Panic Of Love 31

4.2K 7 34
                                    

Yo yo, mari ah !!

Apa kabar wattpaders? Hehe..aku datang lagi dengan membawa chapter 31.

Aku menulis paksa setelah mendapat ide beberapa jam yang lalu. Karena moodku sedang baik, maka aku tuangkan ideku melalui tulisan ini.

Selamat membaca. Semoga tidak mengecewakan kalian ya ^.^v

Chapter 31

:: Aku, kesedihan dan fanz-fanz sinting =.=a

“Shou-kun kau mengenalnya?”

Shou hanya diam. Ia tak menjawab pertanyaanku. Tubuhnya menegang.

“Shou-kun? Kau mendengarku?”

Aku menepuk pelan bahunya. Namun, ia tak bergeming. Tak ada respon apapun darinya. Ia hanya terus terdiam kaku disampingku.

“Shou..”

Akhirnya aku memutuskan untuk diam. Aku menunggunya untuk memberikan jawaban. Ya, walaupun ia hanya diam saja seperti itu.

Tiba-tiba wanita yang sedang duduk tadi berkata. “Ng, maaf, riika endou kan? Tanyanya sok akrab. Kemudian ia bangkit berdiri dan menatap shou.

“Ng, kalian mau makan ya? Ayo silahkan duduk. Sini-sini..” ia menepuk-nepuk kursi disebelahnya, menyuruh kami agar duduk.

Aku menatapnya sejenak kemudian tersenyum kearah wanita itu. Eh, tunggu apa aku mengenal orang ini??

“Ng, maaf kau siapa ya?” tanyaku polos. Ia langsung melongo mendengar kata-kataku. Ng, apa ada yang salah dengan kata-kataku tadi? Hehe..

Ia mengerjipkan sebelah mata. “Wah, nampaknya kamu sudah lupa padaku ya? Padahal beberapa waktu yang lalu kita pernah bertemu. Ya, walaupun hanya sekali sih, tapi benar kamu tidak ingat sama sekali padaku?” ujarnya menjelaskan.

Aku diam sejenak. Membiarkan saraf dalam otakku bekerja. Hmm..apa benar kami pernah bertemu ya? Kapan? Dimana? Kok aku tidak ingat ya? Ahahaha..

Saat sedang asyik-asyiknya berpikir, pandangan mataku jatuh tepat kedepan. Ada sepasang mata yang sedang mengamatiku. Aku tidak tahu pasti siapa dia, tapi kurasa..

“Ng..”

Aku menggelengkan kepala. Aku mencoba menghiraukannya. Ah, masa bodoh! Mau setan atau apa kek, yang jelas aku sedang sibuk tak bisa diganggu gugat.

“Kau sudah ingat riika-san?” Tanya wanita itu padaku. Ng, tunggu deh, sejak kapan ia mulai akrab memanggilku ‘riika-san’?

Tangannya hangat menyentuh lenganku. Dahiku berkerenyit. “Hmm..” aku coba berpikir sekali lagi dan hasilnya..

“Bagaimana?” tanyanya lagi tak sabaran. Aku hanya garuk-garuk kepala.

“Duh, beneran deh aku lupa kau siapa, hehe..tapi, kalau kita pernah mengenal sebelumnya ya..ohisashi buridesu ne!?” jawabku tersenyum lebar. Ia hanya tersenyum kecut.

Ahahaha, aku lupa! 100% lupa deh. Beneran gak bohong! Kalau aku bohong, nanti aku terlihat cantik, dan kalu aku benar nanti aku semakin cantik. Gagagagga :DD

“Riika..”

Tiba-tiba sebuah tangan yang terasa dingin menyentuh ujung kulit luar tanganku, reflex aku pun menoleh. Oh, ternyata itu my hunny bunny sweety baby shou. Hehe, yang tak suka aku panggil shou dengan sebutan tadi, silahkan anda protes pada penulis. Ok.

“Ada apa shou-ku..”

“Boleh aku meminta waktu untuk pergi sebentar, riika-san?” ujar shou tercekat. Ia menelan ludah. Hei, ada apa dengan pacarku? Sejak kapan ia ikut-ikutan memanggilku dengan sebutan ‘RIIKA-SAN’ seperti wanita tadi?!

Panic Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang