Ayo penuhi target dengan cepat biar up lagi muehehehhe.
200 vote dan 70 komen gas.
HAPPY READING
Rachel percaya jika Rayen itu tipe setia, tapi pemandangan yang dia lihat hari ini membuat keyakinannya goyah.
Raut wajah Rachel masih datar, sepertinya keputusan untuk mengikuti kemana Rayen pergi ada guna nya juga.
"Bagus, sekarang dia malah pergi ke Oyo setelah pulang dari mall? Makan malam bersama wanita lain dan berkata padaku bahwa dia lembur."
Awalnya Rachel ingin mengajak Rayen jalan-jalan, selagi malam minggu, tapi Rayen menolak dengan alasan lembur.
Jadi ya sudah Rachel mengerti, dia tak pulang dan tetap menunggu di dalam mobilnya, dia menunggu di dekat halte kantor.
Dia menunggu beberapa menit, sampai akhirnya jam 5 lewat 37 sore dia melihat Rayen keluar dari kantornya dengan mobil.
Disana Rachel sudah curiga, dan dia mengikuti kemana Rayen pergi.
Ternyata Rayen menjemput seorang wanita berpakaian seksi didepan kost an, lalu mereka pergi menuju mall.
Rachel mengikuti mereka terus sampai di dalam mall, Rayen pergi berbelanja bersama wanita itu, lalu pergi makan malam, pergi membeli kalung emas kemudian pergi membeli bunga.
Kekecawaan menyeruak didalam hati Rachel, tapi dia tetap diam.
Dan sampai akhirnya mereka pergi dari mall dan malah ke Oyo, itu membuat Rachel tak tahan.
Dia turun dari mobil kemudian berjalan cepat mendekati Rayen, senyuman yang biasa Rayen berikan untuk Rachel kini diberikan untuk wanita lain.
"Gak mau masuk?"
"Enggak, makasih."
"Ya sudah, aku masuk dulu ya."
"Iya, makasih untuk yang tadi."
"Hahaha bukan masalah."
"Oh? Apa ini Rayen?"
Deg!
Rayen pucat seketika, dia menoleh kesumber suara dan menatap Rachel yang hanya menatapnya santai.
Tapi Rayen yakin kalau Rachel saat ini sedang marah dan kecewa padanya.
"A-achel, tunggu jangan malah dulu!"
Rayen segera memberikan bunga dan kotak beludru merah. "Ini gak sepelti yang kamu lihat—"
"Ck, aku pulang, terserahmu saja apapun alasannya, aku tak perduli."
Rachel berjalan cepat meninggalkan Rayen yang membeku ditempat, tangannya terkulai lemas, bunga mawar yang dia beli jatuh kebawah.
"A-achel—"
"Lupakan soal pernikahan, aku tak mau menikahi seorang pria yang bisa keluar dengan gadis lain, kalau kamu bilang itu dari awal, aku gak akan sekecewa ini, tapi kamu berbohong dan aku benci pembohong!"
Rayen tak berkutik, dia berlari menahan Rachel, dia tak akan biarkan Rachel pergi darinya.
Sebelumnya Rayen mengambil bunga tadi dan meletakannya ke dalam mobil, kotak beludru tadi dia simpan di kantung jas.
Dengan kuat Rayen menggendong Rachel ala kantung beras lalu memasukannya ke dalam mobil secara paksa.
"BRENGSEK!"
"Umpati aku semau kamu Achel, asal kamu dengelin penjelasan aku dulu!"
BRAK!
Rachel menggeram lirih, sudah dia duga sifat pemaksa Rayen tak akan hilang semudah itu.
Rayen tetap pria pemaksa yang harus dituruti apapun kemauannya, dan dia tak akan melepaskan Rachel dari genggamannya.
Rayen masuk ke kursi kemudia lalu memasang seatbeltnya, Rachel melengos ke jendela, membiarkan Rayen memasangkan seatbelt untuk Rachel.
"Sayang, dengelin aku dulu oke?"
"Gak!"
"Dengelin yah, please.."
"Ck."
"Kita pelgi ke tempat lain dulu ya bial kamu gak emosi."
"Terserah!"
Rayen mengelus rambut Rachel lembut "Achel lucu kalau lagi malah, hehehehe."
"Aku serius ya Rayen, jangan banyak ngomong!"
"Iyaaa ih."
Rayen segera menyalakan mobilnya, dia harus membawa Rachel pergi ke tempat yang lebih aman dan pastinya agar Rachel tak marah padanya lagi.
....
Bersambung

KAMU SEDANG MEMBACA
Rachel's Baby [End]
RomantizmGanteng sih, dingin, Ceo kaya raya, tapi manja, cadel lagi, yakin masih mau sama dia? Rachel yang awalnya melamar pekerjaan sebagai Sekretaris sungguh tak menyangka jika Ceo yang di rumorkan buruk rupa malah begitu paripurna bak seorang pangeran. Ma...