Dua pekan setelah teror pertama hawa, dia tidak terlalu menanggapi dan peduli dengan ancaman peneror itu, hawa percaya kalaupun semuanya terbongkar itu sudah menjadi kehendak allah yang tidak bisa dia hindari.
Hari ini hawa libur sekolah, pagi-pagi sekali setelah ritual ibadah subuhnya selesai hawa langsung merapikan rumahnya dan membuatkan yusuf sarapan.
06.30
Kini hawa tinggal menyelesaikan pekerjaan terakhirnya yaitu mencuci piring."Anak cantik Lagi apa?" Tanya yusuf yang baru keluar dari kamar masih dengan pakaian santai nya.
Bukanya menjawab hawa hanya terdiam menahan senyumnya agar tidak terlihat yusuf.
'Haduh salting banget dipanggil gitu sama ka yusuf' ucap hawa dalam hati.
"Hey ko diem aja" tegur yusuf yang tidak mendapat balasan dari hawa.
"Hem eh ini ka aku lagi cuci piring kotor" jawab hawa gugup.
"Masyaallah udah rapih semua ini. Maaf ya kakak gak bantu kamu, capek ya?" Ujar yusuf.
"Hehe gak papa kak. Mumpung hari ini libur dan gak ada kegiatan sekolah, aku seneng kok lakuin ini, kalau bisa sih pengenya setiap hari kaya gini. Tapi kan aku sibuk sekolah" balas hawa panjang lebar.
"Subhanallah nikmat mana lagi yang kau dustakan ya rob. Pagi-pagi sudah disuguhi bidadari syurga kaya gini" ucap yusuf humoris.
"Ihh kak yusuf gombal banget pagi-pagi. Akibat belum sarapan nih, sarapan dulu sana, hawa sudah masak buat sarapan kita"
"Nanti saja, sini kakak bantu" tawar yusuf.
"Gak perlu kak sebentar lagi selesai kok" tolak hawa.
"Gak papa kakak bantu biar lebih cepet" paksa yusuf lalu segera berdiri disamping hawa, sedikit mendorong hawa untuk bisa berbagi tempat dengan yusuf.
Mereka mencuci piring bersama sambil bersenda gurau memecahkan kecanggungan yang kadang-kadang muncul.
"Idungnya mancung ya" ucap yusuf mencolek hidung hawa dengan tangan yang penuh dengan busa sabun.
"Ihh kak yusuf jangan itu kan kotor" kesal hawa.
"Yaudah maaf sini kakak bantu bersihin" ujar yusuf.
Bukanya bersih pipi hawa kini malah ikut dikotori oleh busa sabun yang ada ditangan yusuf.
Hawa kesal dan mencoba membalasnya, wajah yusuf pun ikut berbusa karena ulah hawa. Setelah melihat wajah yusuf hawa tertawa karena kini yusuf juga ikut kotor. Yusuf ikut tertawa melihat istrinya tertawa.
Yusuf mencuci tanganya sampai bersih dan membersihkan mukanya juga disitu.
"Sini kaka bantu bersihin" ujar yusuf.
Kini hawa sudah berbalik arah menghadap yusuf agar mudah membersihkanya. Dengan telaten yusuf membersihkan bagian wajah hawa yang kotor dengan busa sabun, yusuf ikut mengusap bibir hawa pula dan seketika mata mereka saling pandang.
Yusuf mengikis jarak antara wajahnya dengan wajah hawa sampai mereka bisa merasakan deru nafas satu sama lain. Yusuf memiringkan wajahnya ke kanan dan..
Satu
Dua
Tiga
Drett drett drett
Tiba tiba dering telpon hawa berbunyi menggagalkan kejadian yang hampir terjadi saat itu juga.
Mereka berdua segera menjauh satu sama lain.
"A-aada telpon masuk dihp kamu" ujar yusuf gugup.
"Oh eh i-iiya kak sebentar angkat telpon dulu" jawab hawa tidak kalah gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
ustadz untuk hawa
Teen Fictionkisah perjodohan antara putri dari pemilik ponpes darul ta'lim dan ustadz killer dari lulusan ponpes darul ta'lim. sungguh tidak pernah terfikir kan sedikit pun di benak hawa kalau dia harus di jodohkan dengan santri orang tuanya sendiri yang saat i...