Panic Of Love 28

3.9K 4 1
                                    

Aku iseng membaca ff di wordpress, dan tanggapanku begitu pertama kali menginjakkan kaki disana adalah: huwaaah bagus-bagus semua ceritanya!

Mulai dari suju, dbsk, shinee, snsd dll.

Aku jadi tertantang untuk membuat ff tentang suju juga, tapi..

Ceritaku belum pada tamat semua huwaaah T.T

@obizienka eonni, aku update mulu baca di blogmu lho ;-)

Chapter 28

:: apa aku bermimpi? Part 1

"Sayang saatnya makan malam, cepat turun! Semuanya sudah menunggumu."

Teriakkan khas ibuku yang begitu nyaring terdengar, sontak membuatku kaget.

Alamak! Ibu, kau tahu anakmu sedang bermimpi indah, kenapa malah kau ganggu sih?

Aku mengernyitkan dahi. Kulirik jam weaker didepanku. Nani?! Sudah jam 8 malam??

Aku tertidur lama sekali kalau begitu. Biar kuhitung, 1 jam, 2 jam, 3 jam, ah 4 jam! Rekor ini rekor! Aku bisa tidur siang selama itu, keajaiban!

Dengan cepat aku berlari kekamar mandi kemudian ku basuh wajahku dengan air diwastafel.

"Ah, baka! Aku tertidur seperti mumi, bangun-bangun wajahku kenapa sudah seperti ini?"

Aku meraba perlahan wajahku. Aish, kenapa bisa? Kenapa banyak sekali jerawat diwajah indahku?! OH TIDAAAAK!!

. . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Ruang makan keluarga endou

"Lama sekali sih riika-chan, ngapain aja anak itu sih?"

"Mana ku tahu, sebentar, biar ku panggil ia sekali lagi."

"Sayang cepat turun!"

Tae won POV

Aku kelaparan. Sudah hampir setengah jam sejak bibi endou memanggilnya pertama kali untuk segera turun. Tapi, si samson wanita belum turun-turun juga. Apa sih yang sedang dilakukannya?

"Ckck, aku sudah benar-benar lapar." ujarku tak sabaran. Semua mata menoleh ke arahku, tatapan mereka seolah menyiratkan keanehan.

"Sabarlah sebentar lagi tae won-sshi!" celetuk ayahku pelan. Aku hanya menatapnya datar.

"Kesabaranku ada batasnya juga ayah. Hmm, bibi endou, aku saja yang keatas untuk menyeretnya kesini." kataku sambil beranjak dari kursi.

Mereka tampak terkejut mendengar kata-kataku, bahkan ayah langsung menarikku untuk duduk kembali.

"Jaga mulutmu namja!"

Ia menatapku tajam. Namja..ya, kalau ia marah, ia selalu memanggilku dengan sebutan namja.

"Abeoji, bicara apa kau?" ujarku sinis. Mataku dan matanya saling berhadapan.

"Kapan aku pernah mengajarimu untuk berkata kurang ajar seperti itu, huh?!" ujar ayah geram. Kemudian ia menggebrak meja didepannya.

'braaak..'

"Lihatlah kelakuanmu. Pantaskah seorang ayah mencontohkan hal seperti ini kepada anaknya?" aku menautkan salah satu alisku.

"Namja, kau.."

"Wah wah, sudah-sudah jangan bertengkar. Biar aku saja yang keatas ya."

Paman endou mencoba melerai perselisihanku dengan ayah. Ia langsung melesat menuju anak tangga.

"Maafkan putriku ya jae hee-san? Sebentar.." ucap paman endou sebelum punggungnya hilang menaiki anak tangga.

Aku dan ayah saling terdiam kaku. Bibi endou yang melihat keadaan kami menjadi resah.

"Jae hee-san makan saja duluan, ayo tae won-san, cepat ambil lauknya. Menu hari ini adalah seafood. Kau pasti suka." ujar bibi mencoba mencairkan suasana.

Aku tak bergeming, begitu juga dengan pria tua disampingku ini.

"Ng, kalau begitu aku saja yang makan deh. Selamat makan, itadakimasu hehe."

Aku menatap bibi endou tak percaya. Bisa-bisanya ia melakukan hal seperti itu sekarang.

"Huh.." aku mendecak pelan. Ayah hanya menatapku dari samping, aku langsung membuang muka.

Ini semua gara-gara kau samson wanita, awas saja, akan ku kerjai kau nanti!

. . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Riika POV

Aku memandang wajahku sekali lagi dicermin. Kyaa, ini tak perlu diragukan lagi. Ini memang jerawat! Dan jumlahnya ada 5 buah! Besar dan keras-keras pula!!

"Apa aku bermimpi? Cepat sekali jerawat ini muncul. Apa ini karena efek berciuman dengan shou? Kalau iya, berarti aku benar-benar mencintainya, ah tidak, aku sudah benar-benar gila mencintainya sampai-sampai jerawat dengan mudahnya mendarat diwajahku!!"

Aku membasuh wajah sekali lagi dan membiarkan urat sarafku bekerja. Aku berciuman dengan shou, lagi untuk kedua kalinya! Arghh, kenapa begitu gampang aku mengucapkannya?! >,<

/ / "Kau sudah mengerti kan sekarang?"

"Ng, tidak, a-aku maksudku.."

Cup..

Aku terhenyak. Shou menciumku lagi! Oh tuhan, aku malu sekali, tapi aku menyukainya! Haha >,<

"Kenapa kau diam saja sayang?"

"Ti-tidak kok sa-sa.."

Aku kehilangan kata-kata. Kurasa pita suaraku lepas, sehingga aku tak mampu berbicara lagi. Aku nervous nervous dan nervous, i swear deh!!

"Sayang..sulit sekali untuk mengatakannya kah?"

Sekarang ia menatapku dalam. Jantungku memompa 3x lebih cepat dari biasanya. Duh, seseorang tolong keluarkan aku dari situasi seperti ini!!

"Hmm..aku menyukaimu riika endou.."

Ia memegang kedua pipiku dengan lembut, kemudian ia tempelkan keningnya padaku sehingga kami semakin merapat. Bisa kurasakan deruan nafasnya diwajahku. Hmm, dan itu membuat wajahku sangat merah seperti kepiting rebus.

"Boleh aku menciummu sekali lagi?"

Deg! Detak jantungku sudah tak karuan, aku tak tahan, benar-benar tak tahan memandang wajah puppy nya! >,<

Shou merengsek merapatkan wajahnya semakin dekat sehingga bibir kami saling bertemu.

Perlahan tapi pasti ia mulai mencium oh tidak, maksudku melumat bibirku! Ia melakukannya dengan ahli sehingga membuatku terpancing untuk melakukan hal yang sama dengannya.

. . . . . . . . . . . . .

Panic Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang