Sore ini hawa sudah ada di taman, walaupun agak sulit untuk izin pergi kepada teman temanya tapi dia tetap bisa pergi dengan alasan di panggil gus yusuf karena ada yang ingin di bicarakan.
Hawa memang sangat takut untuk berbohong makanya dia lebih baik berkata jujur kepada para temanya, meskipun sebelum pergi mereka sempat bertanya tanya, untung saja hawa mempunya 1001 jawaban.
"Astagfirullah hal'azim lama banget ini manusia!" Kesal hawa karena dia sudah menunggu sekitar 10 menit yang lalu.
"Kalau gitu tadi mendingan aku murajaah dulu" kicau nya.
Selang beberapa menit akhirnya gus yusuf datang dengan nafas yang memburu, sepertinya dia berlari sampai terdengar suara helaan nafasnya.
"Assalamualaikum maaf ning saya sedikit terlambat" ucapnya.
Membuat hawa mengerutkan dahinya "waalaikusallam warahmatullahi wabarokatuh. Gus tadi bilang apa? Sedikit terlambat?!" Balas hawa sembari mengulang kata kata gus yusuf.
Gus yusuf menganggukan kepalanya
"Saya udah nunggu dari 15 menit yang lalu! Enak aja bilang sedikit terlambat!" Kesal hawa tanpa menatapnya.
"Maaf ta——" ucapnya terpotong.
"Udah deh to the poin aja" balas hawa cepat.
"Baik. Saya sebagai calon suami kamu meminta kamu agar jangan merespon santri putra yang semalam banyak mengirimkan surat cinta untuk kamu." Perintah gus yusuf.
"Gus yusuf tau?" Tanya hawa heran padahal kemarin malam dia tidak melihat keberadaan yusuf di sana.
Yusuf mengangguk memberikan jawaban.
"Memangnya kenapa? Gus cemburu kalau saya banyak yang suka?" Tanya hawa degan jail.
"Tidak"
"Kalau tidak kenapa melarang saya untuk merespon mereka?"
"Karena saya adalah calon suami kamu yang nantinya akan jadi SU A Mi kamu" ucapnya dengan tegas.
"Bisa gak sih gak usah bawa bawa gelarnya?"kesal hawa karena dia berbicara sedikit keras. "Nanti kalau ada yang denger bisa berabe saya. Lagian kan masih CA LON" lanjutnya.
Setelah berucap itu hawa langsung pergi takut kalau nanti ada yang dengar.
Saat sudah kembali ke asrama hawa masuk kedalam kamar. "Assalamualaikum"
"Waalaikumsallam" jawab mereka bertiga.
"Entos wa?" Tanya abel.
"Entos? Apa entos?" Tanya hawa karena notabenya dia memang kurang memahami bahasa sunda.
"Maksudnya udah ketemu ustadz yusuf? Mau apa?" Tanya abel sekali lagi.
"Udah" jawab hawa singkat.
"Apa katanya?"
"Gak apa apa. Eh kalian udah murajaahnya?" Tanya hawa mengalihkan pembicaraan.
"Sudah nanti tinggal setor ke teh anisa" jawab fatonah.
"Sekarang aja yu" ajak hawa.
"Emang kamu udah murajaah?" Ucap fatonah.
"Sudah tadi sambil jalan"
"Yasudah lah sekarang saja kita setor nya, aku itu orangnya pelupa makanya harus cepat cepat di setorkan mumpung masih encer." Seru sita dan di setujui oleh ketiga temanya.
Saat sampai di majlis para pengurus pondok hanya ada beberapa orang saja bahkan ustadzah anisa atau yang di panggul th anisa pun tidak ada di sana.
"Assalamualaikum teh sekar punten bade naros, ai teh anisa teh kemana ya ?" Tanya abel.
KAMU SEDANG MEMBACA
ustadz untuk hawa
Teen Fictionkisah perjodohan antara putri dari pemilik ponpes darul ta'lim dan ustadz killer dari lulusan ponpes darul ta'lim. sungguh tidak pernah terfikir kan sedikit pun di benak hawa kalau dia harus di jodohkan dengan santri orang tuanya sendiri yang saat i...