Di tengah tengah sorak sorai kerumunan penonton. Jorgav menatap Jevano dan Jay dengan seringaiannya. Ia tertawa kecil, menundukan wajahnya untuk menyembunyikan tawanya.
"Everything goes according to plan"
"My plan, Jorgav." Jorgav dapat mendengar suara dari dalam fikirannya. Jevier.
"Alright alright, it's all your plan Jevier."
Ia berdiri dari posisi duduknya. Meninggalkan tempat penonton sambil bersiul. Melewati Lexy yang menunduk sambil meremat jati jemarinya.
***
"Jevano"
Jevano mendongakan wajahnya mendengar panggilan dari Jorgav.
"Iya?"
"Buat turnamen besok, if you win the tournament, kiss Jay"
"Hah?"
Jevano menatap Jorgav bingung, tiba tiba sekali. Untuk apa ia mencium Jay? Ia saja masih sedikit takut. Jorgav mendudukan dirinya di sofa dan memejamkan matanya sebentar. Ia kembali membuka kelopak matanya beberapa detik kemudian.
"So first of all let me say hello, gue Jevier. Jorgav another personality."
Jevano tercengang. Ia bisa melihat perubahan drastis dari tatapan mata Jorgav. Sama seperti Jerga ketika ia berpindah kepribadian menjadi Jay.
"...Jevier??"
"Exactly, jadi daripada gue buang waktu, let me explain. Jay itu obsesi sama lo, lo pasti tau itu, kan?"
Jevano mengangguk. Sebenarnya ia masih sedikit terkejut dengan perubahan tiba tiba Jorgav menjadi Jevier. Semudah itu, bahkan ingatan mereka tersambung, bisa menukar kepribadian sesuka mereka.
"Kalo dia, lo kasih a special gift, atau ciuman. I kinda sure kalo dia bakal shock, a person, who he hurt the most, cium dia. How shock he is kalo lo lakuin hal itu. Dan hal itu bisa jadi penekan sifat dia, i know Jay."
Jevano terdiam untuk beberapa saat. Terdengar masuk akal tetapi itu terlalu beresiko.
"Obat yang Jorgav bikin ga sekuat itu, he just being a big head. Kalo ada satu pemicu, emosi dia yang di tekan dua hari ini, bakal meledak. Dan resikonya ga bisa di bayangin-"
Jevier memotong ucapannya dan menunjuk Jevano.
"Lo juga akan termasuk."
Jevano meneguk air liurnya kasar. Wajahnya berubah menjadi pucat. Untuk sesaat ia teringat saat Jay menyiksanya hanya karena hal kecil.
Ia akhirnya mengangguk kecil.
"I'll kiss him, but only if i win."
Jevier mengangguk dan tersenyum.
"Only if you win."
***
Jevano tengah mengganti bajunya di ruang ganti. Jam menunjukan pukul 5 sore, penonton sudah bubar sejak 1 jam yang lalu. Tangannya bergerak mengambil handuk kecil di tempat yang disediakan. Ia menghela nafasnya, mengingat ciumannya dengan Jay di tengah lapangan tadi membuat wajahnya langsung menghangat. Tidak menyangka jika hal itu membuat seisi lapangan heboh.
Jevano menggelengkan kepalanya kecil. Berusaha mengusir bayang bayang wajah Jay ketika menatapnya lamat lamat. Ia lebih memilih membuka loker gantinya. Wajahnya seketika memucat melihat isi dari lokernya.
![](https://img.wattpad.com/cover/304798935-288-k740246.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC. [End]
FanfictionTentang Jevano yang berusaha mengembalikan Jerga dari kepribadian ganda psikopatnya, Jayden. DISCLAIMER : IT'S FREAKING JAEMJEN, NOT NOMIN! Jaemin as a dominant and Jeno as a submissive. If you don't like it or a homophobic just fuck off. Starts :...