Toxic - O6.

23.8K 2.1K 53
                                    

Hal pertama yang dapat Jevano rasakan adalah pusing yang begitu menyakitkan. Kepalanya seperti di hantam menggunakan palu besar.

Ia mengerjapkan matanya. Sedikit silau dengan penerangan di ruangan itu. Dan hal kedua yang ia rasakan adalah rambut seseorang. Setelah dapat membuka matanya dengan sempurna, Jevano menoleh ke arah kanannya. Mendapati rambut hitam legam yang pastinya Jevano tau siapa pemiliknya. Jerga.

Jerga yang merasakan adanya gerakan dari Jevano langsung mendongakkan wajahnya. Sontak laki laki itu langsung berseru memeluk Jevano.

"JEVANO!!"

Jevano sedikit terkejut ketika Jerga tiba-tiba memeluknya. Ia mengusap punggung lebar Jerga pelan lalu mengulum senyum kecil. Jerganya telah kembali.

Dapat ia rasakan basah di bahunya. Sepertinya Jerga menangis. Laki laki itu menjauh badannya dan menatap Jevano dengan tatapan meminta penjelasan.

"Aku bangun bangun udah di ruangan rumah sakit, ayah bilang kamu ada di kamar ini, aku langsung ke sini. Apa yang sakit Jevano? Perlu aku panggil in dokter? Atau kamu perlu minum? Sebentar aku ambil minum!"

Jevano tertawa kecil melihat Jerga yang terlampau panik. Jerga mengambil sebotol air mineral yang ada di meja kecil samping nakas. Dan membantu Jevano meminum air secara telaten.

Jerga kembali duduk di kursinya dan mengusap wajahnya. Ia masih tidak mengerti apa yang terjadi. Saat terbangun ia menemukan Satya sedang duduk di sofa. Saat bertanya mengapa ia bisa ada di rumah sakit, ayahnya malah menjawab Jevano pingsan dan berada di ruangan satunya lagi. Panik tentu saja, Jerga langsung mencopot jarum infus yang ada di punggung tangannya dan berlari menuju kamar Jevano.

"Jangan dipikirin, Jerga. Kamu gausah khawatir"

Jevano menangkup pipi Jerga lembut dan tersenyum. Ia mengusap pipi basah Jerga perlahan. Jerga memegang erat tangan Jevano yang sedang berada di pipinya.

"Tapi kan—"

Jevano mengentikan kalimat Jerga dengan kecupan singkat di bibirnya. Lalu tertawa kecil.

"Aku udah bilang buat jangan di pikirin! Ga ada tapi tapian!"

Baiklah jika Jevano berkata demikian. Jerga akan menuruti segala perkataan Jevano.

"Oke, aku ga bakal mikirin itu lagi. Tapi setidaknya jelasin, kenapa kamu bisa sampe luka parah gini?"

"Ada penyusup di resort. Dia bikin keributan dan Jevano sempat berpapasan sama dia, Jerga."

Satya memasuki ruangan bersama dua bodyguard nya. Orang yang membantu Jevano tadi. Satya mendekat ke arah nakas Jevano lalu tersenyum.

"Gimana keadaan kamu Jevano? Sudah lebih baik?"

Jevano mengangguk dan balas tersenyum sopan.

"Iya Om, aku udah mendingan"

Satya menepuk pundak Jevano pelan, "panggil saya ayah saja"

Jevano dapat merasakan wajahnya menghangat. Sementara Jerga tertawa renyah. Akan sedikit canggung jika ia memanggil Satya ayah.

"Sebaiknya kalian berdua istirahat, biaya rumah sakit saya yang tanggung. Terutama kamu, Jevano. Mungkin kamu akan sedikit kesulitan dalam berjalan."

Setelah mengatakan kalimatnya Satya langsung keluar dari ruangan itu. Berkata hendak menjenguk Chandra, adiknya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TOXIC. [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang