Panic Of Love 27

3.9K 5 3
                                    

Chapter 27

:: panggil aku sayang

"Riika!!"

Selalu saja ada yang berbeda saat namaku didengungkan oleh makhluk tampan yang mempesona itu.

"Iya shou-kun?" aku menghampirinya.

"Maaf membuatmu menunggu lama ya? Lho, kenapa ada tae won disini?" pandangan mata shou berubah sinis saat melihat kepala jagung disampingku.

"Tidak kok shou-kun, hehe..ayo kita per.."

"Kau takut pacarmu tergoda?" sambar tae won yang membuatku ingin menjambak rambutnya. Orang ini ngerti situasi gak sih? =.=

"Apa maksud kata-katamu lee tae won?" shou menjawabnya dingin.

"Tidak ada. Tapi, nakamura aku heran denganmu. Begitu banyak wanita cantik ditempat ini, tapi kenapa cewek menyeramkan ini yang kau jadikan pacar? Seperti tidak ada yang lain saja." mata tae won menatap shou datar.

Huwaah apa tadi kata si kepala jagung? Seenaknya dia mengataiku menyeramkan! Dia tidak sadar diri apa bahwa dia makhluk yang paling paling paling gak tau diri ditempat ini?!

"Kepala jagung kurang ajar kau! Apa maksud kata-katamu hah?!" aku mengangkat tanganku tinggi, bersiap untuk memberikannya pelajaran.

"Rasakan ini lee tae.."

"Riika cukup! Dan kau lee tae won, jangan mencampuri urusan kami. Urus saja urusanmu sendiri!" ujar shou tenang. Di sorot matanya ia berusaha untuk meredam segala emosi yang ada.

Kalau aku jadi shou, sudah ku tampar bolak-balik si kepala jagung ini :@

"Ayo kita pergi riika!" shou menarik cepat tanganku dengan kasar. Aku hanya mengangguk dan mengikuti kemauannya saja. Sementara si jelek? <aha, maaf-maaf deh, dikamusku tidak ada kata tampan apalagi lumayan atau standar untuk makhluk berotak busuk macam lee tae won>

"Mereka berdua seperti sepasang couple bodoh."

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Author POV

"Riika, gomen membuat tanganmu jadi memar begini?!" shou menatap riika dengan pandangan cemas.

"Ah, tidak apa-apa shou-kun. Tapi untung kau menarikku tadi, kalau tidak aku pasti sudah melempar tae won dengan sepatuku." sahut riika riang sambil memeragakan pose melempar sepatu tinggi-tinggi. Tampaknya ia baik-baik saja dengan tangannya yang memar itu. Ia langsung melemparkan senyum lebar pada shou.

"Hmm..iya, aku percaya kau baik-baik saja. Tapi apa benar tidak apa-apa? Maafkan lah aku?" tanya shou sekali lagi dengan pandangan nanar.

"Nani? Ya tuhan, demi kecantikan ku yang menyerupai julia robert, aku benar-benar tidak apa-apa. Kau sudah ku maafkan shou-kun! I swear deh!" riika memukul-mukul pelan tangannya yang memar untuk memastikan bahwa ia baik-baik saja.

Ng, tapi dalam hati aku yakin riika sedang meringis kesakitan.

"Iya iya, sudah jangan kau pukul seperti itu lagi tanganmu, nanti sakitnya malah muncul. Dan aku akan kerepotan memberi alasan kepada fans setia julia robert." ujar shou sambil tertawa kecil, lalu ia memegang tangan riika lembut. Riika pun memberhentikan atraksi memukul tangannya sendiri. Baka~

"Dengarkan aku riika. Aku tak kan mengulang kata-kataku nanti. Jadi kau harus mendengarkan ku baik-baik. Kau mengerti?" ujar shou dengan nada tegas. Riika mengangguk cepat.

"Baiklah, hmm..aku dan kau baru saja berpacaran beberapa hari, tapi kau tahu kan kalau aku sangat menyayangimu? Kau jangan melakukan gerakan apapun. Cukup dengarkan kata-kataku saja mengerti? Oh, baiklah aku lanjutkan pembicaraan tadi. Kau tahu kan kalau aku sangat menyayangimu, jadi kau jangan melakukan hal apapun yang membuatku menjadi terluka. Riika endou, aku mau kau tidak membuatku selalu seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa..aku mau kau jujur padaku, tidak peduli apapun masalahnya, kau bisa menceritakannya. Karena aku pacarmu bukan? Dan yang kedua aku mau memastikan apa kau benar-benar menyayangiku juga atau tidak."

Kening riika berkerut, ia bingung apa yang harus ia lakukan sekarang? Apa boleh ia berbicara sekarang? Tapi, apakah nanti shou akan marah jika ia melakukan hal itu? Riika terus bergelut dalam pikirannya, ia hanya diam.

"Riika, jawab pertanyaanku, apakah kau tulus menyayangiku?" shou memutar bola matanya menatap mata bercahaya itu.

"Ng, aku boleh bicara sekarang gak shou-kun?" ujar riika pada akhirnya. Shou mengangguk pelan.

"Ehem..jawabanku ya tentu saja iya. Masa kau tidak melihat kejujuran dimataku sih? Lihat-lihat, apa dimataku ada suatu kebohongan mengenai hal ini?" riika mendekatkan dirinya ke arah shou, sehingga mata mereka saling bertemu.

"Aku.." shou memandang lurus kedalam mata riika, ia mau memastikan apakah ada kebohongan dalam diri riika.

"Bagaimana?" tanya riika polos.

"Ehm..aku sudah tahu jawabannya." gumam shou. Kemudian tangannya merangkul pundak riika dengan lembut.

"Aku tidak akan melepaskanmu riika endou. Aku sayang sekali padamu. Jangan pernah kau coba-coba berpaling pada pria lain ya. Kalau tidak.." shou terdiam. Ia tidak melanjutkan kembali kata-katanya.

"Kalau tidak kenapa shou-kun?" riika membulatkan kedua matanya.

"Kalau tidak..ya.."

Shou menutup kedua matanya, wajahnya didekatkan kewajah riika secara perlahan. Kemudian dengan lembut ia mengecup bibir mungil riika.

Sekali..dua kali..ah, tidak tiga kali! Shou bukan hanya mengecup bibir saja, tetapi melumat lembut bibir riika cukup lama.

Setelah merasa cukup, shou melepaskan ciumannya.

"Panggil aku sayang, kau mengerti?" ucap shou lembut. Riika hanya terdiam kaku. Ia masih syok atas kejadian yang baru saja ia alami.

. . . . . . . . . . . . . . .

Panic Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang