Toxic - 1O.

17.1K 1.9K 138
                                    

"Jevano, you sure lo gamau makan ini?"

Marko masih setia menawarkan bubur ayam yang ia bawa untuk Jevano. Tetapi Jevano menggeleng pelan dengan senyumannya.

"Maaf Marko, gue udah makan tadi"

Marko tersenyum dan menaruh bubur ayam yang ia bawa di meja kecil yang ada disana.

"Buat nanti kalo lo gamau sekarang"

Jevano menghela nafasnya dan tersenyum. Memang sudah kebiasaan Marko, selalu memaksa.

"Thanks, Marko"

Marko mengangguk, ia membuka mulutnya hendak berkata sesuatu. Tetapi terpotong oleh suara Jerga yang memanggil Jevano.

Jerga telah datang. Menjenguk Jevano, dan itu di waktu yang sedikit canggung. Ada Marko disana, pemicu Jay muncul beberapa hari yang lalu dan membuat Jevano dirawat di rumah sakit saat ini.

"Jevano- eh? Marko?"

Marko menolehkan kepalanya. Menatap Jerga yang berdiri di ambang pintu dengan totebag kecil. Jerga hanya tersenyum setelahnya. Ia berjalan mendekati ranjang Jevano dan menaruh totebag yang ia bawa di pangkuan Jevano.

"Aku habis mampir ke restoran pak Jayadi dan aku beli ayam pop kesukaan kamu"

Jevano langsung membuka totebag yang Jerga bawa dengan mata berbinar. Ia mengeluarkan tempat ayam pop berserta nasi hangat. Ia menolehkan wajahnya ke arah Jerga dengan senyum lebar.

"Makasii Jerga!"

Jerga tersenyum lembut dan mengusak rambut Jevano gemas. Seakan akan melupakan kehadiran Marko disana.

"Oh iya Marko, sorry ya gue beli buat Jevano doang. Gue gatau kalo lo jenguk Jevano."

Jerga menoleh ke arah Marko dengan raut wajah merasa bersalah. Marko tertawa renyah dan melambaikan tangannya.

"Santai aja Jerga. You don't need to."

Jerga mengangguk paham dan mendudukan dirinya di kursi yang ada di samping ranjang Jevano. Menatap Jevano yang sedang memakan makanan yang ia bawa dengan lahap.

20 menit kemudian Marko pamit untuk pergi setelah mengatakan untuk menjaga dirinya sendiri pada Jevano. Jerga mengantarkan Marko hingga remaja laki laki itu benar benar pergi.

Jerga kemudian berbalik dan mendudukan dirinya di sofa, berkata akan tidur sebentar. Sementara Jevano menatap lamat lamat ke arah Jerga. Ada yang aneh. Biasanya Jay akan muncul jika itu berhubungan dengan Marko, kenapa kali ini tidak? Padahal Marko ada tepat di depan matanya.

Walau begitu hal ini membuat Jevano sedikit lega. Bukan takut karena dirinya sendiri yang akan terluka, tapi teringat perkataan Jay yang akan melukai Marko jika ia berinteraksi dengan Jevano lagi.

Jevano menghela nafasnya. Mungkin obat bius yang Satya gunakan cukup untuk menekan kehadiran Jay sementara. Ia menghela nafasnya dan kembali fokus pada handphonenya, membuka aplikasi chatting yang sudah ia tidak buka selama 2 hari ini dan melihat beberapa pesan yang masuk.

4 notifikasi pesan. Satu dari clubnya, dua dari temannya, dan terakhir nomor tidak dikenal. Jevano mengernyitkan alisnya. Siapa orang ini? Ia membuka pesan yang dikirimkan oleh nomor tidak dikenal itu. Isi pesan yang dikirimkan membuat Jevano semakin kebingungan.

TOXIC. [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang