Ba'da isya kedua orang tua hawa dan yusuf memutuskan untuk pulang.
"Dek, Kamu capek gak hari ini?" Tanya yusuf pada hawa, hawa yang sedang makan es krim segera menggelengkan kepalanya.
"Mau ikut kaka gak?" Tanya nya lagi.
"Kemana?" Tanya hawa bingung
"Jawab dulu" kekeh yusuf.
"Iya" balas hawa
"Yaudah kamu ganti baju dulu sana" titah yusuf.
Hawa segera pergi ke kamar dan mengganti pakainya, feeling hawa dia akan mendapat supprise lagi dari yusuf.
'Jangan ke pd-an dulu hawa, tenang-tenang-tenang' ujar hawa dalam hati
"Aku udah siap kak"
"Ok sebentar"
Yusuf segera lari ke lantai atas lalu kembali dengan pakaian yang berbeda pula.
Selama perjalanan hati hawa benar benar takaruan, dia memilih tidak banyak interaksi dengan yusuf agar tidak canggung.
"Kita sudah sampai" ujar yusuf sambil memarkirkan mobilnya.
"Ko kita ke alun-alun kak, mau ngapain?" Tanya hawa bingung
'Dasar ka yusuf, gak ada romantis romantisnya! Aku kira dia mau ajak aku makan dilestoran romantis! Eh malah diajak ke alun-alun nyebelin bangettt!' Ucapnya dalam hati.
Mereka berdiri di depan mobil, yusuf terdiam sejenak mengingat kejadian yang pernah mereka alami disana.
"Kamu inget gak dulu waktu kamu di gangguin orang ditempat ini?" Tanya yusuf sambil terus menatap lurus ke depan, hawa mengangguk sebagai jawaban.
"Itu pertama kalinya saya mengakui kamu sebegai calon istri saya. Padahal saat itu masalah perjodohan dari kedua orang tua kita belum jelas benar atau engga nya" ucap yusuf tersenyum mengingat kejadian lalu.
(Yang bacanya gak ngatur bisa dilihat lagi ya dibagian part 'lari pagi' males nyalin ulang)
"Iya aku inget, dan karena ucapan ka yusuf kita jadi bener bener nikah!" Kesal hawa mengingat kejadian itu.
"Tapi gak nyeselkan kamu nikah sama saya"
"Nyesel!" Nyolot hawa "sedikit" lanjutnya dengan nada pelan.
Yusuf yang mendengar pertuturan hawa hanya tersenyum.
"Masuk mobil lagi" ucap yusuf menarik lengan hawa dan membuka kan pintu mobil untuknya.
"Mau kemana lagi? Pulang?" Tanya hawa.
Sebenarnya hawa sudah kesal dengan yusuf karena realita tak sesuai dengan ekspektasi yang hawa bayangkan.
"Engga" jawab yusuf sambil terus fokus menyetir.
Yusuf memarkirkan mobilnya di depan kafe yang tak jauh dari alun-alun.
"Jangan bilang mau numpang parkir doang lagi disini!" Kesal hawa menyindir yusuf.
"Kamu kenapa sih, sinis banget malem ini? Perasaan dirumah biasa aja" balas yusuf.
"Ayo masuk" ujar yusuf menggenggam tangan hawa.
Lagi dan lagi hati hawa dibuat ketar ketir oleh perlakuan yusuf, padahal kan posisinya saat ini hawa sedang kesal pada yusuf.
"Baik Akan kami buat pesanannya, silahkan ditunggu" ujar salah satu witers yang menghampiri mereka.
"Hawa" panggil yusuf.
"Iya?"
"Kamu tau gak? Perjuangan saya buat bisa deket dan dapetin hati kamu kaya gimana?" Ucap yusuf mulai membuka obrolan random.
KAMU SEDANG MEMBACA
ustadz untuk hawa
Ficção Adolescentekisah perjodohan antara putri dari pemilik ponpes darul ta'lim dan ustadz killer dari lulusan ponpes darul ta'lim. sungguh tidak pernah terfikir kan sedikit pun di benak hawa kalau dia harus di jodohkan dengan santri orang tuanya sendiri yang saat i...