RB-20

14.3K 1.3K 103
                                    

Sengaja up segini karena mau lihat banyak gak yang baca, dan pastinya vote yauw sayang.

200 vote dan 70 komen gas🏃

HAPPY READING

Rayen meletakan ponselnya saat selesai membaca artikel perihal kasus di kebun binatang tadi, kejadian itu masih membekas dalam otak Rayen.

Bagaimana tubuh anak kecil itu dicabik-cabik, ditarik, digigit lalu dimakan.

Hal itu membuat Rayen kembali gemetar, dia meraih gelas berisi air hangat di meja kaca depannya lalu diminum perlahan.

Setelah tenang, Rayen memanggil Rachel yang ada di dapur, oh ya malam ini dia masih ada di rumah Rachel, toh kalau mau pulang ya tinggal jalan aja.

Rumahnya kan sebrang-sebrangan sama rumah Rachel.

"Acheeeeeeel, kamu ngapain sih di dapul, temenin Ayen sinii ihh." rengeknya penuh kemanjaan.

Rachel hanya mampu menahan teriakan penuh kegembiraan, dia benar-benar suka pada Rayen, kemanjaannya, rengekannya, sifatnya semua yang ada pada Rayen adalah kesukaan Rachel.

"Bentar, aku lagi buat waffle coklat."

"Ihh, mau dong." Rayen bangkit kemudian berlari kecil menuju dapur, dia mengintip kegiatan Rachel lalu melingkarkan tangannya dipinggang Rachel.

Dengan sengaja Rayen menelusupkan kepalanya diceruk leher Rachel "Achel wangi sekali, pakai shampo apa?"

"Shampo apa ya, lupa."

"Achel, Ayen mau susu dong."

"Susu lagi?"

"Huum, emang gak boleh?" Rayen memperlihatkan wajahnya yang memelas dengan bola mata berwarna hijau daunnya yang berkaca-kaca.

Dia suka susu, setiap malam dia harus minum susu karena itu bagus untuk pertumbuhan tulang.

"Boleh aja, bentar ya aku buatin."

Rayen mengangguk, dia melepas pelukannya dipinggang Rachel kemudian duduk di kursi bar, dia kembali teringat kejadian tadi siang.

"Kenapa anak tadi bisa masuk ke kandang buaya?" tanya Rayen penasaran.

Perasaan anak itu tadi digendong sama Ayahnya deh, kenapa tiba-tiba bisa masuk ke kandang buaya mengerikan itu.

Rachel mengedikan bahunya "Kurang tau, tapi kayanya pas digendong sama ayahnya, anak itu minta manjat dipagar pembatas, ayahnya nurut terus biarin anaknya manjat, eh taunya anak itu malah jatuh ke dalam." jelas Rachel.

"Kasihan tau, mana anak itu masih kecil.."

"Ajal siapa yang tau Ray, namanya udah takdir."

"Achel gak bakal ninggalin Ayen kan?"

"Gak mungkin Ray, suatu saat aku pasti mati."

"Ih ngomongnya jelek banget sih, kita semua pasti mati, tapi nanti Ayen minta sama Allah supaya kita matinya balengan aja, Ayen gak mau kalau mati duluan atau ditinggal mati Achel."

Rachel mengangguk "Iya, terserah kamu aja, ini waffle sama susu hangatnya." Rachel meletakan piring berisi waffle dan segelas susu hangat.

Rayen bertepuk tangan riang, dia menatap waffle yang dibaluri coklat leleh dan madu, serta ada strawberri diatasnya.

Dengan perlahan dan hati-hati Rayen memakan waffle nya, dia memejamkan kedua mata indahnya saat merasakan betapa manis dan gurihnya waffle buatan Rachel.

"Enak banget, Achel memang yang telbaik! Ayen sayang sama Achel!"

"Iya, Achel juga sayang banget sama Ayen."

Mereka pacaran? Tidak itu tidak benar, mungkin lebih bisa disebut sebagai komitmen?

"Achel tunggu 1 bulan lagi ya, nanti Achel bakalan Ayen lamal."

"Lamal? Lamal apaan? Kamu mau ramal aku?"

Rayen menggelengkan kepalanya cepat, dia menatap Rachel dengan tatapan sengit "Lamalan, nanti Achel bakal Ayen lamal!"

"Kamu gak perlu ramal aku kok, aku gak percaya hal begituan."

"Ihh bukan lamal, tapi lamal!"

"Iya tau, ramal kan? Itu gak perlu ah."

"BUKAN LAMAL TAPI LAMAL! GIMANA SIH NGOMONGNYA!? AYEN NANTI BAKALAN LAMAL ACHEL SEBAGAI ISTLI AYEN! NGELTI!?"

Rachel mengerjab pelan, kemudian terkekeh mendengar pernyataan Rayen barusan.

"Manis banget sih, iya-iya aku tunggu lamarannya ya sayang."

Rayen mendengus sebal, dia melengos tak mau kenatap Rachel, kedua pipinya penuh dengan waffle dan bibirnya bercelemotan coklat.

Rachel membersihkan bibir Rayen dengan telaten, lalu mengusap rambut Rayen gemas.

"Kamu gemesin banget sih."

"Ayen tau Ayen gemesin, telima kasih pujiannya."

"Hahaha iya, gemes banget sampai pengen aku kekep dalam kamar."

"Ihh jangan gitu, nanti aja kalau udah nikah."

"Kamu mau pakai lingerie gak buat malam pertama nanti?"

Pertanyaan Rachel membuat Rayen bingung "Lingelie itu apa?" tanya nya heran.

"Baju untuk malam pertama lah, baju tempur hahahahaha."

Rayen mengangguk patuh "Oke, Ayen bakal pakai lingelie buat malam peltama kita." putusnya begitu saja.

Rachel menahan tawa bahagianya, akhirnya dia bisa melihat Rayen pakai lingerie, sunggu luar biasa!

"Hehe, aku mencintaimu Ayen."

"Ayen juga cinta Achel~"

Haish, lucu sekali, Rachel jadi gak sabar untuk 1 bulan lagi, kenapa 1 bulan terasa begitu lama!?

Rachel kan udah gak sabar, sangat amat enggak sabar.

....

Bersambung

Rachel's Baby [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang