Toxic - 17.

13.5K 1.7K 130
                                    

Yudhist, Henry, Haikal dan Yesha sudah sampai di rumah yang dimaksud oleh David. Keempatnya sedikit merinding mengetahui fakta jika rumah itu terlihat sangat menyeramkan. Pintu depan yang sudah rusak menambah kesan ngeri di kompleks yang sudah lama kosong itu.

"Ini beneran kita masuk?" Cicit Yesha takut takut, berniat menggenggam baju Haikal tapi malah berakhir menyubit pinggangnya.

"Aduh sakit oon! Ngapain sih lo cubit cubit?"

Yesha mendelik pada Haikal. Mengisyaratkannya untuk diam. Sementara Yudhist mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Yesha.

"Iya kita masuk, udah nanggung juga"

Yudhist terlebih dulu masuk ke dalam rumah itu. Segera menutup hidungnya menggunakan tangan ketika bau anyir darah menyengat hidungnya. Begitupula Henry, Haikal dan Yesha. Bahkan ke empatnya hingga merasa mual dan pusing.

"Gila"

Ke empatnya dapat melihat dengan jelas genangan darah di lantai rumah itu. Kapak dengan bercak darah dan dua pistol tergeletak.

Henry menahan nafasnya. Melihat barang barang yang ada ia sudah dapat menyimpulkan jika ada kekacauan disini.

BRAK!!

Suara gebrakan terdengar dari lantai dua rumah itu. Keempatnya sontak mendongak. Melihat satu sama lain.

"Kita naik?" Tanya Haikal ragu ragu.

Yudhist mengangguk sebagai jawaban. Mereka harus memastikan lebih lanjut. Rombongan itu menaiki tangga takut takut. Yesha menggandeng lengan Haikal kuat hinga sang empu mengumpat.

"Yesh sumpah jangan kenceng kenceng dong!"

"Bacot ah! Gue takut nih!"

"Gue boleh gandeng juga ga?" Henry menimpali.

Yudhist menaruh telunjuknya di depan mulut. Mengisyaratkan mereka untuk diam. Ia menatap tajam lorong lantai dua. Banyak pintu disana. Ada satu pintu yang terbuka, hal itu menyita atensi keempatnya.

Mereka mendekati pintu itu dan mengintip di dalamnya. Hal yang mereka temukan membuat keempatnya berseru tertahan.

"Apa yang....?"

Disana Lexy masih tergeletak di lantai dengan darah dan luka dimana mana. Mual, itu yang keempatnya rasakan. Bau amis dan anyir darah lebih menyengat disini hingga kepala keempatnya pusing.

"Gila, beneran gila."

Henry berjongkok di samping tubuh Lexy. Tangannya menyentuh nadi gadis itu.

"Dia masih hidup! Tapi lemah banget"

Keempatnya bertatapan satu sama lain. Bingung akan mengapakan Lexy.

"Kalian siapa?"

"KONT—"

Haikal buru buru membungkam mulut kotor Yesha saat terkejut. Cowok itu melotot ke arahnya. Suara berat seorang laki laki mengejutkan keempatnya. Dengan perawakan tinggi dan bekas luka segar di dahi membuat mereka bergidik.

"Gue tanya, kalian siapa? Ngapain ada disini?"

Yudhist mengangkat kedua tangannya. Menendang bokong Henry mengisyaratkan cowok itu untuk segera bangun yang dibalas dengan umpatan dari Henry karena dirinya hampir terjungkal.

"Gue temennya Jevano, terus dua orang ini temennya Jerga, kita kesini mau cari Jerga sama Jevano"

Jorgav mendengus mendengar alasan dari bocah remaja di depannya ini. Lalu berbalik.

"Tinggalin aja cewek itu, dia pantes dapet itu. Dan kalian.."

Jorgav memotong ucapannya, menatap keempat remaja itu tajam.

TOXIC. [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang