Panic Of Love 25

4.1K 7 7
                                    

Chapter 25

:: pembicaraan serius 1

Hari ini adalah hari pertama uts. Kau tahu? Aku sangat nervous menghadapinya. Bahkan sebelum aku melangkahkan kaki keluar dari rumah saja, aku sudah merasa benar-benar mual.

"Sayang, wajahmu pucat sekali! Kau yakin baik-baik saja?" tanya ibuku yang tampak mencemaskanku.

"Ah, iya." aku hanya menanggapinya dengan malas. Ibu terlihat semakin cemas dan menatapku iba.

"Apa karena kencan kemarin sayang?" tanya ibu hati-hati.

"Tidak kok. Ya sudah, aku berangkat ya." sahutku tanpa menatap wajahnya. Kemudian aku berpamitan dengan ayah dan juga tuan lee.

"Ada apa dengan riika-chan? Apa dia sakit bu?"

"Aku tak tahu yah, tapi.."

"Kita berpikir positif saja. Mungkin riika-ah kurang tidur."

"Ah, iya benar juga katamu, jae hee-san."

"Riika-chan.."

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

"Ah, lagi-lagi kau. Sial sekali hidupku harus melihatmu setiap hari, hei kepala jagung!" seruku asal. Aku menatap kesal ke sosok jangkung yang berjalan didepanku.

"Berhenti menyebutku seperti itu! Dasar samson wanita yang rakus!" sahutnya kesal.

"Apa kau bilang baka?!" aku geram, emosiku sudah siap menyerbu seluruh sistem sarafku untuk mengatakan: 'ayo kita habisi makhluk korea itu!'

Otakku memanas. Dia sudah benar-benar keterlaluan! Samson rakus apanya? Aku ini kan kembarannya julia robert, haha <yang tidak suka jangan berkomentar!>

"Hh.." aku tertawa bangga sambil membayangkan kecantikan wajahku ini.

"Itukan trademark ku, hh..ternyata kau sudah terpesona dengan gaya tertawa melalui hidung khas seorang lee tae won ya? Hh.."

Aku langsung menutupi wajahku dengan kedua tangan. Aish, kebodohan apa yang sudah kulakukan >,<

"Huwaaah! Aku membuat si bodoh ini semakin besar kepala! Oh tidak!" aku berteriak histeris dan memukul keras wajahku sendiri.

"Sakiit, huhu T.T" aku meringis kesakitan. Ternyata sakit juga ya memukul wajah sendiri dengan tangan sendiri pula T.T

"Haha, babo riika endou babo!" serunya menertawakanku. Tampaknya ia puas sekali melihatku menderita. Awas kau lee tae won! :@

"LEE TAE WO.."

"RIIKA!!"

Aku memalingkan wajahku kebelakang. Mataku terbelalak begitu melihat sosok orang yang meneriaki namaku tadi.

"Shou-kun?!"

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Taman Universitas 'T'

"Katanya kemarin mau bertemu denganku. Ada apa riika?"

"Shou-kun.."

Aku hanya tertunduk takut. Berulang kali yang keluar dari mulutku hanya kata-kata 'shou-kun' saja. Aha, pasti itu membuatku tampak aneh di mata shou :'(

"Iya riika. Kenapa memanggil namaku terus?" tanyanya lembut.

Harus ku akui, tatapan shou kepadaku kali ini berbeda dari terakhir kali bertemu. Tatapannya begitu lembut, saking lembutnya sukses menghanyutkanku hingga kedasar jurang.

"Ng, aku.."

Duh, tuhan bantu lah aku! Kenapa pada saat mulut ini harus bersuara, malah kerongkonganku seperti terkunci rapat?!

"Hmm?"

Shou memiringkan kepalanya. Ia tampak lucu sekali melakukan itu. Aku jadi hampir tertawa melihatnya.

"Hmmpft.." aku buru-buru menutup mulutku. Aku tahu sekarang wajahku sudah sangat memerah akibat menahan tawa yang tertahan dari mulutku.

"Hei, riika hei, jawab aku!"

Ia menatapku bingung. Aku jadi ikutan bingung harus berkata apa.

"Shou.." kataku yang pada akhirnya dapat menguasai diri dari tawa yang hampir menyeruak keluar.

"Iya. Ada apa sih riika?" tanyanya penasaran.

"Aku sayang padamu shou..eh, maksudku shou-kun. Ng, aku ng..tidak bermaksud menyembunyikan sesuatu darimu. Aku dan ke, eh lee tae won maksudku. Ehem..aku dan dia memang tinggal satu atap. Ia adalah anak dari sahabat baik ayahku. Ia untuk sementara waktu tinggal bersama kami. Tapi aku yakin kok, dia tidak akan lama tinggal dirumahku. Dan juga aku pasti mendapatkan kamarku lagi untuk tidak tidur diloteng lagi!" ujarku jujur. Tapi aku mengernyitkan dahi begitu sadar dengan ucapanku di akhir kalimat tadi. Itu, benar-benar memalukan T.T

"Terus?" tanyanya lagi.

Duh, shou kok tanya lagi sih? Apa aku harus jujur sekarang ya? Tapi tapi aku takut T.T

"Riika?" panggilnya. Aku menoleh lesu ke arahnya. Mata kami saling bertemu.

"Iya, baiklah. Akan ku ceritakan semuanya. Hmm..aku dan tae won dijodohkan, padahal kami tidak saling menyukai hal itu. Aku begitu membenci tae won sampai ingin sekali merauk wajahnya. Tapi kedua orangtua kami seenaknya saja menjodohkan kami. Bahkan kami ditunangkan segala, menurut pengakuan mereka sih =.=" ujarku sambil membayangkan betapa menderitanya diriku menerima ini semua.

"Jadi kau dan tae won sudah terikat? Kalian resmi bertunangan?" tanyanya penuh kesabaran. Shou menjadi pendengar yang baik sekali hari ini. Aku jadi ingin bersorak untuknya memberi selamat. Tapi setelah ku pikir-pikir, hentikan kekonyolan diotakku sekarang!

"Resmi? Tidak mungkin lah!" sahutku cepat. Shou menatap tajam ke arahku.

"Tapi, kau tidak ada perasaan sedikitpun padanya kan?" tanya shou hati-hati sembari memperhatikan bola mataku.

"Suka maksudmu?" tanyaku polos.

"Iya." sekarang ia memegang erat tanganku. Aku terhenyak.

"Shou.."

"Aku senang kau jujur padaku riika. Kau tahu, aku sempat stres memikirkan hubungan kita. Tapi, aku telah mendapat jawabannya sekarang."

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Panic Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang