Toxic - 12.

17.6K 2K 218
                                    

Sore ini Jevano mengajak Jay untuk berjalan jalan di taman rumah sakit. Setelah mengetahui kalau Jay akan menjadi lebih aman 3 hari ini membuat Jevano tenang. Walau sekarang Jorgav ada tepat di belakangnya mengawasi dirinya dan Jay.

"Kakimu sudah mendingan, heh?"

Jorgav bertanya memecah keheningan di antara mereka bertiga. Jevano mengangguk pelan. Sejak tadi malam sakit di kakinya sama sekali tidak terasa.

Sementara itu Jay hanya berdecak malas. Membuang wajahnya dan lebih memilih untuk menatap ke arah rerumputan yang ada di dekatnya.

"Lo liat apa?"

Jorgav secara tiba tiba muncul di belakang Jay. Membuat laki laki itu berjengit kaget dan langsung menatap Jorgav tajam. Ia memilih bungkam, enggan berbicara dengan kakak nya itu. Jorgav bergumam heran. Kemudian tersenyum lebar.

"Tell me, atau gue suntik lo lagi dan lo akan terjebak di tubuh Jerga buat enam hari"

Jevano tertawa kecil melihat wajah masam Jay setelah mendengar perkataan Jorgav. Ia menatap Jorgav dongkol. Untungnya seekor kucing tiba-tiba muncul disana.

"Kucing."

"Apa?"

"Liat kucing-"

Ucapan Jay terpotong saat kucing itu mendekatinya dan mengeong pelan. Membuat Jay menatap makhluk lucu itu sambil menukikan alis. Apa yang dilakukan hewan ini.

Jevano memekik gemas melihat kucing itu. Ia langsung berjongkok dan mengelus lembut bulu tebal si kucing.

"Lucunyaaa"

Jevano tersenyum lebar. Masih setia nengelus lembut kucing itu. Sang kucing pun merebahkan badannya di dekat Jevano, membuat ia kembli berseru gemas.

Jay hanya diam menatap Jevano yang sedang bermain dengan kucing itu. Enggan berinteraksi. Sementara Jorgav menyunggingkan senyuman jail nya. Ia merangkul bahu Jay dan menunjuk Jevano.

"Menurut track record kesehatan Jevano yang udah gue baca, dia alergi kucing"

Jay mengernyitkan alisnya bingung. Lalu apa hubungannya dengan dirinya? Jorgav menghela nafasnya, orang ini sangat tidak peka.

"Lo sebagai pacar gamau ngelarang dia main sama kucing-"

"Ga."

Ucapan Jorgav terpotong begitu saja oleh perkataan spontan Jay. Jorgav ber Oh ria, penasaran kenapa Jay dengan cepat menjawab.

"Gue gaada hak ngelarang Jevano"

Jorgav terkekeh mendengar jawaban Jay. Ia mengeratkan rangkulan nya dan berbisik.

"Gaada hak ngelarang tapi kenapa lo nyakitin Jevano setiap lo cemburu?"

Jay terlihat diam, tidak peduli. Jorgav hanya bisa menghela nafasnya, orang ini benar benar keras kepala. Ia memilih untuk kembali mengawasi gerak gerik Jevano.

"Lo ada alergi kucing kan?"

Jevano mendongak, melihat ke arah Jorgav yang baru saja berseru ke arahnya. Ia mengangguk dan berdiri. Berjalan menjauhi kucing yang masih setia merebahkan badannya itu. Jorgav melirik Jay yang terlihat sedikit kesal, ia terkekeh kecil.

"Ilangin gengsi lo makanya"

***

1 day before.

"Jorgav" Suara Satya terdengar dari seberang telefon. Jorgav menaruh handphonenya dan mematik api korek, menyalakan batang nikotin yang ia pegang.

TOXIC. [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang