Panic Of Love 22

4.1K 6 4
                                    

Sebagai permohonan maafku karena chapter sebelumnya sangat sedikit(apa bedanya dengan chapter sekarang? =.=), aku ngebut membuat chapter ini!

Selamat menikmati :-)

Chapter 22

:: kencan part 1

Hoaaaam..

Aku bangun dari tidur nyenyakku. Aku tidak menyangka bahwa makhluk secantik diriku masih bisa tertidur pulas dengan semua yang telah terjadi seharian penuh kemarin, dan itu membuatku ingin muntah! :S

"Kapan waktuku untuk belajar? Bahkan hari minggu pun terbuang sia-sia dengan acara berkencan dengan si kepala jagung itu." aku mendelik. Aku membayangan hal menyedihkan apa saja yang akan terjadi saat kencan dengan tae won.

"Sial sekali hidupku, huwaaaah T.T"

"Sudah bangun sayang? Baguslah." ujar ibu mengagetkanku. Iyalah, bagaimana aku tidak kaget? Ia masuk sembarangan saja tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu ke sweety kamar lotengku, huweeks..

"Sudah bu." sahutku malas. Ah, coba saja tadi aku tidak bangun. Dikiranya nanti aku seperti juliet lagi? Eh, tapi tunggu siapa yang jadi romeo nya? Tae won? Huweeeks!! Perutku benar-benar mau mengeluarkan isi didalamnya saudara-saudara!

"Seharusnya kau senang sayang. Tae won-san pria yang baik. Humm, cepat mandi dan berpakaian yang rapi. Tae won-san sudah menunggumu dibawah." ujar ibuku lembut. Aku hanya mengangguk saja.

"Ya sudah, ibu kebawah dulu ya sayang. Dagh!"

"Dagh!" aku menutup pintu dengan malas. Dagh katanya? Haha, ibuku pasti sudah gila. Sejak kapan ia mengatakan 'dagh' padahal kami masih satu atap seperti ini? =.="

Aku berjalan malas menyelusuri kamar mandi. Aha, aku baru sadar! Hebat sekali yang men-desain rumahku. Sampai-sampai loteng pun dibuatkan kamar mandi =.=

"Aku rasa semua ini sudah direncanakan untuk saat-saat seperti ini. Benar-benar l-u-a-r b-i-a-s-a arsitek itu. Ckck." aku mendesah pelan. <riika tidak tahu kalau ayahnya sendiri lah yang meng-arsiteki rumahnya ini. Haha kasian cewek ini :-S>

"Aku lama-lamain aja mandinya. Biar si kepala jagung bosan karena menungguku. Haha!" senyum devil mengembang diwajahku. Ya ampun, pintar banget sih aku? Jadi semakin cantik saja, kekeke..

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Ruang tengah keluarga endou

"Lama sekali sih sayang? Apa saja yang kau lakukan diatas?"

Aku tersenyum lebar ke arah ibu kemudian mataku beralih menatap lee tae won.

"Maaf membuatmu menunggu lama tunanganku." ujarku sambil tersenyum meledek ke arah tae won. Ia menatapku ngeri. Ah, sialan makhluk ini! Dia kira aku setan apa :S

Semua mata menatap kami berdua senang. Siapa lagi kalau bukan kedua orangtuaku dan tuan lee. Heeh.

"Kau tampak manis sekali hari ini riika-ah." puji tuan lee lembut. Ya ampun tuan lee, penglihatanmu benar-benar T.O.P B.G.T! Tapi ralat, aku memang selalu tampil manis setiap hari. Hehe..

"Cih.." hanya kata-kata itu saja yang terlontar dari mulut tae won. Woh, dia tidak senang aku dipuji seperti itu oleh ayahnya. Dasar, awas ya kau kepala jagung! :@

"Ayo cepat kita pergi! Cuaca mendung, nanti kita kehujanan!" ujarnya seraya menarik tanganku kasar. -dibaca: menyeret tanganku kasar. Hei, kau kira aku kambing apa lee tae won?! Huft, sial!

"Hati-hati dijalan sayang!"

"Semoga kencanmu menyenangkan riika-chan!"

"Bersenang-senanglah kalian berdua! Tae won sshi jaga riika-ah ya!"

Kami berdua terus berlari tanpa menghiraukan sahutan mereka.

"Akh, aku capek bodoh!" aku menghentakan tanganku sehingga genggamannya terlepas. Ia menoleh kaget ke arahku.

"Dasar! Sudahlah sekarang cepat tentukan kita mau kemana?!" bentaknya tanpa dosa. Oh tuhan, ijinkan aku untuk menyumpal mulutnya dengan karung sampah!

Aku mendengus kesal. Ia seperti menyadari kekesalanku kemudian ia kembali menarik tanganku. <tae won tidak pernah menarik tapi menyeret riika, diingat baik-baik ya>

"Apaan sih? Kita mau kemana lagi? Hei, aku sudah lelah sekali untuk berlari, kumohon T.T" aku hanya meratapi nasibku yang begitu menyedihkan ini pembaca, haha T.T

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Pusat perbelanjaan kota 'T'

"Kau sebegininya sama game ya?"

"Iya, kenapa? Sudah, cepat bantu aku mencari kaset naruto terbaru!"

Aku menatapnya kesal. Sial! Dia menyuruhku seenaknya. Dia pikir aku babunya apa?!

"Huh, iya iya." sahutku menyerah. Aku mengelus dada. Aku harus lebih sabar menghadapi makhluk sinting ini. =.=

"Ketemu, yeah!" ujar tae won penuh kemenangan. Aku heran, kenapa cowok begitu menyukai game sih?

"Oh baguslah, aku terbebas dari penyiksaan ini." celetukku kesal. Ya ya ya, aku tidak suka kencan ditempat kaset game seperti ini. Ini membuatku seperti orang bodoh.

"Kenapa kau?" tanyanya datar.

"Aku lapar." jawabku asal.

"Di otakmu hanya ada makanan saja ya? Dasar cewek aneh!" ujarnya mengejekku. Aku sudah siap-siap dengan kepalan tinju ditanganku, namun..

"Sepertinya ada yang mengikuti kita." bisik tae won pelan.

Spontan, aku langsung menoleh kesegala arah. Aku mengamati satu-persatu keramaian orang ditempat ini.

"Babo! Jangan malah seperti itu!" bentaknya pelan. Aku langsung sewot dan menatapnya tajam.

"Lihat baik-baik tiga orang berpakaian aneh itu. Masa kau tidak mengenalinya?" bisiknya, kali ini tepat ditelinga kiriku. Dan itu tepat membuatku geli.

"Ng.." aku mencoba menyingkirkan wajahnya dari telinga kiriku. Woy, wajahnya begitu dekat dengan wajahku saat berbisik tadi! Jaraknya hanya 2-3 cm kurasa!

Mukaku merona. Tae won menatapku aneh. Sial! Umpatku kesal.

Panic Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang