Panic Of Love 29

4.1K 7 21
                                    

Baiklah aku sangat bersemangat mengerjakan chapter-chapter ini.

Targetku ia lah buru-buru menyelesaikan Panic Of Love, kalian tahu, cerita ini baru sampai pada pertengahan dan ini sudah chapter 29??!! Aku tertawa miris jadinya haha T.T *per-chapter hanya 1 page itulah penyebabnya*

Kuharap kalian tak bosan membaca cerita ini. Happy reading ^^

Chapter 29

:: apa aku bermimpi? Part 2

Tanpa sadar aku mengalungkan kedua tanganku dilehernya. Aku membalas ciumannya, shou sempat menghentikan ciumannya dan menatapku tak percaya.

"Riika.."

Aku hanya tersenyum kecil menanggapinya, kemudian dengan beraninya, aku melumat bibir shou. Itu berhasil membuat insting alamiah di otaknya kembali bekerja.

Ia menghisap bibir bawah dan atasku secara bergantian. Ini luar biasa. Aku dapat merasakan sensasi yang tak pernah terbayangkan olehku sebelumnya.

Ia menciumku lebih dalam lagi. Manis. Itu yang bisa kurasakan.

Shou terus melumat bibirku, aku memejamkan mata menahan semua gejolak rasa ini. Aku menikmatinya.

"Hmmh.."

Aku mendesah pelan ketika menyadari lidah shou telah masuk kedalam rongga mulutku. Ia memainkan lidahnya dengan lembut dan penuh gairah. Dan itu membuatku tak kuat lagi, aku langsung mendorong tubuhnya menjauh.

"Hen..hentikan.." kataku dengan nafas tersengal. Aku mencoba mengatur nafasku yang tidak karuan ini. Dan ku lihat shou juga melakukan hal yang sama.

"Hebat..hmm..arigatou riika-ku." ia tersenyum lebar. Wajahnya sekilas tampak merona. Ya tuhan, kawaii sekali~

Aku hanya mengangguk malu, kepala ku tundukkan. Wajahku benar-benar sudah berubah jadi kepiting rebus kurasa, aku malu sekali! >,<

Aku bersumpah sejak saat itu aku akan membawa masker kemanapun untuk menutupi wajahku yang tiba-tiba selalu merona ini >,<

"Huwaaah, sejak kapan aku jadi nakal seperti itu sih?!"

Aku buru-buru membasuh wajahku sekali lagi. Ah, otakku udah gak waras nih. Berani-beraninya aku membalas ciumannya dengan sangat hot. Apa yang ada dipikiranku saat itu? :s

"Riika-chan kau dimana? Semuanya sudah menunggumu lama." ayah membuka pintu kamar mandi dan mendapatiku yang hanya melongo parah dengan wajah basah.

"Hei, putriku, ada apa dengan wajahmu nak? Pucat sekali!" ujar ayah cemas. Reflek aku langsung melihat wajahku dicermin.

Iya pucat. Duh, apa karena belum makan ya? Ah, iya makan aku sampai lupa pada sesuatu yang membuatku selalu meneteskan air liur itu!

Aku melesat keluar dari kamar mandi dan berganti pakaian atasku sekenanya. Ayah menggeleng heran.

Ah, biarlah. Aku sudah benar-benar lapar ayahku sayang. Hehe.

"Ayo kita segera turun yah, aku takut 'makananku' menangis akibat kelamaan menungguku." seruku riang sambil menggandeng tangannya keluar dari kamar.

Oh, makanan tunggu aku!! v*0*v

. . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Tae won POV

Aku benar-benar sudah tak tahan untuk memakan hidangan yang tersaji didepanku. Aish, samson wanita kemana kau? Lama sekali sih! Tak tahu apa kalau perutku sudah super gelisah.

Aku melirik sekali lagi udang goreng yang hanya berjarak 10 cm dari pandangan mataku. Ugh, menggoda sekali udang-udang itu!

Kruuuk..

Perutku berbunyi. Aish, semua orang jadi menatap kearahku. Sial, malu sekali aku sekarang!

"Ada apa dengan bunyi perutmu itu tae won-sshi? Tak sopan sekali!" hardik ayahku pelan. Aku hanya mendengus kesal.

Sial, perutku benar-benar sudah tidak tahan lagi. Aku sangat lapar!

Aku berpikir sejenak. Aha, aku seperti dapat pencerahan dalam otakku.

Dengan hati-hati ku majukan tanganku hingga menyentuh permukaan piring berisi udang goreng menggoda itu.

Ku lihat ayah sedang membuang muka ke arah ruang tamu, sementara bibi endou sedang asyik memakan masakkannya, jadi ia tak memperhatikanku.

Hh..perut akhirnya kau mendapat apa yang kau inginkan daritadi. Aku bersiap mengambil udang goreng itu dan..

"Tae won-sshi apa yang kau lakukan?!" ujar ayah kaget sambil menepis tanganku kasar.

Aku menelan ludah, sial ketahuan! Oh, udang goreng, aku mencintaimu T.T

"Ada apa tae won-san? Kau sudah kelaparan ya? Ambil saja, makan sesukamu." bibi menatapku bingung. Ayah langsung menatapku sewot.

Aku menggelengkan kepala. Baiklah, aku takkan menyentuhnya abeoji. Aku jadi malu berkali-kali lipat seperti ini. Sial!

"Hai semuanya! Maaf membuat kalian menunggu lama. Haha. Wah, ada udang goreng, buatku ya? Aku lapar." ujar riika sambil merampas semua udang goreng yang kucintai itu. Kemudian ia memakan semuanya dalam satu suapan saja. Benar-benar tak tahu diri sekali dia! T.T

"Nyam nyam..enaf sefayi, glek..nyam nyam..ibu udang gorengmu memang tak ada duanya! Aku suka sekali!" ucapnya tanpa dosa.

Aku menatapnya sinis. Aku kesal sekali ia telah menghabis seluruh kekasihku! Dalam satu suapan lagi, mulutnya terbuat dari apa sih?!

"Ng, sayang..sudah kau habiskan semua ya? Ng..duh.." bibi endou menatapku cemas.

Iya bibi, aku tahu kau tak enak padaku. Tapi anak gadismu benar-benar tak tahu malu!

"Haha, ada apa dengan wajahmu yang jelek itu tae won?" sekarang cewek tak tahu malu ini nyengir kuda kearahku. Aku bersumpah untuk membencinya karena telah merampas kebahagianku, kebahagian perut ini maksudnya.

Aku memegang perutku. Berbunyi lagi, ah, tapi kenapa aku jadi hilang selera makan seperti ini ya? :s

"Ayo, ayo semuanya mari kita makan! Jae hee-san, tae won-san mari! Itadakimasu!"

"Itadakimasu!"

Sial, udang gorengku!

Panic Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang