RB-11

15.5K 1.6K 118
                                    

Oke, kenapa populasi sider disini makin banyak aja njir, makin banyak yang gak vote tapi maunya baca doang.

Ayolah, aku muak banget sebenarnya sama sider ini, tapi kalau aku stop nulis kasihan pembaca setiaku bakalan kekurangan list bacaan cowok manja.

Yaudalah, 200 vote dan 70 komen doang kalian gak bisa, baru segitu doang target padahal, belum sampai ribuan kaya cerita-cerita lain.

HAPPY READING

Mood Rayen hancur setelah mendapat tamu di jam 11 siang, satu jam lagi dia harus makan siang bersama Rachel tapi kenapa si jalang malah ada disini.

Untung Rachel tak tau karena tadi Rachel pergi meeting bersama Agam, dan si Loli datang dengan kaus crop dan rok span setengah paha.

"Ada kepentingan apa sampai jalang kecil ini datang?" sarkas Rayen tak segan, dia menatap Loli dengan tatapan membunuh, gelap dan menyeramkan.

Loli meneguk ludahnya kasar, tak menyangka jika Rayen bisa seseram ini, sejenak Loli berdeham guna menetralisir ketakutannya lalu duduk disofa.

Loli meletakan tas berisi bekal makan siang "Aku datang kemari sebagai calon istri bang Rayen, kita kan akan menikah." ujar nya lembut dan mendayu.

Ucapannya membuat Rayen mengernyit heran, menikahi jalang bekasan yang sudah terbuka lebar?

Dirinya yang selalu menjaga kesucian diri harus bersama jalang yang dengan suka rela mengangkang dihadapan banyak pria?

Komedi apalagi ini sialan.

"Kau bisa mengambil Lazen atau Zio tapi jangan mencoba mengangguku, kalena aku tak akan teltalik pada bekasan olang lain, bisa saja kau memiliki penyakit seksual." ceplos Rayen tak tanggung.

Dia mengangkat sudut bibirnya keatas dan menatap Loli penuh keremehan.

Kedua tangan Loli mengepal kuat, dia menghela napas pelan lalu tersenyum anggun.

"Aku hamil anak Daddy kamu loh, jadi kamu harus tanggung jawab." ujar Loli lembut seraya mengelus perut ratanya yang terbuka.

Rayen menegang, dia menatap Loli tak percaya sekaligus jijik "Gila ya? Aku tak menyentuhmu sama sekali tapi aku yang halus menikahimu? Kau kila aku mau?"

"Harus mau dong."

"Dih, ogah sialan, aku plia yang masih menjaga kesucianku halus belsanding dengan pelempuan lendah sepeltimu? Oh tidak-tidak, apalagi itu bukan anak ku, aku tak sebaik itu ingin menikahimu."

Loli geram, kenapa Rayen menolaknya!? Seharusnya Rayen bersyukur bisa menikahinya yang merupakan seorang model!

"TAPI AKU HAMIL!"

Cklek.

Jantung Rayen rasanya pindah ke lambung, dia menatap kearah pintu yang terbuka, disana Rachel memandang Rayen penuh keterkejutan.

Rachel shock mendengar teriakan gadis itu, apa-apaan? Dia hamil dan ingin Rayen bertanggung jawab?

"Achel ini gak—"

"Ya ampun, saya tak menyangka bahwa Pak Rayen.."

Rayen menggeleng ribut, dia bangkit lalu berjalan cepat mendekati Rachel, namun gadis itu langsung mundur menghindari Rayen.

Sejenak Rayen bisa merasakan sesak didadanya, dia menggigit bibir bawahnya guna menahan tangis yang kapan saja bisa pecah.

"Achel..Ayen gak hamilin itu jalang, enggak, dia kan jalang jadi pastinya dia main sama banyak plia, tellebih Ayen gak pelnah nyentuh dia sama sekali, pelcaya sama Ayen ya.." lirihnya memohon.

Rayen berlutut dikaki Rachel dan memelas, dia tak mau Rachel pergi hanya karena kesalah pahaman ini.

Rachel menatap kearah Loli yang tampak tersenyum penuh keangkuhan, itu membuat sisi liar Rachel muncul.

Dia tak suka ditantang, dia benci ditantang dan saat ini gadis itu menantangnya.

"Heh, aku akan menikahi Bang Rayen karena anak ini adalah anaknya." angkuh Loli.

Rachel mendengus sinis, dia berjalan mendekati Loli lalu menunduk, tingginya dengan Loli jauh berbeda.

Loli hanya sebatas leher Rachel saja dan dia memang cantik, namun aura cantiknya seolah lenyap.

"Mimpi lo jalang, lo kan mainnya sama banyak orang, berarti anak lo itu anak bram! Anak brame-rame, cih, gak tau malu!" cibiran Rachel telak menyentak hati Loli.

Rachel melipat tangannya di dada lalu menatap Rayen, kemudian menatap Loli lagi.

Seulas senyum miring terlihat diwajah cantik elegan milik Rachel.

"Rayen itu milikku, jadi jika ada hama busuk sepertimu maka jalan satu-satunya adalah menyingkirkannya, lantas kalau tak mau mendapat masalah maka minta pria lain untuk bertanggung jawab, jangan para pria-ku!"

Rayen menahan degub jantungnya yang terus berdebar kencang, mendengar kata pria ku membuatnya sabrut alias salting brutal.

Guna menutupi rona diwajahnya, Rayen menurunkan poni nya agar menutupi mata dan sedikit pipinya.

"Ini memalukan sekaligus membahagiakan." cicit Rayen bergetar.

Menahan diri agar tidak teriak itu sangat sulit, Rayen tak kuat menahan teriakan penuh girangnya.

"Kau dasar wanita sialan! Aku akan adukan kau pada—"

"Pada siapa hah!? Pada om-om simpananmu atau pada pria lajang yang nunutnya murahan sama sepertimu? Adukan saja aku tak perduli, yang pasti jangan pernah usik Rayen karena dia adalah milikku."

Loli tak terima ini! Dia menarik tas selempangnya kasar lalu berjalan keluar dari ruangan itu.

Ini memalukan dan tak seharusnya terjadi, Loli akan membuat perhitungan pada wanita itu!

Seperginya Loli, Rachel langsung menarik Rayen untuk duduk disofa lalu mengelus rambutnya.

"Kamu beneran gak ada sentuh dia kan?" tanya nya khawatir.

Rayen menggeleng pelan, bibirnya mengerucut sebal.

"Aku aja gak teltalik pada tubuhnya, dia itu sudah disentuh banyak plia, dia disentuh dengan suka rela bukan kalena telpaksa jadi dia itu sepelti tak ada halga dili lagi."

Rachel mengangguk, lucu sekali aduan Rayen, Rachel jadi gemas.

Dan lagi, dia harus mengurus sesuatu nanti malam, tentu saja dia harus mengurus hama sialan itu agar tak menganggu untuk kedepannya.

.....

Bersambung

Rachel's Baby [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang