Toxic - 14.

15.6K 1.8K 238
                                    

CW & TW ;

VIOLENCE, ABUSE, HARSHWORD!

Jevano mengerang dengan suara seraknya. Pening langsung menyerang kepalanya. Pemuda itu berusaha untuk membuka kelopak matanya yang terasa sangat berat. Setelah beberapa saat akhirnya ia bisa melihat sekitarnya, Jevano mengerjapkan matanya. Mencoba melihat dengan lebih jelas. Langit langit kamar yang asing.

Ia menolehkan wajahnya. Mencoba mencari tahu dimana ia sekarang. Suasana seram dan bau anyir darah menyengat hidungnya.

Tangannya bergerak mengusap pelan luka di perutnya. Yang anehnya kini di lapisi perban. Ia mengernyitkan alisnya, bingung.

Suara langkah kaki membuat tubuh itu menegang. Jevano kembali menutup matanya. Berpura pura masih belum sadarkan diri.

Jay membuka pintu kamar Jevano dengan perlahan. Banyak noda darah di wajahnya. Tapi laki laki itu tidak peduli dan tidak berniat membersihkannya.

Jay mendudukan dirinya di ranjang tempat Jevano tertidur. Tangannya bergerak lembut mengusap pipi Jevano.

"Look at you, the most beautiful person in the world. Tapi apa? Jerga sia sia in lo dan membiarkan makhluk indah kaya lo keluar dari sarangnya dan menarik perhatian makhluk lain."

Jay bermenolog pelan. Masih setia mengusap pipi pucat Jevano. Dengkur halus dari Jevano membuat Jay mengulum senyuman.

"Wake up you little slut, gue ga sabar bikin lo buta kaya janji gue kemarin"

Jevano berani bersumpah. Walau ia tidak bisa melihat ekspresi wajah Jay saat ini, tapi ia yakin ada seringaian di kalimatnya barusan.

Jay beranjak dari posisinya dan melangkah menjauh. Suara pintu yang sudah di tutup membuat Jevano menghela nafasnya lega. Ia membuka matanya perlahan. Tapi ternyata ia sama sekali belum bisa bernafas dengan lega.

"You already woke up, don't you?"

Trik sederhana. Jay berpura pura membuka pintunya dan menutup nya kembali. Seolah olah ia sudah keluar dari sana.

Jay kembali melangkahkan kakinya mendekati Jevano yang sama sekali tidak bisa bergerak.

"Berani baget lo bohongin gue, heh?"

Jevano terisak pelan dengan mulut bungkam ketika Jay sudah mencengkram erat rahangnya. Demi apapun wajah Jay berlipat kali lebih menyeramkan dengan bercak darah di mana mana. Tatapan mata melebar dengan seringaiannya membuat Jevano seakan ciut.

"Sshh.. don't cry. Gue gamau denger tangisan lo."

Justru sebaliknya, Jay menarik kasar pergelangan tangan Jevano. Membuat Jevano memekik parau saat lukanya berdenyut nyeri. Tanpa basa basi Jay berdiri dari posisinya dan menyeret Jevano.

"Jay! I'm beg you-"

Ucapannya terpotong oleh desisan Jay yang menyuruh nya diam. Ia sama sekali tidak menoleh ke arah Jevano yang berusaha untuk berdiri. Jay masih setia menyeret Jevano yang terkulai lemas di lantai.

Jay merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah kunci. Ia membuka satu ruangan gelap dengan bau anyir darah yang menyengat hidung. Jevano berusaha mendongak, mencari tahu kemana Jay akan membawanya.

Jevano hampir saja berteriak jika Jay tidak membungkam mulutnya kasar. Ia dapat melihat dengan jelas bagaimana Lexy terkulai lemah disana. Bermandikan darahnya sendiri. Sayatan demi sayatan tertoreh di wajah cantiknya.

"Nah, you see. Orang yang berani ngelukain lo, akan berakhir kaya jalang itu. Tapi apa? Lo malah anggep gue kaya gue adalah orang paling jahat sedunia, padahal gue ngelindungin lo."

TOXIC. [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang