17. Ketahuan

17 3 0
                                    

Author pov

Saat ini sarah ikut bersama hawa dan sita ke pondok karena ada beberapa hal yang belum mereka selesaikan disana.

"Ara" Panggil Yusuf saat tak sengaja melalui mereka bertiga di depan Asrama.

"A yusuf, aa kemanana aja?" Tanya sarah.

"Tadi aa ada perlu, kamu ngapai di sini?" Tanya Yusuf.

"Ikut Ibu dan ayah, safa juga ikut" jawab sarah.

"Yasudah ayo kita ke ibu dan ayah" ajak Yusuf.

"Teh Hawa, teh Sita, aku izin pamit duluan. Assalamualaikum" pamit Sarah.

"Silahkan ning" ujar mereka berdua.

Selepas kepergian Raihan dan Sarah, Sita langsung mengintrogasi Hawa dan membuat Hawa menjadi bingung sendiri harus menjawab apa.

"Kamu kenal dengan keluarga gus Yusuf?" Tanya Sita penasaran.

"S-siapa yang gak kenal keluarga gus Yusuf? Semua orang tau kiyai Ismail adalah ayahnya gus Yusuf" elak Hawa.

"Tapi mereka akrab sama kamu, bahkan ning Sarah dan ning Safa saja memanggil kamu dengan sebutan teteh." Ujar Sita masih mengintrogasi Hawa.

"Ayo jujur sama aku Hawa, ada hubungan apa kamu dengan keluarga gus Yusuf? Ya allah! Apa mungkin kata abang ku wanita yang sudah di lamar oleh gus Yusuf itu kamu?!" Tebak Sita dengan suara keras.

"Syutttt! Gak usah berisik, na'am aku jelaskan siapa dan apa hubungan aku dengan keluarga gus Yusuf sebenarnya. Tapi tidak disini, ayo ikut aku" Hawa mengajak Sita pergi dari tempat itu untuk masuk ke dalam asrama nya.

Hawa menjelaskan semuanya kepada Sita tentang hubungannya dengan Yusuf sampai hubungan dia dengan keluarga kiyai Ismail.

"Ya allah, jadi selama ini kamu menutupi rahasia besar ini dari kita semua? Tapi kenapa?" Tanya Sita.

Hawa kembali menjelaskan alasanya menutupi semua rahasia besarnya selama ini.

"Sekarang aku mau kamu janji untuk tidak memberitahu siapapun tentang hal ini termasuk Abel dan Fatonah." Perintah Hawa.

"Bahkan Abel dan Fatonah juga tidak boleh tahu rahasia ini?" Ucap Sita tidak habis fikir dengan Hawa.

Setelah urusan mereka selesai, mereka berdua kembali ke tempat acara untuk menikmati berbagai hiburan yang ada di sana.

"Kita duduk di sana saja" Tunjuk hawa ke bagian tempat santri putri barisan paling depan yang belum ditempati oleh banyak orang.

Acara sudah di mulai sejak setengah jam yang lalu, saat Hawa dan Sita sedang menikmati penampilan dari santri putra tiba tiba Fatonah menghampiri mereka dan menyuruh hawa untuk ikut dengan dia.

"Ada apa Fat?" Tanya Hawa setelah sampai belakang panggung.

Fatonah menjelaskan masalah yang mereka hadapi sebelum tampil.

"Aku? Engga-engga, aku engga mau" tolak Hawa.

"Lalu bagaimana kita akan tampil? Sedangkan dari kami tidak ada yang pandai dalam hal itu" mohon Fatonah.

"Tapi aku tidak terbiasa Fat, aku takut mengecewakan kalian"

"Bismillah Hawa, ayo!" Seru Fatonah dan menarik Hawa ke atas panggung.

****

"Lagunya sudah ada di dalam buku ini" bisik Abel. "Bismillah Wa" lanjutnya.

Ya! Hawa diminta untuk menggantikan vokalis hadroh yang qodarullah beliau sedang sakit tenggorokan, dan kebetulan hanya tersisa satu vokalis saja.

Sebagian orang terkejut melihat Hawa ada di atas panggung termasuk Yusuf, kedua orang tuanya dan Sita juga.

ustadz untuk hawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang