28

8 1 0
                                    

"Ouh gitu, lepas dulu mas aku mau ngambil handphone dulu" ucap Fitri

"Kiss dulu sayang" manja Barkah

"SEJAK KAPAN PAK BARKAH JADI MANJA WOEEEE" batin Fitri menjerit

"Apa sih mas cuman mau ngambil handphone doang " ucap Fitri

"Kiss dulu, baru mas lepas pelukannya"

Dan akhirnya Fitri pun mengalah dan dia mencium bibir suaminya itu, tapi Barkah langsung menarik tengkuk Fitri lalu melumatnya semakin dalam, Fitri yang tergoda pun membalasnya.

15 menit kemudian..

Fitri memukul mukul dada bidang itu karna dia sudah kehabisan nafasnya, Barkah pun menyudahinya. Lalu Barkah melepaskan pelukannya itu, dan Fitri lalu bangun dan dia baru nyadar kalo dia masih telanjang. Dia melotot dan langsung melihat ke arah Barkah, Barkah melihat wajah Fitri hanya mengernyitkan alisnya.

"Kenapa sayang" tanyanya

"Mas kenapa gak bilang kalau kita masih telanjang, kan aku jadi malu" ucap Fitri sambil menarik selimutnya untuk menutupi badannya, Barkah melihat itu tertawa

"Kenapa kamu sepanik itu, aku kan uda liat semuanya ngapain malu sayang" jawabnya enteng

"Mau kemana?" tanyanya lagi

"Mau mandilah" jawab Fitri

"Ayo bareng aja" ucap Barkah

"Gak yang ada nanti mandinya jadi lama, aku duluan mandinya titik" ucap Fitri, lalu dia jalan kearah kamar mandi dengan selimut yang menutupi badannya.

Sesudah mandi dia langsung ke meja rias untuk mengeringkan rambutnya, tiba-tiba ada notifikasi di handphone nya, Fitri langsung membuka nya dan dia dikagetkan dengan pemberitahuan bahwa dia ditolak masuk universitas.

"HAH" teriak Fitri dia langsung melemah dan tak sengaja menjatuhkan handphonenya, mendengar itu Barkah langsung buru-buru keluar dari kamar mandinya dan langsung menemui istrinya, dan dilihatnya dia sedang menangis.

"Fitri kamu kenapa?"

"Ini mas" Fitri memberikan handphonenya dengan tangan yang gemetar.

"Innalillahi, kenapa bisa gitu? udah gapapa mungkin belum rezekinya" Barkah langsung memeluk dan menenangkan istrinya.

Pupus sudah impiannya menjadi sarjana ditolak secara sepihak, tapi mau gimana lagi toh udah terjadi.

"Gapapa, kamu boleh sedih tapi jangan berkelanjutan. Pasti ada sesuatu yang jauh lebih baik semangat sayang, ayo jangan menyerah" ucap Barkah

Fitri menganggukan kepalanya lalu dia mulai melepaskan pelukan itu dan dia berusaha untuk tidak menangis lagi. Barkah tadinya tidak akan pergi kekantor karna ingin menghilangkan rasa sedih istrinya, tapi Fitri menolak dan menyuruh Barkah berangkat saja dia bilang tidak apa-apa.

Sekarang Fitri ada di meja makan sudah selesai sarapan, dia membuka ponselnya dan menelpon orang tua dan teman-temannya tentang pemberitahuan tadi. Mereka pun kaget, tapi gak bisa berbuat apa-apa mereka hanya memberikan semangat dan nasihat yang membuat Fitri tenang.

Fitri sedang berpikir untuk meluangkan waktunya ia akan melakukan apa, dia mencari di pencarian google tentang apa yang bisa ia lakukan. Dia tertarik untuk membuat usaha, tapi usaha apa dia belum tau mungkin nanti ia akan bicarakan dengan suaminya, Barkah.

Fitri sekarang sedang duduk ditepi kolam, mencebik-cebikan kakinya di air. Sudah lama Fitri tidak berenang, dan ya sekarang dia akan berenang untuk menghilangkan sedikit beban pikiranya.

"Hufth.. udah lama gue gak renang, untung aja ada kolam dirumah jadi gausah pergi keluar." gumamnya

Sesudah puas berenang, dia langsung naik keatas dan mandi lagi. Waktu sudah menunjukan jam 17.00 wib berarti Barkah akan segera pulang.

Fitri sedang memasak, kaget dengan tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang dan setelah dilihatnya itu adalah Barkah, suaminya.

"Ih mas mandi dulu baru peluk-peluk" gerutu Fitri sambil melepaskan tangan suaminya itu

"Iya nanti, sebentar aja cuman 5 menit kok" ucapnya

Dan benar saja setalah 5 menit barkah melepas pelukannya dan dia ke kamar untuk bersih-bersih.

30 menit kemudian, Fitri sudah menyelesaikan masaknya dan dia akan ke kamar untuk melihat suaminya itu. Ternyata Barkah sedang kerja di laptopnya di pinggir karus, btw dia sudah mandi.

"Mas, masih kerja?"

"Iya ini sebentar lagi beres kok, nanggung soalnya. Emangnya ada apa?"

"Engga, cuman mau bilang 'Semangat kerjanya suamiku'." mendengar ucapan dari Fitri membuat pipi Barkah memerah dan tersenyum hangat

MENCINTAI GURUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang