RB-10

16.8K 1.4K 154
                                    

Ayo vote dan komen, kalau vote berarti kalian bukan remaja jompo hehehehe.

200 vote dan 70 komen yaaaaa.

HAPPY READING

Rayen sudah cuci kaki, sudah cuci muka dan sikat gigi, malam sudah menunjukan pukul 11 malam.

Rayen berjalan menuju ruang tv, disana dia melihat Rachel tertidur dengan tv yang masih menyala, seulas senyum lembut Rayen berikan.

Pria yang tak dikenal sama sekali di perusahaannya sendiri, karena tak pernah menunjukan wajahnya.

Bahkan media massa juga tak tau siapa Ceo dari R'Js Corp, perusahaan yang bergerak dibidang pariwisata dan juga properti.

Sebenarnya uang Rayen banyak, tapi semua dia tabung untuk pernikahan dan kehidupan setelah acara pernikahan nanti.

Dia tinggal nunggu Rachel menerima nya maka pernikahan 5 hari 5 malam akan terlaksana, tapi sebelum itu Rachel harus dibawa ke rumah untuk diperkenalkan.

Biar mereka tau kalau Rayen tuh laku! Dia gak bakal jadi perjaka tua dan dia bakal menikah dengan gadis yang menjadi cinta pertama dan terakhir Rayen.

Seseorang pernah berkata, seorang pria bisa jatuh cinta dalam hitungan detik tapi seorang wanita tidak.

Tapi itu tergantung pribadi masing-masing, kita tak akan tau isi hati seseorang itu bagaimana.

"Achel, bangun." tak ada pergerakan, Rachel masih tertidur lelap tanpa terusik pada suara Rayen.

Hela napas liris Rayen berikan, dia meneguk ludahnya pelan lalu berbisik.

"Ayen izin sentuh Achel ya, nanti Achel sakit kalau tidul disini."

Setelahnya Rayen menelusupkan tangannya dibawah lutut Rachel, lalu memegang punggung gadis itu, mudah sekali menggendong Rachel.

Dengan cepat Rayen berjalan menuju kamar Rachel, dia tak bisa berlama-lama karena Rachel pasti tak akan nyaman tidur seperti ini.

Setelah selesai memindahkan Rachel, Rayen segera berjalan menuju kamarnya yang ada di lantai 2.

Seharian ini Rayen gak ada buka hp, jadi dia gak tau ada pesan penting atau tidak, tapi besok saja dia buka, karena Rayen sudah mengantuk.

"Hali ini, Ayen senang bisa pelgi tanpa halus malu kalena cadel Ayen, dan Ayen sekalang tau kenapa mommy begitu membenci Ayen,"

"Tapi Ayen gak benci mommy, Ayen sayang mommy walau mommy jahat sama Ayen." gumam Ayen seraya memandang langit-langit kamar.

Rayen tak benci keluarganya atas fakta yang baru dia ketahui tadi sore, sekarang wajar mereka semua membenci Rayen dengan kedok cadel.

Tawa miris terdengar "Hidup Ayen lumit sekali, Ayen pusing, kila-kila Allah kapan ya jemput Ayen? Semoga Allah jemput Ayen setelah Ayen nikah dan punya anak baleng Achel, Ayen mau jadi Papi yang baik untuk anak Ayen nanti."

Benar, Rayen tak mau anaknya bernasib sama sepertinya.

Anak-anaknya nanti, akan mendapat kasih sayang berlimpah dari Rayen, tapi tentunya kasih sayangnya pada Rachel harus lebih dan lebih besar lagi.

"Hehe, hali ini Ayen belsyukul kalena adanya Achel, Ayen melasa hidup Ayen jadi lebih menyenangkan, semoga ini beltahan lebih lama lagi."

Yah, Rayen harus terus merayu Tuhan-nya agar dijodohkan dengan Rachel, nanti Rayen mau Salat Tahajud dan Salat Hajat.

Semoga Rayen bisa terbangun tengah malam nanti.

.....

Loli mengangkang lebar dan menatap pria tua yang tak lain adalah Daddy dari pacarnya tengah sibuk menjilati area kewanitaannya.

"Bagus om, jadi nanti yang nikah sama aku itu bang Rayen kan? Aku gak mau kalau bukan bang Rayen! Nanti om gak aku kasih jatah lagi."

Daddy Rayen bernama Haldin, pria 47 tahun yang merupakan seorang Direktur perusahaan modeling.

Dan Loli ini merupakan salah satu model kesukaan Haldin, mereka sering bermain di kamar yang memang tersedia di kantor Haldin.

Anak yang Loli kandung, itu tak tau anak siapa, soalnya kalau siang dia main sama Haldin, tapi kalau malam kan beda lagi.

Kemarin dia sudah menggoda Zio untuk mau bermain bersamanya, tapi Nezio menolak sebab dia takut kehilangan keperjakaanya.

Lalu Loli menggoda Razen dan pria itu pun mau.

"Iya sayang, kamu nikahnya sama Rayen nanti, tapi jangan lupa main sama om kalau udah nikah sama Rayen nanti ya." bisik Haldin rendah.

Walau usia Haldin 47, tapi penampilannya seperti usia 31 tahun.

Dia masih gagah dan penuh napsu, sementara istrinya, Imelia masih berusia 44 tapi sudah kelihatan tua.

Mungkin itu yang membuat Haldin tak bernapsu lagi untuk bermain bersama Imelia, makannya dia serong pada Loli.

"Ahh om! Pelan aja ih, jangan digigit itunya."

"Om kangen main sama kamu Loli."

"Iya om aku tau, pelan aja ya, sakit nih tadi habis main lagi sama bang Razen."

"Sama Razen mulu, dibayar berapa kamu?"

"Um, lumayan lah buat jajan,"

"Uang yang om kasih kurang kah?"

"Enggak sih, cuma aku mau yang lebih banyak lagi."

Haldin mengangguk, dia mulai menurunkan celana nya lalu mengukung Loli dibawahnya.

"Umur kamu berapa sayang?"

"18 tahun om."

"Hum oke, ayo bersiap om udah gak sabar."

Loli mengangguk, mereka bermain di ranjang yang biasa Haldin pakai untuk tidur bersama Imelia, Imelia hari ini tak pulang sebab dia sibuk dengan urusan nya di kantor.

Jadi Haldin yang kurang belaian gatau umur sialan ini kembali bermain bersama jalang murahan bernama Loli biadap.

Keduanya, tinggal menunggu adzab aja kayanya, tingkahnya melebihi setan jin yang terkutuk.

Njir, emosi banget ngeliat tingkah dua manusia sialan ini.

....

Bersambung

Rachel's Baby [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang