RB-21

12.6K 1.3K 50
                                    

Hari minggu rame gak ya yang vote, kalau cepat penuh nanti aku up lagi.

200 vote dan 70 komen gas.

HAPPY READING

Beberapa minggu setelahnya, sekitar 2 minggu sejak kejadian anak kecil dimakan buaya itu, Rayen sudah bisa menenangkan dirinya setiap ingatan hari itu lewat.

Dan kini, kemanjaan Rayen semakin menjadi-jadi dan tak bisa disembunyikan lagi.

Dia kalau lagi mager, bakal minta sama Rachel buat gendong dia, entah ke dapur atau ke ruang santai atau ke kamar mandi.

Intinya Rachel harus sabar kalau Rayen lagi masuk masa males gerak nya.

Siang ini Rachel harus dihadapi dengan rajukan Rayen lagi, Rayen juga pemaksa, tukang ngambek dan segala keunikan sifatnya yang membuat Rachel makin cinta sama Rayen.

Hela napas pelan Rachel berikan, sabar Rachel sabar.

Kalau tidak salah kejadian ini sudah pernah terjadi.

Tapi sekali lagi kejadian ini terjadi lagi, Rachel harus menghadapi air mata dari bos manja nya ini.

Alasannya? Karena Rachel menolak untuk memberikan Rayen susu.

Sedari pagi dia sudah minta susu, sudah Rachel berikan tapi sepertinya kurang terus.

Rachel frustrasi sendiri dibuatnya, Rayen benar-benar maniak susu.

"Pak, anda sudah minum susu 5 botol tadi, nanti anda kembung." tegur Rachel tenang teratur, namun matanya penuh kelembutan.

Dia menatap buntelan berisi manusia dewasa yang meringkuk ditengah kasur.

"Hiks AYEN MAU SUSU! KENAPA ACHEL JAHAT BANGET SAMA AYEN!"

"Pak—"

"JANGAN PANGGIL PAK!"

"Hahh, oke, Ayen maaf tapi kamu udah minum banyak susu tadi sayang."

Mendengar nada penuh kelembutan itu, Rayen luluh kemudian menurunkan selimut ditubuhnya, dia menatap Rachel dengan air mata yang membasahi pipinya.

Manik hijau daunnya tampak sedih, lucu, menggemaskan semua jadi satu.

Bibirnya bergetar pelan, wajah Rayen memang tampan sekaligus manis, Rachel gemas ingin menciumnya.

Apalagi bibir berwarna merah jambu milik Rayen sungguh menggoda iman Rachel.

"Peluk Ayen dulu balu Ayen maafin..hiks.." rajuknya lucu.

Dengan senang hati Rachel naik ke kasur lalu memeluk Rayen erat, mengelus rambutnya dan menenangkan pria 24 tahun kesayangannya ini.

"Udah-udah, nanti Achel beliin es krim."

"Um..mau cium juga."

"Modus anda bayi maung."

"Ihh, gak mau cium Ayen? Jahat.."

"Bercanda sayang, coba panggil aku Rachel dong,"

"Ish, Lachel."

"Pft.."

"Jangan ketawa!"

"Maaf-maaf.."

Gemas sekali, astaga Rachel tak tau Rayen bisa semanis ini saat bersamanya, saat diluar saja Rayen begitu dingin dan kejam, tapi saat bersama Rachel dia berubah jadi bayi maung kesayangannya.

Rachel pernah melihat Rayen melakukan sesuatu yang mengerikan.

Kemarin, Rachel pulang dari supermarket agak kemalaman, dan dia melihat pintu rumah Rachel terbuka.

Rachel kira itu Rayen, dia masuk saja seperti biasanya.

"Assalamualaikum, Ayen kamu ada disini?"

Rachel melangkah menuju dapur, karena dia melihat punggung Rayen disana.

"Rayen—astagfirullahallazim.." Rachel spechlees melihat pemandangan di dapur.

Disana dia melihat seonggok tubuh manusia yang kepalanya sudah terpisah dari tubuhnya, itu pria, Rachel yakin.

Kepalanya ada ditangan Rayen, wajah tampan Rayen terlihat ketat dan dingin, penuh dengan cipratan darah menambah kesan menyeramkan baginya.

"Ayen, siapa dia?" tanya Rachel tenang.

Rayen menoleh, dia menghela napas panjang kemudian melempar kepala itu ke tubuh dibawahnya.

Dia hendak memeluk Rachel, tapi gadis itu menolak, membuat Rayen mulai berkaca-kaca, takut kalau Rachel menolak dirinya.

"Jangan nangis, kamu penuh darah gitu, bersihin dulu baru aku peluk."

Rayen mengangguk cepat, dia berlari menuju kamar mandi, tapi dia kesandung tubuh pria yang dia bunuh tadi.

Brugh!

"Aduh..hiks..hidung Ayen sakit.."

Rachel menghela napas pelan, melihat Rayen menatapnya melas dengan air mata mengalir dipipinya, mau tak mau Rachel membantu Rayen untuk bangun.

"Makanya pelan-pelan, udah sana ke kamar mandi."

Rayen mengangguk cepat, setelah Rayen selesai membersihkan diri, dia tak melihat jasad itu lagi, entah kemana dibuang sama Rachel.

"Jadi pria itu siapa?"

Rengut sebal Rayen berikan "Dia stalkel kamu, dia mata-matain kamu selama 3 hali ini dan aku gak suka! Jadi aku bunuh aja dia, apalagi tadi dia nelobos masuk ke lumah kamu, aku kan sebel, jadi aku penggal aja kepalanya."

Rayen menjelaskan dengan raut mukanya yang berubah-ubah, kadang cemberut, kadang tersenyum dan kadang sedih.

Pria ini sangat ekspresif saat bersama Rachel.

Perlahan Rachel memeluk Rayen dan mengelus punggungnya.

"Makasih ya udah ngelindungi Achel, Ayen pintar."

"Hehehe apapun untuk Achel telcayang."

Dan begitulah kegilaan yang pernah Rachel lihat dari sosok Rayen.

"Sayang banget sama bayi maung aku ini."

"Um, Ayen juga sayang sama induk maung Ayen hehehe."

Rachel terkikik pelan, lucu sekali, ingin Rachel perko—eh enggak, gajadi hehehehe.

Nanti aja perkosanya pas udah halal, kan makin mantap-mantap muahahahha.

....

Bersambung

Rachel's Baby [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang