teen FictionSemua luka pasti ada obatnya. Memang seperti itulah hukum alam yang berlaku. Namun, bagaimana jika obat yang paling kita percayai dapat menyembuhkan, justru adalah penyebab terbukanya satu luka milik kita? Menyakitkan memang. Tapi itulah yang Naura...