~~•Happy Reading•~~
Semenjak kejadian Candra, para kakak Raya berusaha semaksimal mungkin untuk selalu berada di dekatnya. Jika Raya berada di rumah sendirian, maka salah satu kakaknya pasti akan langsung pulang.
Tak hanya kakak Raya, Sena pun melakukan hal yang sama. Setelah mendengar cerita dari Joey, ia semakin ketat menjaga Raya di sekolah. Dirinya juga sempat mendatangi siswa yang diam-diam memotret Raya. Sesuai dugaannya, orang tersebut adalah suruhan Candra. Sebuah bogem mentah ia berikan sebagai peringatan agar tak mengganggu Raya lagi.
Sedangkan Candra, lelaki itu kini resmi sebagai tahanan penjara. Ia divonis hukuman 2 tahun atas kasus membuntuti orang dan masuk rumah orang lain tanpa izin.
Sementara Raya, kondisinya terus membaik, sampai sekarang dirinya tetap tidak mengingat kejadian malam itu. Hal tersebut justru disyukuri oleh para kakaknya dan juga Sena. Tapi meskipun begitu, mereka tetap berniat meminta pihak hukum melarang Candra untuk berada dekat dengan Raya setelah bebas.
Kini Raya memfokuskan diri pada pendidikannya, apalagi kurang dari sebulan ia akan mengikuti ujian akhir semester. Jadi dirinya harus lebih fokus agar nantinya mendapat hasil yang terbaik.
Suara bel berbunyi menyebabkan suasana yang awalnya damai berubah menjadi riuh. Para siswa berhamburan keluar menuju kantin, tak terkecuali dengan Raya, Sena, dan Imel. Mereka berjalan menuju tempat duduk dengan makanan di tangan masing-masing.
"Gue lapar banget, sumpah," ucap Imel. Ia langsung melahap makanan di hadapannya dengan bersemangat, berbanding terbalik dengan dua orang yang ada di hadapannya.
"Lagi gak nafsu makan?" tanya Imel. "Eh," sambungnya saat Raya dan Sena menghela napas secara bersamaan.
"Lagi ada masalah?" tanya Sena. Ia menjabat tangan Raya saat sahabatnya itu mengangguk. "Sama," ucapnya.
Imel menatap Sena dan Raya secara bergantian. "Mereka gak menyadari keberadaan gue? Kenapa tiba-tiba diri ini jadi mahluk tak kasat mata?" batinnya.
"Teman-teman, gue tahu kalau masalah yang kalian pikul pasti berat. Tapi jangan lupakan jika masih ada manusia lain di sini," ujar Imel. Ia sibuk menunjuk dirinya sendiri berusaha mendapatkan perhatian kedua sahabatnya.
"Gue kepikiran Kak Dias. Selama ini dia berusaha memberi yang terbaik untuk adik-adiknya, sampai-sampai lupa ngurusin hidupnya sendiri," terang Raya. "Gue berharap semoga dia cepat dipertemukan dengan pasangannya," imbuhnya.
Setelah beberapa hari yang lalu menghadiri pernikahan sepupunya, Raya memikirkan satu hal. Kehidupan Dias. Selama ini kakaknya itu terlalu sibuk untuk mengurusi perusahan dan adik-adiknya. Jika dipikirkan, sudah waktunya Dias untuk memiliki keluarga. Memiliki seseorang yang bisa menjadi pasangan sekaligus support system dalam kehidupannya.
Sudah berulang kali Raya menyinggung hal ini, tapi Dias pasti akan selalu mengalihkan pembicaraan. Ia takut Dias menunda memiliki keluarga kecil karena adik-adiknya. Ia memang tak menampik jika dirinya membutuhkan Dias, tapi kakaknya itu juga berhak memikirkan kehidupan pribadinya.
"Gue punya sepupu yang se-spesies sama Bang Dias, namanya Kak Mya. Dia seorang dokter, belum punya pasangan, bahkan kalau dipikir-pikir kayaknya tuh orang jomblo sejak lahir," sahut Sena. Statusnya sebagai anak tunggal menjadikan dirinya begitu dekat dengan sepupu perempuannya itu. Ia bahkan menganggap Mya sebagai kakak kandungnya sendiri.
"Kenapa gak kalian jodohin aja?"
Mendengar gumaman Imel, membuat Raya dan Sena saling berpandangan. Mengapa mereka tidak terpikirkan hal tersebut? Ide sahabatnya itu memang yang terbaik.
![](https://img.wattpad.com/cover/167155954-288-k844307.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin
General FictionRahasia. Kau tahu rahasia? Apakah kau ingin kuberi tahu sebuah fakta tentang diksi ini? Faktanya adalah setiap manusia di dunia ini punya yang namanya rahasia. Aku yakin semuanya pasti tahu, tapi masih banyak yang tidak menyadari hal ini. Kemari...