"JEVANO!"
Suara Jay semakin nyaring dari luar sana. Memaksa Jevano untuk membukakan pintu. Sementara Jevano semakin ketakutan, Chandra langsung menggendong tubuh Jevano.
Jevano menatap tak mengerti ke arah Chandra. Tapi setelah nya membuat Jevano terkejut. Ada ruang rahasia di sana. Tidak besar tapi tidak sempit. Ruang berbentuk persegi.
"Jevano, kamu masuk kesana ya. Dan pastikan kamu tidak membuat suara sekecil apapun. Om akan menahan Jerga."
Jevano mengangguk cepat. Dibantu oleh Chandra ia memasuki ruangan itu. Entah ini ruangan apa, tapi sepertinya pernah di gunakan untuk menyimpan barang. Tidak ada penerangan di sini. Dan pengap.
Chandra menutup ruangan itu perlahan. Membiarkan Jevano di dalam ruangan itu berusaha untuk menahan isakan nya.
Laki laki paruh baya itu menghela nafas dan melihat ke arah pintu yang Jay masih berusaha dobrak. Ia berjalan menuju pintu itu dan membukanya. Membuat Jay sedikit terkejut.
"Om Chandra?"
Licik sekali bajingan ini. Chandra tau bagaimana suara Jay. Saat ia melihat Chandra, dengan cepat ia menghaluskan suaranya. Berakting seolah ia adalah Jerga.
"Kamu ngapain dobrak pintu, Jerga? Om lagi tidur jadi kebangun"
Jay menggaruk tengkuknya. Sepertinya ia salah mengira dengan adanya Jevano disini.
"Aku lagi main petak umpet sama Jevano. Om liat ga Jevano dimana?"
Chandra mengernyitkan alisnya. Mengikuti drama yang dibuat oleh Jay.
"Om ga liat, tapi tadi sempat ada siluet orang di dapur."
Jay tersenyum kecil dan menjabat tangan Chandra senang.
"Okee, makasih om!"
Jay berjalan menuju dapur dengan siulannya. Chandra tetap berada di depan pintu ruangan staff. Menunggu hingga punggung lebar milik Jay tidak terlihat lagi.
Laki laki itu menghela nafas dan merogoh handphone yang ada di sakunya. Mengetikkan barisan nomor dan melakukan panggilan.
"Halo, Satya? Saya ada kabar buruk."
***
Jay membanting potongan piring yang ia pegang sedari tadi. Wajahnya terlihat sangat marah.
"Orang tua sialan. Lo pikir gue gatau.."
Ucapnya dengan nafas menderu menahan amarah. Tangannya mengepal kuat. Lalu secara tiba tiba meninju lemari kayu di sampingnya hingga sedikit berlubang.
"Bangsat. Kalo aja ga ada dia, Jevano pasti udah gue bikin buta."
Jay kembali memukul lemari yang ada di sampingnya hingga benar benar berlubang. Tidak memperdulikan lecet di jari jemarinya.
Tapi kemudian ia tertawa. Tertawa keras sambil memukuli kepalanya sendiri.
"Bener.. walaupun ga ada orang tua itu.. gue ga bisa bikin Jevano buta cuma pake pecahan piring kaya gini.."
Ia melirik ke arah peralatan dapur yang ada di depannya. Mata tajamnya secara cepat menangkap siluet benda pipih. Ia menyeringai lebar.
***
Chandra membuka pintu yang menyatu dengan tembok. Tempat Jevano bersembunyi.
"Jevano kamu sudah bisa keluar sekarang"
Jevano menolehkan wajahnya. Menatap wajah Chandra yang sedang tersenyum ke arahnya. Jevano secara perlahan mencoba keluar. Dibantu oleh Chandra.
"Kamu bisa berdiri, Jevano?"

KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC. [End]
FanfictionTentang Jevano yang berusaha mengembalikan Jerga dari kepribadian ganda psikopatnya, Jayden. DISCLAIMER : IT'S FREAKING JAEMJEN, NOT NOMIN! Jaemin as a dominant and Jeno as a submissive. If you don't like it or a homophobic just fuck off. Starts :...