RB-13

14.8K 1.5K 119
                                    

Sangat amat tidak mood kalau up pagi, soalnya banyak sider yang gak ngotak sama sekali.

200 vote dan 70 komen pasti penuhnya sampai sore, sider pagi, siang sampai sore parah soalnya.

HAPPY READING

Rayen mendapat kabar kalau Zio masuk rumah sakit, dan sebagai abang yang sebenarnya juga terpaksa untuk mengakui jika dirinya memang abang Zio, Rayen datang.

"Jadi, aku udah bisa pulang kan?" nada suara Rayen begitu datar dan tak berminat, sama sekali tak perduli pada tangisan Mommy nya.

Dia masih ingat perkataan Loli yang berkata jika dia hamil anak Haldin, mengingat hal itu tatapan Rayen langsung tertuju pada Haldin.

Rasanya geli mengetahui rahasia itu, ternyata asal muasal kebajingan Razen serta Nezio berasal dari Daddy mereka.

"Zio buta hiks..kamu kok tega mau pulang sementara adik kamu masih gak sadar! Abang macam apa kamu hah!" Rayen mencibir tanpa suara.

"Buta gak buta ya bukan ulusanku, biasanya juga kalian gak pelduli soal aku telus kenapa aku halus pelduli soal kalian, aku datang cuma untuk lasa kemanusiaan doang." jawabnya santai.

Imel menggeram rendah, sialan sekal! Si cadel ini sudah mulai berani melawan, siapa yang mempengaruhi otak Rayen hah!?

"Lagipula dia cuma buta sebelah mata, gak dua-duanya, gak usah lebay lah." dengus malas Rayen berikan, bagus dong kalau Zio buta maka dia bisa berhenti mengoleksi gadis-gadis.

Razen hendak menonjok wajah Rayen karena emosi, tapi dia tahan karena memang tak baik membuat keributan di rumah sakit.

"Kamu harus mau donorin mata kamu buat Zio!"

"Lah? Lawak banget sih, cali olang lain lah, kenapa halus aku sih?"

"Kamu itu abang Zio, jadi—"

"Halah bacot banget, pelsetan sama abang, dia gak pelnah halgai aku sebagai aku jadi aku gak akan anggap dia adik, oke, sekian bacotan kalian aku mau pulang." Rayen tak mau mendengar omong kosong mereka.

Dia mau pulang, bukan ke rumah orang tuanya melainkan ke rumah Rachel, sebab rumahnya adalah tempat dimama Rachel berada.

"RAYEN KAMU HARUS MAU DONORIN MATA KAMU!" bentak Haldin.

Rayen mengangkat tangannya dan menunjukan jari tengah panjang nya yang indah.

"Talk to my hand dad."

Setelah itu Rayen pergi dengan santai, sudah dia putuskan dia akan keluar dari rumah itu dan memilih membeli rumah yang ada di sebrang rumah Rachel.

Dia kan gak mungkin terus menerus menyusahkan Rachel, jadi Rayen mutusin untuk pindahan saja malam ini.

Dan taknakan memberi tahu Rachel, anggap saja sebagai kejutan.

....

Aldrian merengek terus menerus karena mereka Asga merebut perhatian Rachel.

Keduanya masih ada di rumah Rachel karena mereka ingin bersama Rachel lebih lama lagi, toh nanti mereka pulang kok.

"Aldri kenapa sih? Merengek mulu." tegur Rachel.

Aldrian mencebiknya bibirnya kesal, dia menendang boneka teddy bear besar yang ada dipelukannya lalu melemparnya jauh.

Dengan kecepatan super sonic, Aldrian berlari kearah Rachel lalu menerjangnya erat.

"Achel kenapa lebih senang sama Asga sih..kenapa Aldrian dicuekin dari tadiii, Al gak suka dicuekin tau." sifat Aldrian memang manja pada Rachel.

Bahkan bisa dibilang lebih manja daripada Asga, makanya Rachel lebih sayang pada Aldrian karena dia juga sudah menganggap Aldrian sebagai adiknya.

"Aku lagi bicarain sesuatu sama Asga, kau cemburuan banget yah."

"Cemburu lah, sahabat kamu itu ada dua, jadi harus perduli sama keduanya."

"Apaan dah bagong, urus aja tuh pantat lo, makin gede aja gue lihat." cemooh Asga yang tengah asik meminum susu hangatnya.

Asga kan iri, soalnya pantat Asga gak semontok Aldrian dan Asga juga tau kalau Rachel itu suka pantat montok Aldrian.

Entah bagaimana cara memadatkan pantat agar lebih berisi, nanti Asga akan tanya pada Google, mana tau Asga bisa buat ramuan untuk pantat.

Kan lumayan menghemat biaya daripada harus operasi plastik.

"Dih, iri bilang aja deh, pantat aku bagus karena aku sering melatihnya di gym, lihat dia begitu ketat dan sintal, gak kaya kamu, pantat kok tepos kaya papan triplek."

Tertohok hati Asga, sialan!

Rachel sendiri malah terfokus pada pantat Aldrian, benar weh katanya, pantat Aldrian lebih berisi dan sintal dari terakhir mereka bertemu.

Dengan gemas Rachel mengarahkan tangannya ke pantat Aldrian dan merematnya.

"Ahhh! Achel jangan buat kaget!" pekik Aldrian yang merasa sensitive saat jari lentik Rachel menyentuh pantatnya.

Tak sia-sia Aldrian membentuk pantatnya agar bagus, itu guna nya untuk caper sama Rachel dong, apapun agar Rachel perduli dan perhatian terus sama Aldrian.

"Bagus pantat kamu, enak buat diremas." Rachel jadi dapat ide buat gambarnya, ahahaha bagus-bagus.

"Aku jadiin kamu model buat gambar aku, boleh?" Aldrian langsung mengangguk riang.

Dia mendusel diceruk leher Rachel dan menciumnya "Tentu boleh dong, apapun untuk Achel~"

Asga menghela napas pelan, dia juga mau membentuk pantat nya agar bagus cuma, kesehatannya tak mendukung sama sekali.

Jadi dia diam saja dengan wajah masam.

....

Bersambung.

Rachel's Baby [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang