Panic Of Love 20

4.4K 8 9
                                    

Chapter 20

:: hari menyedihkan

"Apa katamu barusan?" tanya tae won bingung. Alis matanya di naikkan sebelah kemudian ia menatapku heran.

"Akh, apa sih lihat-lihat? Baka!" seruku seraya menutupi muka merahku. Duh, tuhan kenapa aku jadi menjadi menjatuhkan harga diriku begini di depan si kepala jagung?! >,<

"Ternyata riika endou babo ya? Kau minta bantuan untuk uts padaku? Kau sudah gila apa? Hei, kau yang asli penduduk sini! Masa kau malah mau menyontek padaku sih? Apa ini sebuah lelucon?!" bentak tae won kesal. Keringat mulai mengucur deras dari keningnya.

"Babo kepalamu! Jangan pakai bahasa yang tidak ku mengerti kenapa sih?!" aku balik membentaknya. Aku ikutan kesal, apa coba maksud dari kata 'babo'? Pasti dia mengataiku tidak-tidak. Haha, awas ya kau tae won! :@

"Hmm hmm.." aku menyeringai kecil. Tae won menatapku aneh.

"Kau ini..ah, sudahlah. Bicara padamu tidak akan selesai pada ujung masalah!" celetuknya sambil kembali tiduran di atas kasur bermotif mashi-maroku. Huwaaah my bed! Don't touch it corn head!! <riika sok gaul dengan berbahasa inggris. Padahal nilai bahasa inggrisnya sangat jauh dari kata lumayan. Haha kasihan riika =.=> penulis, apa maksudmu? (Riika siap mengeluarkan trisula untuk menusuk penulis) haha!! <stresh saya membuat cerita ini :'(>

"Bicara sekali lagi kalau berani. Ba-ba-bo terus!" aku geram dan siap untuk menusuk tae won dengan trisula seperti yang kulakukan terhadap penulis tadi, haha! <penulis mengacungkan jari telunjuk ke atas pertanda ia masih hidup =.=">

"Tae won sshi!!" seseorang berteriak ketika melihatku si cantik<haha> dan tae won sedang berdebat tidak jelas. Ternyata orang itu adalah tuan lee.

"Tae won sshi jangan kurang ajar pada wanita! Apalagi dia adalah tunanganmu!" serunya menambahkan. Oh, tuan lee kata-kata di akhir kalimatmu itu terdengar sangat memuakkan =.=

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

"APA?! AKU DAN TAE WON HARUS KENCAN BESOK?!" aku berteriak histeris. Mereka semua gila! Ayah, ibu, tuan lee dan termasuk lee tae won, mereka semua sudah gila! :@

"Bicaramu jangan keras-keras sayang! Bagaimana tae won-san setuju?" ujar ibu sinis kepadaku kemudian lembut menatap tae won.

"Aku sih setuju-setuju saja. Tapi, tak tahu kalau dia." sahut tae won sambil melirik ke arahku. Kontan semua yang ada dikamar ini menatapku, menunggu akan jawaban dariku.

"Ng, aku..aku..tae won? Eh, uh.. T.T" aku bingung. Saking bingungnya aku menatap tae won untuk sekedar meyakinkan diriku, tapi dia malah mengangkat bahunya. Sialan benar makhluk ini T.T

"Bagaimana riika?" tanya tuan lee. Aku diam sejenak dan akhirnya ku putuskan...

"Baiklah. Kapan? Dimana? Jangan aneh-aneh ya." jawabku yang langsung disambut tepuk tangan meriah dari mereka, kecuali tae won tentunya =.=

"Bagus-bagus! Bagaimana kalau besok pagi saja?" tanya ibu spontan.

"Be-besok? Akh, ibu gila apa?! Lusanya aku ada uts bu! Kenapa tidak setelah selesai uts saja sih?" ujarku menolak mentah-mentah.

"Lebih cepat lebih baik riika-chan! Bagaimana menurutmu jae hee-san?" sekarang ayahku ikut angkat bicara. Dia pakai tanya pendapat tuan lee segala lagi. Sudah pasti jawabannya iya kan!

"Aku terserah pada tae won saja. Bagaimana tae won sshi?" tanya tuan lee lembut ke arah kepala jagung. Yang ditanya pun mengangguk. Aku melotot parah ke arah tae won. Dia hanya mendengus sombong.

"Kau gila apa? Lusa kita uts tae won! U-T-S!" kataku dengan memperjelas penekanan kata 'UTS' keras-keras.

"Apa salahnya dicoba?" sekarang muncul kalimat ambigu dalam kata-katanya. Ah, sial ini sih aku kalah telak!

"Ya sudah deh. Aku mau." jawabku susah payah pada akhirnya. Aku meyakinkan diriku sendiri bahwa yang ku lakukan ini adalah 'sia-sia' :-S

"HOREE!!"

Semuanya nampak gembira. Kecuali aku yang mengumpat kesal dalam hati dan tae won yang manggut-manggut saja dengan wajah datarnya itu.

Dunia ini bagai panggung sandiwara ya, haha T.T

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kamar riika

Sialan kau lee tae won! Apanya yang tidak menyetujui perjodohan ini?! Kalau begini sih kau ada dipihak mereka! Aku mual sendiri jadinya membayangkan kalau aku hidup bersamamu nantinya...

// "Riika buatkan aku sarapan."

"I-iya sebentar."

"Anakmu rewel! Sudah kau beri susu belum sih?"

"Ah, iya aku lupa! Aku akan segera membuatkan susu untuknya!"

"Mana sepatuku? Kau harus menyemirnya hingga kelihatan bersinar! Mengerti?!"

"Ma..maaf, iya segera ku semir."

"Riika!"

"Iya apa lagi huhu T.T"

"RIIKA!!"

"HUWAAAAH..." //

"ARGGGGH! INI SINTING SEKALI! :@"

Aku membanting diriku di atas kasur. Kemudian menutupi wajahku yang merah padam karena kesal dengan bantal.

"Menyedihkan T.T" aku meringis meratapi nasibku yang begitu menyedihkan. Aku bisa apa? Huhu :'(

"Shou..." tiba-tiba terlintas bayangan shou dipikiranku. Ah, baka kau riika! Kau jadi melupakannya! Gara-gara seharian ini masalah bertubi-tubi menerpaku. Ya tuhan, shou maafkan aku T.T

Dengan terburu-buru aku meraih handphone di atas meja belajarku. Kemudian mengetik sebuah e-mail untuk shou. Ya tuhan, semoga shou tidak tambah marah :'(

"Shou, aku sangat bersalah padamu. Mohon maafkan aku.."

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kost-an shou

"Cepat minum teh hangatnya. Cuaca diluar membuat seluruh permukaan kulitmu membeku."

"Ah, iya. Arigatou :-)"

'triing'

"Sebentar, ada e-mail masuk."

'shou-kun maafkan aku'

. . . . . . . . .

Panic Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang