EMPAT

9 2 0
                                    

~~•Happy Reading•~~

Dentuman musik terdengar ke seisi mobil. Nampak dua manusia berbeda gender ini menggerakkan badannya menikmati lagu bergenre hip-hop. Mereka adalah Raya dan Joey. Kakak beradik ini hendak ke sebuah tempat yang sering dikunjungi Joey.

Raya tak henti-hentinya berdecak kagum saat sampai. Di hadapannya terbentang danau yang sangat indah. Saat melihat ke sekitar, Raya melihat banyak orang yang sedang duduk bersantai, bahkan ada beberapa food truck di sini.

“Gimana, kamu suka?” tanya Joey.

Raya mengangguk penuh antusias. “Kenapa baru sekarang Kak Joey ngajak Raya ke sini?” protesnya.

Joey tak menanggapi ucapan Raya. Ia sibuk dengan kamera di tangannya. “Gimana kado perpisahan yang sudah kamu siapkan?” tanyanya.

“Sudah sampai, Kak,” jawab Raya. Ia baru saja mengirimkan sebuah pesan kepada seseorang. Pandangannya kembali tertuju ke pemandangan indah di hadapannya.

Raya dan Joey pun sibuk dengan kegiatan masing-masing. Joey dengan kameranya, sedangkan Raya asik bermain dengan anak-anak yang ada di sana.

Joey tersenyum hangat saat melihat Raya bersenang-senang. “Ray,” panggilnya.

Raya menengok. Ia berjalan menghampiri Joey. “Kenapa?” tanyanya.

“Tolong beliin banana milk,” jawab Joey sambil menyerahkan uang kepada Raya.

Raya mendecih. Namun meskipun begitu, ia tetap berangkat membelikan minuman favorit Kakaknya itu.

Tak butuh waktu lama untuk Raya kembali dengan banana milk dan moccha latte di tangannya. “Ckckck.” Ia melihat Joey yang sekarang sedang dikerubungi oleh para wanita. Dirinya memang sadar jika sedari tadi banyak wanita yang curi-curi pandang ke arah Kakaknya.

Raya memang tak memungkiri jika Joey memiliki paras yang rupawan. Ia memang tak ingin melebih-lebihkan, tapi wajah kakaknya itu memang seperti dipahat. Ditambah lagi aura yang dipancarkan oleh sosok Joey semakin menambah daya pikatnya.

Tak ingin mengganggu Joey, Raya lantas putar balik menuju parkiran. “Stop,” ucapnya. “Bisa minum banana milk, kan?” tanyanya. Pria yang ia hentikan tadi pun mengangguk dengan canggung.

“Nih, gratis. Gak beracun, kok,” ucap Raya sembari memberikan minuman milik Joey.

Pria itu menatap Raya yang berjalan pergi meninggalkannya. Tak lama kemudian ada seseorang yang nampak mengejar Raya.

“Raya,” panggil Joey. Ia berlari mengejar adiknya yang sama sekali tak menghiraukannya. “Minuman gue mana?.”

Orang-orang yang ada di sana tertawa melihat tingkah Joey, tak terkecuali pria ini. “Ah, punya pacarnya,” gumamnya sambil menyeruput banana milk di tangannya.

===

Suasana pagi ini di kediaman keluarga Wijaya nampak tenang. Para anggota keluarga sedang mempersiapkan diri menjalani hari.

Hari ini Raya kembali bersekolah, tentunya di sekolah barunya. Ada beberapa sekolah yang menarik perhatiannya. Namun setelah berpikir lumayan lama, akhirnya ia memutuskan untuk bersekolah di tempat sahabatnya.

“Raya,” panggil Dias. Hari ini ia berniat mengantar Raya sekaligus menyelesaikan administrasi di sekolah baru adiknya itu.

“Ayo, Kak,” ucap Raya. Ia sudah siap berangkat sekolah dengan tampilan yang sedikit berbeda. Riasan tipis nampak di wajahnya, rambut sebahunya pun ia biarkan tergerai. “Iya, tahu, Raya cantik,” sindirnya saat melihat semua yang ada di ruang tamu menatapnya.

KlandestinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang